Senin , April 28 2025

Halaqah 22 – Takut Kepada Allah

🌐 WAG ARN191
Grup Materi HSI Reguler

🎙 Oleh: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Silsilah Belajar Tauhid

📖 Halaqah 22 – Takut Kepada Allah
🔊 Audio, klik disini
════════════════

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Saudara sekalian, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan pemahaman kepada kita semua.

Halaqah yang kedua puluh dua dari Silsilah ‘Ilmiyyah Belajar Tauhid adalah tentang “Takut Kepada Allah.”

Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan mudharat adalah di tangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata.

Seorang Muslim tidak takut kecuali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak bertawakkal kecuali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

✓ Takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya kepada:

⑴ Merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
⑵ MengagungkanNya.
⑶ Membawanya untuk menjauhi larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
⑷ Melaksanakan perintahNya.

✘ Bukan takut :

⑴ Yang berlebihan, yang membawa kepada keputus-asaan terhadap rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
⑵ Yang terlalu tipis, yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Takut seperti ini adalah ibadah. Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka dia telah terjerumus ke dalam syirik besar, yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam. Misalnya orang yang takut (terkena) mudharat wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut tersebut menjadikan dia merendahkan diri dihadapan kuburannya dan kemudian mengagungkannya.

Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrahim ‘Alaihis salām ketika beliau berkata:

وَلَآ أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِۦٓ إِلَّآ أَن يَشَآءَ رَبِّى شَيْـًٔا

“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharatiku, kecuali apabila Rabbku menghendakinya.” (Al-Qur’an Surah Al-An’ām Ayat 80)

Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang melebihi takutnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala atau melanggar larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, seperti orang yang meninggalkan jihad yang wajib atasnya, karena takut kepada orang-orang kafir atau tidak melarang kemungkaran, karena takut celaan manusia padahal dia mampu.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَآءَهُۥ
فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Sesungguhnya itu hanyalah syaithan yang menakut-nakuti kalian dengan wali-walinya. Karena itu, janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kalian kepadaKu, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (Al-Qur’an Surah Āli-‘Imrān Ayat 175 )

Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah:

⑴ Berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari bisikan syaithan.
⑵ Mengingat sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ

“Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberi manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat, kecuali dengan apa yang sudah Allah tulis, dan seandainya mereka berkumpul untuk memberi mudharat kepadamu, niscaya mereka tidak bisa memberikan mudharat, kecuali dengan apa yang sudah Allah tulis.” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al Albani Rahimahullāh)

Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti:

⑴ Takut kepada panasnya api.
⑵ Takut kepada binatang buas.

Dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah, dan juga bukan takut yang membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ini adalah takut yang tabiat, yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Semoga bermanfaat, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

In Syaa Allah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

2 comments

  1. I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses