Senin , April 28 2025

Halaqah 24 – Menyandarkan Nikmat Kepada Allah

🌐 WAG ARN191
Grup Materi HSI Reguler

🎙 Oleh: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Silsilah Belajar Tauhid

📖 Halaqah 24 – Menyandarkan Nikmat Kepada Allah
🔊 Audio, klik disini
════════════════

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Saudara sekalian, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan pemahaman kepada kita semua.

Halaqah yang kedua puluh empat dari Silsilah ‘Ilmiyyah Belajar Tauhid adalah tentang “Menyandarkan Nikmat Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.”

Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap Muslim bahwa kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

“Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan, maka asalnya adalah dari Allāh.” (Al-Qur’an Surah An-Nahl Ayat 53)

Adalah termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allah. Misalnya, seperti ungkapan:

✘ “Kalau pilot tidak mahir, niscaya kita sudah celaka.”
✘ “Kalau tidak ada angsa, niscaya uang kita sudah dicuri.”
✘ “Kalau bukan karena dokter, niscaya saya tidak sembuh.” dan sebagainya.

Ini semua adalah menyandarkan kenikmatan kepada sebab.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنكِرُونَهَا

“Mereka mengenal nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.” (Al-Qur’an Surah An-Nahl Ayat 83)

Seharusnya kenikmatan tersebut disandarkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dzat yang menciptakan sebab. Yang seharusnya dikatakan adalah:

✓ “Kalau bukan karena Allah, niscaya kita sudah celaka.”
✓ “Kalau bukan Allah, niscaya uang kita sudah hilang.”
✓ “Kalau bukan karena Allah, niscaya saya tidak akan sembuh.” dan sebagainya.

Yang demikian, karena Allah lah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat keamanan, nikmat kesembuhan, dan sebagainya. Sedangkan makhluq hanyalah sebagai alat sampainya kenikmatan tersebut kepada kita.

Kalau Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghendaki, niscaya Allah tidak akan menggerakkan makhluq-makhluq tersebut untuk menolong kita. Ini semua, bukan berarti seorang Muslim tidak boleh berterima kasih kepada orang lain.

Seorang Muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seseorang yang berbuat baik kepadanya, karena mereka menjadi sebab kenikmatan tersebut.

Bahkan diperintahkan pula untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan atau dengan do’a yang baik. Namun pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Semoga bermanfaat, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

In Syaa Allah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, akan segera hadir

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses