Selasa , April 22 2025

Halaqah 12 – Kriteria Barang Yang Sah Diperdagangkan Bagian Pertama

๐ŸŒ WAG Dirosah Islamiyah
Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad

โ–ช๐Ÿ—“ SELASA
| 09 Rabiโ€™ul Akhir 1442 H
| 24 November 2020 M

๐ŸŽ™ Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. ุญูŽููุธูŽู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰
๐Ÿ“— Kitabul Buyu’ Matan Abu Syuja

๐Ÿ”ˆ Halaqah 12 – Kriteria Barang Yang Sah Diperdagangkan Bagian Pertama
๐Ÿ”Š Audio, klik disini
~~~โ€ข~~~โ€ข~~~โ€ข~~~โ€ข~~~

ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูฐู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู…ู
ุงูŽู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูู‡ู
ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ู†ูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุณู’ุชูŽุนููŠู†ูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุนููˆุฐู ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูุฑููˆุฑู ุฃูŽู†ู’ููุณูู†ูŽุง ูˆูŽุณูŽูŠู‘ูุฆูŽุงุชู ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุง. ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏูู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽู„ูŽุง ู…ูุถูู„ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุถู’ู„ูู„ู’ ููŽู„ูŽุง ู‡ูŽุงุฏููŠูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ูุŒ ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู

Kaum muslimin dan muslimat peserta grup Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati Allฤh Subhฤnahu wa Taโ€™ฤla.

Pada kesempatan ini kita sampai pada pernyataan Al-muallif Al-Imam Abu Syuja’ yang menyatakan,

ูˆูŽูŠูŽุตูุญู‘ู ุจูŽูŠู’ุนู ูƒูู„ู‘ู ุทูŽุงู‡ูุฑู ู…ูŽู…ู’ู„ููˆูƒ ู…ูู†ู’ุชูŽููŽุน ุจูู‡ู ู…ู‚ุฏุฑูŠู† ุนู„ู‰ ุชุณู„ู…

Katanya boleh atau sah ุจูŽูŠู’ุนู ูƒูู„ู‘ู ุทูŽุงู‡ูุฑู memperdagangkan setiap barang, setiap harta yang memiliki kriteria berikut:

ยฐ Pertama ุทูŽุงู‡ูุฑ, barang tersebut suci.
ยฐ Kedua ู…ูŽู…ู’ู„ููˆูƒ, barang tersebut dimiliki oleh penjual.
ยฐ Ketiga ู…ูู†ู’ุชูŽููŽุน ุจูู‡ู, barang tersebut memiliki manfaat, kegunaan dan kegunaan tersebut tentunya halal.
ยฐ Keempat ู…ู‚ุฏุฑูŠู† ุนู„ู‰ ุชุณู„ู…, penjual ketika memperjualbelikannya dia mampu menyerahkan barang tersebut kepada pembeli.

Ada empat kriteria yang dijelaskan dari Al-Imam Abu Syuja’ di sini, kriteria barang yang boleh dan sah untuk diperdagangkan. Namun ada satu hal yang unik dalam pernyataan Al-muallif di sini. Beliau mengatakan, ูˆูŠุตุญ dan sah. Beliau tidak mengatakan ูˆูŠุญู„ุงู„ dan halal.

Kenapa Al-muallif rahimahullah Al-Imam Abu Syujaโ€™ lebih memilih untuk menggunakan kata ุตุญ (sah) dibandingkan kata halal. Padahal seringkali tema-tema semacam ini penyampaiannya disampaikan dalam redaksi halal, bukan sah. Ada satu rahasia penting yang ini perlu dipahami dan saya yakin sudah dipahami oleh setiap orang yang belajar ilmu fiqih.

Bahwa kata sah itu lebih tajam, lebih dalam, lebih tegas dibanding kata halal. Karena tidak semua yang halal kemudian sah. Di sini Al-muallif mengatakan, ูˆูŠุตุญ artinya suatu transaksi itu sah bila objeknya memenuhi empat kriteria. Apa itu kata sah?

Dalam literasi ilmu fiqih kata sah atau shahih itu adalah suatu akad bila dilakukan, maka akan menghasilkan konsekuensi hukumnya. Sehingga dalam konteks berjual beli kalau suatu jual beli dikatakan sah maka jual beli ini akan menghasilkan konsekuensi hukum yaitu pemindahan kepemilikan. Kepemilikan barang dari penjual kepada pembeli dan kepemilikan uang dari pembeli kepada penjual.

Dan di antara konsekuensi suatu akad dikatakan sah adalah akad tersebut juga memindahkan tanggung jawab, resiko dan juga potensi keuntungan. Kalau barang itu telah diperjualbelikan dan telah dinyatakan sah, maka segala risiko yang terjadi pada barang tersebut sejak diserahterimakan kepada pembeli maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembeli.

Kalau terjadi kerusakan, terjadi cacat, maka itu resiko pembeli dan kalau ada keuntungan yaitu misalnya pertambahan nilai atau mungkin beranak, menghasilkan buah dan yang lainnya maka keuntungan tersebut, pertambahan nilai tersebut sah, halal untuk dimanfaatkan dan diklaim atau dimiliki oleh pembeli. Karena dengan terjadinya serah terima barang yang telah diperjualbelikan maka memindahkan kepemilikan dan tanggung jawab atas barang tersebut.

Al-mualif mengatakan,

ูˆูŠุตุญ ุจูŠุน ูƒู„ ุทุงู‡ุฑ

Setiap harta yang ุทุงู‡ุฑ, (suci) maka halal.

Bagaimana dengan harta yang najis? Para ahli fikih dalam Mazhab Syafi’i serta yang lainnya menyatakan benda yang najis itu haram untuk diperdagangkan. Kenapa? Karena memperjualbelikan barang najis itu bertentangan dengan hukum syariat. Bertentangan dengan tujuan syariat, karena Islam memerintahkan kita untuk bersuci, baik mensucikan diri kita, pakaian kita, tempat kita dari semua najis.

Sedangkan berjual beli menuntut kita untuk berinteraksi, menimbang, mengangkat, menyerahterimakan, menyimpan dan lain sebagainya.

Tentu ini tidak sejalan dengan tujuan syariat yang telah jelas-jelas memerintahkan kita untuk bersuci dari benda najis.

ูˆูŽุซููŠูŽุงุจูŽูƒูŽ ููŽุทูŽู‡ู‘ูุฑู’

โ€œDan pakaianmu sucikanlah dari sesuatu yang najis.โ€ [QS Al-Muddatsir: 4]

Kemudian, suatu hari ketika seorang sahabat memberikan kotoran keledai yang telah kering kepada Nabi untuk dijadikan sebagai alat beristinja’ atau beristijmar. Bersuci ketika buang hajat. Maka nabi bersabda,

ุฃูŽู„ู’ู‚ูŽู‰. ุฅูู†ูŽู‘ู‡ูŽุง ุฑููƒู’ุณูŒ

Nabi membuang kotoran keledai tersebut dan kemudian beliau memberikan penjelasan, alasan kenapa dibuang,
ุฅูู†ูŽู‘ู‡ูŽุง ุฑููƒู’ุณูŒ

Karena sejatinya kotoran keledai itu najis.

Ini alasan kenapa barang najis tidak boleh diperdagangkan, sehingga semua barang yang najis, baik najis fisiknya, seperti kotoran manusia, kotoran keledai, kemudian bangkai dan yang serupa, maka itu haram untuk diperjualbelikan.

Ataupun najis tidak suci karena aspek maknawi, seperti berhala, seperti buku-buku yang mengajarkan kemaksiatan, kesyirikan, pornografi, pornoaksi itu secara maknawi najis. Karena Allah Subhanahu ta’ala telah memberikan karakter atau memberikan sifat kepada orang-orang musyrikin,

ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ู…ูุดู’ุฑููƒููˆู†ูŽ ู†ูŽุฌูŽุณูŒ

“Sejatinya orang orang musyrik itu najis.” [QS At Taubah: 28]

Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga telah berfirman perihal khamr,

ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ุฎูŽู…ู’ุฑู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽูŠู’ุณูุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ุตูŽุงุจู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฒู’ู„ูŽุงู…ู ุฑูุฌู’ุณูŒ ู…ูู†ู’ ุนูŽู…ูŽู„ู ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ู ููŽุงุฌู’ุชูŽู†ูุจููˆู‡ู

“Sejatinya khamr, perjudian, mengundi nasib dengan anak panah yang lainnya, itu ุฑูุฌู’ุณูŒ (najis). Dan itu merupakan perilaku setan ููŽุงุฌู’ุชูŽู†ูุจููˆู‡ู (maka tinggalkanlah).โ€ [QS Al-Maidah: 90]

Sehingga semua benda yang najis secara fisik ataupun najis secara maknawi yaitu semua benda yang digunakan untuk berbuat maksiat, yang tidak ada manfaatnya selain untuk perbuatan maksiat, maka itu harus dijauhi. Seperti yang Allah katakan dalam ayat ini, ููŽุงุฌู’ุชูŽู†ูุจููˆู‡ู jauhilah.

Tentu perintah untuk meninggalkan barang-barang yang najis secara maknawi ini tidak sejalan bila kemudian Anda memperdagangkan, memperjualbelikannya dengan dalih, saya tidak main judi, saya hanya menjual dadu, saya hanya menjual kartu remi, saya hanya menjual papan catur dan yang serupa. Karena itu adalah sarana untuk apa? perjudian

Wallahu ta’ala aโ€™lam. Ini yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang yang istimewa.

ู‡ูŽุฏูŽุงู†ูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’. ูŠูŽุณู’ุชูŽู…ูุนููˆู†ูŽ ูฑู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู„ูŽ ููŽูŠูŽุชู‘ูŽุจูุนููˆู†ูŽ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽู‡ู

Ini yang bisa kami sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf.

ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ูˆูŽุจูุญูŽู…ู’ุฏููƒูŽ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ู‘ูŽุง ุฅูู„ูŽูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽ ูˆูŽุฃูŽุชููˆุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ

Sampai jumpa di lain kesempatan.

ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ูุŒ ูˆูŽุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ูููŠู‚ ูˆูŽุงู„ู’ู‡ูุฏูŽุงูŠูŽุฉ

In Syaa Allah Berlanjut

ูˆูŽุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽุจููŠู‘ูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ
ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูู‡ู

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

๐ŸŒ WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)โ‰ˆKelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji ๐ŸŽ™ Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses