Selasa , April 22 2025

Halaqah 5 – Pengendalian Emosional Rumah Tangga Rasulullah Ketika Dalam Kondisi Perselisihan dan Lainnya

🌐 WAG Dirosah Islamiyah
Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad

▪🗓 JUM’AT
| 21 Rabi’ul Akhir 1443H
| 26 November 2021M

🎙 Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Fiqih Nikah / Baiti Jannati

🔈 Halaqah 5
📖 Pengendalian Emosional Rumah Tangga Rasulullah Ketika Dalam Kondisi Perselisihan dan Lainnya
🔊 Audio, klik disini atau klik disini
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَمَّا بَعْدُ

Pada kesempatan ini saya ingin mengajak Anda untuk sedikit menyelami bagaimanakah Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam memanage (mengendalikan) emosional beliau, baik ketika senang ataupun ketika sedih, marah, kecewa, ataupun sedang bahagia, karena dengan pengendalian diri inilah keberhasilan dalam mengarungi rumah tangga itu akan terwujud.

Demikian pula tatkala berada dalam kondisi perbedaan, perselisihan, ataupun dalam kondisi emosional yang lainnya. Ketika suami marah, atau istri marah, suami kecewa, ataupun istri kecewa, tidak sepatutnya kekecewaan terhadap pasangan itu menjadikan kita lepas kontrol.

Misalnya: suami karena marah dengan istri, memukul, menyiksa, menyakiti hati ataupun fisik istrinya, tentu itu tidak tepat. Sampai-sampai Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

لَا يَضْرِبْ أَحَدُكُمْ اِمْرَأَتَهُ كَمَا يَضْرِبُ الْبَعِير ثُمَّ يَبِيتُ يُضَاجِعُهَا

“Tidaklah layak seorang muslim memukul, menyakiti istrinya sebagaimana dia memukul unta, kemudian faktanya kalau malam tiba dia menggauli istrinya kembali.”

Itu satu perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan. Bengis, hilang rasa, baru saja melampiaskan amarah dengan pukulan, kemudian dia mengharapkan layanan. Dia menggaulinya, dia melampiaskan nafsunya kepada wanita tersebut, tentu ini mencerminkan perilaku yang sangat buruk, akhlaq yang sangat rendah.

Mungkin Anda berkata, “Bukankah Nabi tidak pernah marah kepada istrinya? Bukankah beliau adalah orang yang paling sabar, orang yang paling baik akhlaknya?” Iya, betul. Tetapi bukan berarti Nabi tidak pernah marah.

Nabi pernah marah kepada keluarganya, Nabi pun pernah kecewa dengan keluarganya. Tetapi marahnya, kecewanya, tidak dilampiaskan dengan membabi buta, memukul, menghina, menyakiti, itulah yang disimpulkan oleh ‘Aisyah Radhiyallahu Ta’ala ‘anha. Beliau mengatakan:

مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ قَطُّ لَمْ امْرَأَةً وَلَا ضَرَبَ وَلَا خَادِمًا

“Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak pernah memukul dengan tangannya, Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak pernah menggunakan tangannya untuk memukul seseorang sama sekali, tidak istrinya, tidak budaknya.”

Kecuali bila agama Allāh telah dinodai, maka bila beliau mendapat agama Allāh dinodai beliau akan segera bangkit menuntut menegakkan hukum Allāh Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika beliau marah, beliau tidak lepas kontrol, sebagaimana ketika beliau senang beliau juga tidak lepas kontrol. Beliau tetap berada dalam kendali, beliau tetap berada dalam koridor syari’at.

Ini keteladanan yang seharusnya kita bangun. Sehingga pada saatnya betul-betul kita akan secara natural (alami) hati kita berawal dari kita, hati kita kemudian berlanjut dengan lisan kita. Kita akan berikrar Baiti Jannati (بَيْتِي جَنَّتِي).

Sungguh rumah tangga yang dibangun dengan keteladanan kepada Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam akan menghasilkan rumah tangga yang sangat indah بَيْتِي جَنَّتِي (rumahku adalah surgaku).

Apalagi kalau semuanya itu, rumah tangga itu dibangun dengan nuansa ibadah, apapun yang dilakukan itu tujuannya adalah untuk menegakkan ibadah ihtisab alallah (إِحْتِسَاب عَلَي اللَّهِ).

Ketika suami memberi nafkah, ketika suami bersabar dengan istrinya bukan karena takut, bukan karena dituntut, bukan karena merasa terhina, atau terpaksa, tidak. Semuanya itu karena ibadah.

Suatu hari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda menggambarkan fakta ini, dan ini nyata dalam kehidupan beliau. Bahwa apapun yang engkau berikan kepada istrimu termasuk sesuap makanan yang engkau berikan,

حَتَّى لُقْمَة تَجْعَلُهَا فِي فَم اِمْرَأَتِكَ لَكَ بِهَا صَدَقَة

“Sesuap makanan yang engkau berikan kepada istrimu itu adalah bernilai ibadah yaitu bernilai sedekah.”

Sampai pun ketika engkau menggauli istrimu,

وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ

“Ketika engkau menggauli istrimu, maka itu bernilai ibadah (bernilai sedekah).”

Kenapa? Karena dengan engkau menggauli istrimu, engkau telah membentengi dirimu dari perbuatan zina, dan engkau juga telah membentengi istrimu dari perbuatan zina.

Subhanallah. Pola pikir yang dibangun begitu indah, andai kita semua mampu meneladani sehingga apapun yang kita lakukan.

Kita duduk di rumah ataupun kita pergi beraktivitas (bekerja), berkarya ataupun kita meladeni istri kita dalam berbicara, bercengkrama, semuanya kita niatkan untuk ibadah kepada Allāh. Niscaya rumah tangga kita betul-betul rumah tangga yang akan harmonis dan aura surga itu akan betul-betul terasa dalam rumah tangga kita.

Baiti Jannati (بَيْتِي جَنَّتِي) Rumahku adalah Surgaku.

Ini yang bisa kami sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini, kurang dan lebihnya mohon maaf.

وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

In Syaa Allah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses