Jumat , April 18 2025

Tips Ringkas Untuk Khusyu’ Dalam Shalat

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Diantara cara yang bisa kita lakukan agar bisa khusyu’ dalam shalat yaitu:

1. Memahami makna bacaan yang kita baca.

Sesungguhnya kadar pahala kita dalam shalat sangat ditentukan oleh seberapa persen kita ingat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, menghadirkan hati, menghayati ucapan dan gerakan dalam shalat.

Sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu menyatakan:

لَا يُكْتَبُ لِلرَّجُلِ مِنْ صَلَاتِهِ مَا سَهَا عَنْهُ

“Tidaklah dicatat (sebagai pahala) dalam shalat seseorang ketika ia lalai.” (Diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam az-Zuhud no riwayat 1300)

2. Banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Kadang orang sulit untuk mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam shalat, karena ia tidak terbiasa. Ia terbiasa lalai dari mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pada saat datang waktu shalat, maka ia baru berjuang mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bagi orang yang banyak berdzikir, baik di luar maupun di dalam shalat, ketika datang panggilan shalat, lebih mudah baginya untuk menata hati dalam menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena ia telah terbiasa dengan dzikir, sedangkan shalat pada hakikatnya adalah untuk mengingat (berdzikir) kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

“…Dan tunaikanlah sholat untuk mengingatKu.” (Al-Qur’an Surah Thaha {20} Ayat 14)

3. Menjadikan dunia di tangan kita, bukan di hati kita.

Seorang menjadikan “dunia” ditangannya jika ia jadikan seluruh aktivitas kehidupannya -seperti bekerja untuk menghidupi keluarga- sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa. Jika ia menjadikan ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai tujuan utama, jika ia yakin bahwa ia akan bertemu dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan dikembalikan kepadaNya, maka ia tidak akan mudah larut memikirkan urusan dunia. Sebaliknya, jika dunia telah merasuk dalam hatinya, atau bahkan menjadi prioritas utama, jika ia temui permasalahan-permasalahan terkait pekerjaan menjadikan ia susah tidur, selalu memikirkan hal itu setiap waktu, termasuk ketika ia berada dalam shalat, pikiran-pikiran itu akan menyesaki hati dan otaknya.

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45) الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (46)

“Dan minta tolonglah (kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya itu adalah berat kecuali bagi orang yang khusyu’. Yaitu orang-orang yang yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Rabb mereka dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya.” (Al-Qur’an Surah Al-Baqarah {2} Ayat 45-46)

4. Selalu meningkatkan ilmu yang bermanfaat

Semakin seseorang berilmu, semakin tinggi perasaan takutnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Perasaan takut yang diiringi pengetahuan tentang pengagungan Dzat yang ditakuti. Semakin bertambah keilmuan seseorang, semakin kokoh ketauhidannya terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hal itu akan semakin membuatnya khusyu’ di dalam shalat. Ilmu yang bermanfaat hanya bisa didapatkan jika bersumber dari Al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahihah dengan pemahaman para Sahabat Nabi ridhwaanullahi ‘alaihim ‘ajma’in.

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“…Orang-orang yang takut (khosy-yah) kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu.” (Al-Qur’an Surah Faathir {35} Ayat 28).

5. Menghayati dan meyakini bahwa setiap kita berdzikir (di dalam atau di luar sholat), kita sedang berdialog dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjawab bacaan kita dengan jawaban yang sesuai (Hadits Riwayat at-Tirmidzi no. 3352).

Iringi juga dengan keyakinan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melihat gerak-gerik kita dalam shalat (Al-Qur’an Surah Asy-Syu’araa’ {26} Ayat 219-220).

6. Meminta tolong kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar kita bisa mempersembahkan ibadah yang terbaik kepadaNya, kemudian bertawakkal (berserah diri) hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan kepada kita salah satu do’a yaitu:

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Ya Allah tolonglah saya untuk mengingatMu, bersyukur kepadaMu, dan mempersembahkan ibadah yang (ter)baik untukMu.” (Hadits Riwayat Abu Dawud, An-Nasaai, Ahmad).

Permohonan tolong kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini bisa jadi adalah bagian terpenting, karena tanpa pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kita tidak akan bisa khusyu’ dalam shalat. Termasuk bentuk permohonan pertolongan dalam hal ini adalah berlindung dari godaan syaitan yang akan selalu berusaha mengganggu dalam shalat.

Dikutip dari Buku “Memahami Makna Bacaan Shalat” (Sebuah Upaya Menikmati Indahnya Dialog Suci dengan Ilahi).

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses