Selasa , April 22 2025

Halaqah 8 – Bab 1 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Pembahasan Hadits Pertama dan Kedua

╔═❖•ೋ°📖° ೋ•❖═╗
               Whatsapp             
Grup Islam Sunnah | GiS
  *☛ Pertemuan ke-198*
╚═❖•ೋ°👥° ೋ•❖═╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓  RABU
       08 Dzulqaidah 1443 H
       08 Juni 2022 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى

📚  *Kitab _Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin_ (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad  ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah*

💽 Audio ke-08: Bab 1 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Pembahasan Hadits Pertama dan Kedua atau klik disini

══════════════

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu. Kita akan membahas sebuah kitab yang ditulis oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu Ta’ala dengan judul: Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam).

Baiklah kita lanjutkan kajian kita.

1) Hadits pertama yang disebutkan adalah hadits ‘Umar Bin Khatthab radhiyallahu Ta’ala anhu.

Ini hadits yang sangat ma’ruf, menjadi hadits yang pertama yang dibahas oleh Al-Imam An-Nawawi dalam kitabnya Arbain Nawawiyah. Al-Imam An-Nawawi mengatakan di sini:

وَعَنْ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ أَبِي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ بْنِ نُفَيْلِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى بْنِ رِيَاحِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُرْطِ بْنِ رَزَاحِ بْنِ عَدِيِّ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ

Ka’ab bin Lu’ay ( كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ ) ini, tempat berjumpanya dengan nasabnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-

كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ بْنِ غَالِبٍ الْقُرَشِيِّ الْعَدَوِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ

Umar mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda”

❲ إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى ❳

“Semua amalan itu harus berniat, dan semua orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan.”

Jadi kalau bicara niat, antum akan dapatkan apa yang antum niatkan. Ingin dipuji orang, antum akan dapatkan. Ingin harta, antum akan dapatkan. Kemudian dikatakan oleh Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam:

❲ فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ، فَهِجْرتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ ❳

“Barangsiapa yang hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya, maka hijrah dia hitungannya menuju Allah dan Rasul-Nya.”

Artinya, orang itu berhijrah, yang mendorong dia adalah Allah dan Rasul-Nya, bukan yang lainnya. Dan dia sedang menuju kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena sejatinya hijrah ini sebelum hijrah fisik, awal yang hijrah adalah hatinya. Maka, barangsiapa yang hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya, maka hijrah dia hitungannya ya menuju Allah dan Rasul-Nya. Kalau menuju Allah dan Rasul-Nya, apa yang akan didapatkan?

❲ لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ❳

“Milik Allah lah segala yang ada di langit dan di bumi”

Kita itu banyak mengharap dari manusia. Karena dalam pandangan kita, dia memiliki sesuatu yang bisa dia berikan kepada kita, atau kita menginginkan sesuatu yang ada pada diri dia. Maka kemudian, kita jadi berharap sama orang tersebut. Maka dikatakan, yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, “maka hijrahnya dia kepada Allah dan Rasul-Nya.”

❲ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا ❳

“Kalau hijrahnya itu karena mengharapkan dunia yang ingin dia dapatkan”

Hijrah karena memang kondisi ekonomi sulit, hijrah karena memang permasalahan di-PHK, kemudian dia cari tempat lain; dia pindah ke tempat itu untuk mengharapkan dunia.

❲ أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا ❳

“Atau dia karena wanita hijrahnya”

❲ فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ ❳

“Maka hijrah dia, sesuai ke tempat yang dia inginkan.”

Allah tidak sebutkan. Usia dunia yang sangat fana engkau kejar-kejar; wanita yang bakal jadi tua, renta, kulitnya keriput, engkau kejar-kejar dia.

Sekarang ini kita berbicara, masyaaAllah, kata-kata hijrah termasuk kata-kata yang viral. Sekarang di mana-mana orang pada menyebutkan hijrah ini itu. Na’udzubillahi mindzalik. Sebagian bahkan menggunakan hijrah dalam hal yang tidak baik. Ana melihat, sejatinya kalimat yang mulia ini ternyata dipakai untuk sesuatu yang tidak baik. Tapi ternyata ada orang yang hijrah, dunia -memang, kata hijrah ini bisa jadi bisa _ilallah_, bisa jadi kepada dunia. Terserah kita mau ke mana. Yang jelas, semua akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Haditsnya diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim.

2) Kemudian hadits yang kedua:

عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللَّهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ

Hadits dari Ummul Mukminin dari ‘Aisyah radhiyallahu Ta’ala anha Ummu Abdillah.

Jadi, ‘Aisyah tidak mempunyai anak, dia meminta izin kepada Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam (wanita yang shalihah). Dia meminta izin sama Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam untuk _berkuniyah_ (untuk pakai kuniyah) dengan nama keponakannya, anaknya Asma’, Abdullah bin Zubair.

قَالَتْ

Dia dikasih izin sama Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam untuk berkuniyah dengan itu. ‘Aisyah mengatakan,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

❲ يَغْزُوْ جَيْشٌ الْكَعْبَةَ ❳

Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam menceritakan tentang sesuatu pasukan yang datang untuk memerangi dan menghancurkan Ka’bah.

❲ فَإِذَا كَانُوا بِبَيْدَاءَ مِنَ الْأَرْضِ، يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ ❳

Ketika pasukan perang ini melakukan perjalanan dan mereka mendekat ke Ka’bah, mereka sampai ke tanah yang lapang dan luas. Apa yang terjadi? Mereka ditelan oleh bumi. Allah buka bumi ini menelan mereka, yang pertama sampai yang terakhir. Artinya tidak tersisa sedikit pun dari mereka.

Kita tahu dengan kejadian Abrahah. Itu kejadian masa lalu. Kejadian ini bisa jadi kejadian nanti, sebelum kiamat, dan kiamat sudah dekat. Ketika Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan hal itu, bahwasanya semuanya habis ditelan bumi,

قَالَتْ : قُلْتُ :

‘Aisyah berkata:

يَا رَسُوْلَ اللَّهِ! كَيْفَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ، وَفِيْهِمْ أَسْوَاقُهُمْ

‘Aisyah heran. Bagaimana, kok semuanya hancur? Kok semuanya ditelan bumi, awal sampai tidak tersisa sedikit pun. Padahal di tengah-tengah mereka itu ada orang-orang pasar. Jadi, pasukan ini besar sekali, sampai pasarnya ikut. Karena perjalanan menuju ke Mekkah membutuhkan waktu panjang, maka orang-orang pasar pun ikut berjualan.

وَمَنْ لَيْسَ مِنْهُمْ؟!

Dan di tengah-tengah mereka ada orang-orang yang bukan dari pasukannya. Mungkin ada seorang yang tadi jualan, bawa anak atau bagaimana, ikut dalam pasukan itu. Semuanya ditelan oleh bumi. Artinya, ‘Aisyah mengherankan apa dosa mereka? Kata Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam:

  ❲ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ، ثُمَّ يُبْعَثُونَ عَلَى نِيَّاتِهِمْ ❳

“Mereka ditelan oleh bumi, orang pertama sampai terakhir; mereka lalu nanti dibangkitkan pada hari kiamat sesuai dengan niatnya mereka.”

Niatnya mau ngapain? Niatnya mau hancurkan Ka’bah, niatnya mau jualan, niatnya mau mendukung mereka, niatnya memberikan kemudahan kepada mereka. Apa niatnya? Walaupun dia tidak ikut-ikut, tapi niat yang menentukan nanti.

Para ‘ulama menjelaskan bahwa hadits ini peringatan buat orang-orang yang berkumpul dengan ahli maksiat. Hati-hati! Azab Allah kalau turun, tidak hanya menimpa pelaku kemaksiatan saja. Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:

{ وَٱتَّقُوا۟ فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مِنكُمْ خَآصَّةً ۖ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ }

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.” (Al-Qur’an Surah Al-Anfal Ayat 25)

Takutlah kalian kepada fitnah, kepada petaka, kepada musibah, yang datang tidak hanya menimpa pelaku dosa. Ingat, tapi menimpa semuanya. Terus nanti bagaimana? Nanti akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka.

Jadi ini peringatan, bahwasanya seorang yang tidak melakukan kemaksiatan tapi berkumpul dengan para pelaku kemaksiatan, dia bisa tertimpa oleh musibah yang menimpa mereka. Karena tugas kita ketika ada kemaksiatan dilakukan adalah ber-amar ma’ruf nahi mungkar. Kita tidak mampu, maka kita meninggalkan mereka mengingkari dengan hati. Kalau tidak, kita akan mendapatkan musibah.

Dan bisa dibayangkan, ketika kejadian tsunami, yang mati apakah orang-orang dewasa saja? Yang tewas apakah pelaku dosa, atau semuanya? Semuanya. Anak kecil, ibu-ibu, semua terkena.

Ketika azab Allah turun, banjir datang, longsor datang, yang terkena itu semua orang. Apa dosa dia? Tidak berbuat dosa. Dia masih kecil. Nanti akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka. Tapi jelas, apabila azab Allah turun, itu bisa mengenai semuanya. Masalah hisabnya nanti pada hari kiamat, sesuai dengan niat mereka.

Thayyib jama’ah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════ 

📣 Official Account Grup Islam Sunnah

🌏 Website GiS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 Website GBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube:

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses