Selasa , April 22 2025

Sepuluh Wasiat Allah Subhanahu Wa Ta’ala


[Intisari Tauhid 5]

▶️ SEPULUH WASIAT ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَوْلُهُ: «قُلْ تَعَالَوْا۟ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا

Firman-Nya, “Katakanlah (Muhammad), “Kemarilah kalian. Aku bacakan hal-hal yang Rabb kalian haramkan terhadap kalian. Yaitu, janganlah kalian berbuat syirik sedikitpun terhadap-Nya…”.”

[Al-Qur’an Surah Al-An’am {6} Ayat 151-153]

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan nabi-Nya untuk mengatakan kepada kaum musyrikin, yang menyembah kepada selain Allah, yang mengharamkan apa-apa yang Allah rezekikan kepada mereka, dan membunuh anak-anak mereka untuk mendekatkan diri kepada berhala-berhala mereka, bahwa mereka mengerjakan hal itu berdasarkan pemikiran akal mereka dan karena tipu daya syaitan terhadap mereka: Kemarilah, aku mengabarkan kepada kalian apa-apa yang pencipta dan penguasa kalian haramkan dengan pengharaman yang sebenarnya, bukan rekaan-rekaan dan persangkaan, melainkan berdasarkan wahyu dari-Nya dan perintah dari sisi-Nya. Hal itu adalah pada apa-apa yang telah Dia wasiatkan kepada kalian dalam sepuluh wasiat berdasarkan tiga ayat tersebut, yaitu:

(1) Janganlah kalian mempersekutukan sesuatu dengan Dia.
Pertama: Dia berwasiat kepada kalian agar kalian tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Ini adalah larangan terhadap kesyirikan secara umum, sehingga mencakup berbagai macam sembahan selain Allah yang dipersekutukan dengan Allah dan meliputi semua jenis ibadah yang Allah dipersekutukan dalam (ibadah) tersebut.

(2) Dan berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak.
Kedua: Dia berwasiat kepada kalian agar kalian berbuat baik kepada kedua orang tua dengan cara berbakti kepada keduanya, menjaga, memelihara, dan menaati keduanya selama bukan dalam rangka bermaksiat kepada Allah, serta dengan tidak meninggikan diri terhadap keduanya.

(3) Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut kemiskinan. Kamilah yang memberi rezeki kepada kalian dan kepada mereka.
Ketiga: Dia berwasiat kepada kalian agar kalian tidak membunuh anak-anak kalian karena takut miskin, yakni jangan mengubur hidup-hidup anak-anak perempuan kalian dan janganlah kalian membunuh anak laki-laki kalian karena takut miskin. Sebab, Akulah yang memberi rezeki kepada kalian dan kepada mereka, bukan kalian yang memberi rezeki kepada mereka, bahkan bukan kalian yang memberi rezeki kepada diri-diri kalian sendiri.

(4) Dan janganlah kalian mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
Keempat: Dia berwasiat kepada kalian agar kalian tidak mendekati perbuatan-perbuatan keji yang tampak dan yang tersembunyi, yaitu kemaksiatan yang tampak atau yang tersembunyi.

(5) Dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar.
Kelima: Dia berwasiat kepada kalian agar kalian tidak membunuh jiwa yang Allah haramkan untuk dibunuh, yaitu jiwa orang yang beriman dan orang yang memiliki perjanjian (atas keselamatan dirinya), kecuali dengan sebab yang dibenarkan untuk dibunuh, yaitu karena qishash, orang yang berzina setelah menikah, atau orang yang murtad setelah memeluk Islam (terdapat penjelasan lebih lanjut).

(6) Dan janganlah kalian dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang terbaik, hingga sampai ia dewasa (serahkanlah hartanya kepadanya).
Keenam: Dia berwasiat kepada kalian agar kalian tidak mendekati harta anak yatim (yaitu anak kecil yang belum baligh yang ditinggal mati oleh ayahnya), kecuali dengan cara yang lebih baik dengan berbagai usaha untuk menjaga dan mengembangkan harta tersebut sampai diserahkan kepada anak yatim ketika anak tersebut telah mencapai masa kematangan, yaitu kelurusan dalam berfikir dan hilangnya sifat dan perilaku dungu bersamaan dengan sampainya masa baligh.

(7) Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.
Ketujuh:

وَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ

“Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan menurut kesanggupannya”, yakni tegakkanlah keadilan dalam mengambil (membeli) dan memberi (menjual) sesuai dengan kemampuan kalian.

(8) Dan apabila kalian berkata, maka hendaklah kalian berlaku adil meskipun terhadap karib kerabat.
Kedelapan:

وَإِذَا قُلْتُمْ فَٱعْدِلُوا۟ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ

“Dan apabila berkata, hendaklah kalian berlaku adil, kendatipun dia adalah kerabat (kalian),” yakni Allah memerintahkan agar kalian bersikap adil dalam perkataan, baik kepada kerabat maupun kepada orang lain, setelah Allah memerintahkan kalian untuk berlaku adil dalam perbuatan.

(9) Dan penuhilah janji Allah.
Kesembilan:

وَبِعَهْدِ ٱللَّهِ

“Dan terhadap perjanjian Allah,” yakni wasiat-Nya yang telah Dia wasiatkan kepada kalian … “Maka tunaikanlah,” yakni patuhilah wasiat tersebut dengan cara menaati-Nya pada perintah dan larangan-Nya, serta mengamalkan kitab-Nya dan Sunnah nabi-Nya.

(10) Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan Ini, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.
Kesepuluh:

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ

“Dan (kubacakan), ‘Sungguh inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah (jalan) itu, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (lain) karena (jalan-jalan) itu akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya,’,” yaitu hal-hal yang sudah Aku wasiatkan pada dua ayat (yang telah disebutkan sebelum ini) berupa meninggalkan laranganlarangan, bahwa yang terbesar adalah perbuatan syirik dan mengerjakan perintah-perintah, bahwa (perintah) terbesar adalah bertauhid. Itulah jalan yang lurus tersebut. “Maka ikutilah (jalan) itu, dan jangan mengikuti jalan-jalan (lain),” yaitu bid’ah-bid’ah dan syubhat-syubhat. “Karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya,” yaitu memalingkan dan memecah belah kalian dari agama-Nya.

Bahwasanya dalam ayat-ayat di atas Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan beberapa larangan, dimulai dengan larangan terhadap berbuat syirik. Larangan tersebut menunjukkan perintah untuk bertauhid sebagai konsekuensinya. Hal ini menunjukkan bahwa tauhid adalah kewajiban yang paling wajib dan bahwa kesyirikan adalah keharaman yang paling besar.

💎 Faedah Ayat:

1. Syirik adalah keharaman yang paling besar, dan tauhid adalah kewajiban yang paling wajib.

2. Besarnya hak kedua orang tua.

3. Keharaman membunuh jiwa tanpa alasan yang dibenarkan, lebih-lebih jika yang dibunuh adalah kerabat sendiri.

4. Keharaman memakan harta anak yatim dan disyariatkannya berbuat untuk kemaslahatan anak yatim tersebut.

5. Kewajiban berlaku adil dalam perkataan dan perbuatan, baik kepada orang dekat maupun orang jauh.

6. Kewajiban memenuhi janji.

7. Kewajiban mengikuti agama Islam dan meninggalkan agama lain.

8. Penghalalan dan pengharaman adalah hak Allah semata.

[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]

📝 Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى

═════════════════
Intisari Tauhid sebelumnya, klik disini
Intisari Tauhid selanjutnya, akan segera hadir

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses