Jumat , Juli 11 2025

Halaqah 14 – Motivasi Memperpendek Angan-angan dalam Masalah Dunia

🌐 WAG Bimbingan Islam

🎙 Oleh: Ustadz Abu Rufaydah, Lc. M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Kitab Ahadits ‘Asyri Dzulhijjah Wa Ayyamit Tasyriq: Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Muharram

📖 Halaqah 14 – Motivasi Memperpendek Angan-angan dalam Masalah Dunia
🔊 Audio, klik disini
════════════════

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Pertemuan yang kedua dari Kitab Risalatun Fī Ahāditsu Sahrillāhi Al-Muharram (أَحَادِيْثُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّم) dengan tema:

الْحَثُّ عَلَى قِصْرِ الْأََمَلِ فِي الدُّنْيَا

▪︎ Anjuran untuk Sedikit Angan-angan dalam Kehidupan Dunia

عَنِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : ( كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ ) وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا – يَقُولُ : ( إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ ) أَخْرَجَهُ الْبُخَارِي

عَنِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ

Abdullāh bin Umar radhiyallāhu ta’ala ‘anhumā menceritakan:

أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menepuk pundakku lantas ia berkata:

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

“Jadilah di dunia ini seperti orang asing atau orang yang melintasi jalan.”

وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا – يَقُولُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

Abdullāh bin Umar radhiyallāhu ‘anhumā mengatakan:

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ

“Jika kamu berada di waktu sore maka jangan menunggu sampai datang waktu pagi.

وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ

Jika engkau berada di waktu pagi maka jangan menunggu waktu sore.

وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ

Maka maksimalkan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.

وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

Dan waktu hidupmu sebelum datang kematian.”

(Hadits Riwayat Imam Al-Bukhāri )

Sahabat-sahabat yang dirahmati Allāh Tabāraka wa Ta’āla.

Hadīts ini mewajibkan bagi kita untuk memaksimalkan waktu dan mengurangi angan-angan yang kosong yaitu dengan mendahulukan bertaubat sebelum datang kematian.

Hadīts ini adalah hadīts yang memiliki kalimat pengingat kepada perkara-perkara akhirat dan agar kita tidak tertipu dengan kehidupan dunia, di mana dunia adalah tempat yang fana sekalipun seseorang memiliki umur yang sangat panjang, pada akhirnya kematian akan menjemputnya.

Dia akan melewati waktu dan malam, hari berganti bulan, bulan berganti tahun, dan tahun berganti dengan tahun yang mendekatkan ia kepada kematian. Karena itu selama apapun kehidupan seseorang di dunia, ia tetaplah seperti orang asing dalam perantauan. Orang yang dalam perantauan pada akhirnya akan kembali ke kampung halaman

Atau seperti orang yang melintasi jalan di mana tidak pernah ada orang yang melintasi satu jalan dalam kurun waktu yang sangat panjang, dia akan kembali kepada tujuan awal yaitu menuju kampung akhirat.

Di dalam riwayat lain Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyampaikan bahwa kehidupan dunia ini ibarat seseorang yang safar, kemudian dia berlindung di bawah pohon lalu dia pergi melanjutkan perjalanan.

Berteduhnya ia di bawah pohon itu seperti kehidupan dunia yang sangat singkat,perlahan, dia akan menuju kampung tujuan yang sesungguhnya yaitu kehidupan akhirat.

Karena itu seorang muslim hendaknya memaksimalkan waktu yang sangat singkat ini dengan maksimal beribadah kepada Allāh Tabāraka wa Ta’āla dan jika disertai dengan dosa dan maksiat maka segeralah ia bertaubat kepada Allāh Tabāraka wa Ta’āla.

Setelah Abdullāh bin Umar menyampaikan dua pesan dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tentang kehidupan dunia ibarat orang yang dalam perasingan atau orang yang melintasi jalan. Menunjukkan singkatnya perjalanan keduanya.

Maka beliau menyampaikan:

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ

⑴ Jika kamu berada di waktu sore maka jangan tunggu datang waktu subuh (pagi) atau engkau berada di waktu pagi maka jangan menunggu waktu sore.

Kalimat ini mengajak kita setiap muslim untuk memaksimalkan waktu dan mengurangi angan-angan di dalam kehidupan, ketika dia berada di waktu pagi maka maksimalkan waktu tersebut untuk ibadah jangan menundanya sampai waktu sore. Karena waktu sore bukan milik kita, waktu yang kita miliki adalah waktu yang saat ini kita berada.

Karena itu wasiat yang pertama agar kita tidak menunda-nunda waktu beribadah, justru sebaliknya memaksimalkan waktu yang sedang kita hadapi.

وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ

⑵ Dan maksimalkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.

Seorang muslim akan bisa maksimal beribadah jika jasadnya sehat, ketika ia memiliki badan yang sehat, maka banyak ketaatan yang bisa dia lakukan dan maksimalkan.

Karena itu diwaktu sehat ini seseorang dianjurkan mengoptimalkan waktunya, masanya dengan beribadah kepada Allāh. Karena ketika datang rasa sakit ia akan kesulitan mengerjakan shalat, ia akan kesulitan untuk berpuasa, ia akan kesulitan untuk beribadah haji dan umrah dan ibadah-ibadah yang lainnya.

Wasiat Ibnu Umar yang ketiga,

وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

⑶ Maksimalkan masa hidupmu sebelum datang kematian.

Seorang bisa beramal shalih ketika dia dalam kondisi hidup akan tetapi ketika kematian itu telah datang sirnalah seluruh angan-angan, keinginan untuk beramal shalih, sebagaimana yang Allāh Tabāraka wa Ta’āla firmankan.

قَالَ رَبِّ ٱرۡجِعُونِ ۞ لَعَلِّيٓ أَعۡمَلُ صَٰلِحًا فِيمَا تَرَكۡتُ

“Ya Allāh, kembalikanlah aku ke dunia untuk beramal shalih ketika aku di dunia meninggalkannya.” (Al-Qur’an Surah Al-Mu’minūn Ayat 99-100)

Kehidupan adalah satu kenikmatan karenanya maksimalkan waktu semasa hidup kita dengan beribadah kepada Allāh Tabāraka wa Ta’āla.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga berpesan,

نِعمَتانِ مَغْبُونٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Ada dua waktu di mana manusia tertipu olehnya, yaitu waktu sehat dan waktu luang.” (Hadits Riwayat Al-Bukhāri)

Waktu sehat dan waktu luang adalah nikmat yang sangat banyak, namun kebanyakan manusia tertipu dengannya, karenanya dalam hadīts yang lain Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Maksimalkan lima perkara sebelum terjadinya lima perkara.

شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ

Masa mudamu sebelum masa tuamu.

وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ

Masa sehat sebelum datang rasa sakit.

وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ

Beramallah di masa kita kaya sebelum datang kefakiran.

وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ

Dan luangmu sebelum datang waktu sibukmu.

وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Dan waktu hidup sebelum datang kematian.”

(Hadits riwayat Al-Hakim dalam Al-Mustadraknya 4: 341. Al Hakim mengatakan bahwa hadīts ini shahīh sesuai syarat Bukhāri Muslim namun keduanya tidak mengeluarkannya. Dikatakan oleh Adz-Dzahabi dalam At-Talkhish berdasarkan syarat Bukhāri-Muslim. Syaikh Al-Albāniy dalam Shahīh At-Targhib wa At-Tarhib mengatakan bahwa hadīts ini shahīh)

Dari hadīts-hadīts yang disebutkan kepada kita, yang mana seluruhnya memberikan motivasi kepada kita agar kita memaksimalkan waktu yang kita miliki sebelum waktu itu lepas dari genggam kehidupan kita.

√ Beramallah dengan amalan-amalan yang terbaik sebelum datang masa sakit.

√ Beramallah dengan amalan-amalan yang berkaitan dengan harta sebelum datang kefakiran kepada kita.

√ Beramallah di masa (waktu) yang lapang sebelum kesibukan itu datang.

Teman-teman yang dirahmati Allāh Tabāraka wa Ta’āla.

Semoga Allāh memberikan kepada kita kemampuan untuk senantiasa berdzikir beribadah kepadanya dan Allāh Tabāraka wa Ta’āla melindungi kita dari rasa malas, melindungi kita dari rasa futur, melindungi kita dari menyia-nyiakan waktu yang sangat produktif ini.

Demikian mudah-mudahan bermanfaat. Wallāhu Ta’āla A’lam.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

In Syaa Allah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses