Selasa , April 22 2025

Halaqah 13 – Beberapa Jenis Ibadah Bagian Ketiga

🌐 WAG Bimbingan Islam

🎙 Oleh: Ustadz Mu’tashim, Lc., M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Kitab Ushulul Iman karya Kumpulan Para ‘Ulama

📖 Halaqah 13 – Beberapa Jenis Ibadah Bagian Ketiga
🔊 Audio, klik disini
════════════════

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، أَمَّا بَعْدُ

Para hamba Allāh Subhānahu wa Ta’āla sahabat Bimbingan Islam yang berbahagia. Kita mencoba pertemuan ini masih menyebutkan tentang macam-macam ibadah yang harus kita arahkan kepada Allāh dan tidak boleh kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Di antara macam ibadah lainnya adalah:

• Al-Isti’ānah (الإستعانة)

Meminta pertolongan dengan segala kesulitan kita hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla baik dalam urusan agama maupun dalam masalah dunia kita. Sebagaimana ayat yang sering kita baca setiap hari,

إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (Al-Qur’an Surah Al-Fāthihah Ayat 5)

Dan apa yang dikatakan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam wasiatnya kepada Ibnu Abbās di mana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

إِذَا اِسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ

“Apabila kamu meminta pertolongan mintalah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.” (Hadīts shahīh riwayat At-Tirmidzi)

Di antara macam ibadah lainnya adalah:

• Al-Isti’ādzah (الإستعاذة)

Meminta perlindungan, meminta keamanan dari hal-hal yang ditakutkan hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Apabila kita salah di dalam meminta perlindungan, ketakutan yang sangat, kemudian kita meminta kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla, misalnya kita meminta kepada jin, kepada manusia dari sesuatu yang membahayakan itu maka itu tidak mungkin karena hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang bisa menjalankannya.

Apabila kita meminta kepada selain Allāh maka ini adalah bentuk kesyirikan. Karena kita telah mengarahkan ibadah kita kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ ۞ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ۞

“Katakanlah wahai Muhammad, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu Subuh, dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan.” (Al-Qur’an Surah Al-Falaq Ayat 1-2)

Sehingga di sini menyuruh kita meminta kepada kita untuk berlindung hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dari segala macam kejelekan atau kejahatan atau hal-hal yang tidak disukai dari makhluk Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Di antara macam ibadah lainnya adalah:

• Al-Istighotsah (الإستغاثة)

Al-Istighotsah yang dimaksudkan di sini adalah طلب الغوث meminta supaya diselamatkan dari bahaya dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi manusia. Dia meminta maka mintalah hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla bukan kepada selain Allāh.

Sebagaimana firman Allāh:

إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ

“Apabila kalian meminta kepada Rabb kalian maka pasti Allāh akan mengabulkan apa yang kalian inginkan.” (Al-Qur’an Surah Al-Anfāl Ayat 9)

Allāh akan melindungi akan menyelamatkan kesulitan kalian maka mintalah, istighātsahlah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla bukan kepada makhluk, karena makhluk tidak akan bisa menyelamatkan kita dari mara bahaya, dari kesulitan kita.

Di antara macam ibadah lainnya adalah:

• Menyembelih ( الذبح)

Menyembelih hanya ditujukan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla bukan kepada jin, bukan kepada makhluk Allāh, bukan karena ketakutan, bukan karena untuk kyai, untuk wali dan sebagainya tetapi menyembelih hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana firman Allāh di dalam surah Al-Kautsar ayat 2. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ

“Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allāh).”

Di antara macam ibadah lainnya adalah:

• An-Nadzar (النذر)

Ketika seorang manusia mewajibkan untuk dirinya dengan sesuatu yang tidak Allāh wajibkan baik itu untuk ketaatan ataupun untuk hal-hal mubah yang diperbolehkan oleh Allāh, sehingga dia mewajibkan dirinya dengan sesuatu itu misalnya ketika dia mengatakan, “Kalau saya berhasil maka saya akan bernadzar untuk ibadah haji dan sebagainya”, maka tidak boleh nadzar ditujukan kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Misalnya dengan mengatakan, “Apabila saya berhasil maka saya akan melakukan ini dan itu untuk para wali”, maka nadzar hanya ditujukan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana firman Allāh di dalam surah Al-Insān ayat 7:

يُوفُونَ بِٱلنَّذۡرِ وَيَخَافُونَ يَوۡمًا كَانَ شَرُّهُۥ مُسۡتَطِيرًا

“Mereka memenuhi nadzar dan takut akan suatu hari yang adzabnya merata di mana-mana.”

Mereka orang-orang yang beriman di antara sifatnya adalah memenuhi nadzar-nadzar mereka hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dan dari sebagian macam-macam ibadah tentunya sangat banyak yang hanya ditujukan kepada Allāh terlebih dengan hak Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang tidak diperbolehkan untuk dipalingkan kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sehingga dari macam ibadah, dari awal telah kita sebutkan yang dilakukan oleh anggota tubuh kita maka bisa kita bagi menjadi tiga, di antaranya adalah:

عبادات القلب، كالمحبـة والخوف والرجـاء والإنابـة والخشية والرهبة والتوكل ونحو ذلك.

⑴ Ibadah yang bersifat hati

Misalnya cinta, khouf, takut, roja’, berharap, inabah (kembali) atau bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, takut, tawakal dan yang lainnya. Ini semua adalah macam-macam bentuk ibadah yang bersifat qolbiyyah (hati) yang ada di dalam hati kita.

عبادات اللسان

⑵ Ibadah yang bersifat lisan.

Misalnya seperti kita mengucapkannya tahmid, tahlil, tasbih, istighfar, membaca Al-Qur’an, berdo’a dan sebagainya.

عبادات الجوارح

⑶ Ibadah yang dilakukan oleh anggota tubuh kita seperti shalat, puasa, haji, jihad dan yang lainnya.

Sehingga seluruh ibadah ini, baik yang bersifat qolbiyyah (hati kita), lisan dan anggota tubuh kita bisa jadi semua saling berkaitan satu dengan yang lain. Misalnya shalat pun bersifat lisan dengan mengucapkan bacaan-bacaan yang ada kemudian kekhusyuan yang dilakukan dalam shalat pun bersifat qolbiyyah.

Maka ini semua baik yang bersifat mandiri maupun yang berhubungan satu dengan yang lain harus ditujukan hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dengan ini maka kehidupan kita yang kita lakukan untuk beribadah hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka Allāh akan balas apabila semua ini kita serahkan, kita niatkan dan kita tujukan hanya kepada Allāh dengan cara dan tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Semoga bermanfaat dengan apa yang telah kita bahas sampai saat ini. Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengumpulkan kita di dalam Surga Allāh.

Demikian ini yang bisa kami sampaikan. Wallahu Ta’ala A’lam. Semoga kita diberikan oleh Allah Tabaraka Wa Ta’ala Bimbingan, Taufik, dan Inayah-Nya supaya kita Istiqamah di atas Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

In Syaa Allah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, akan segera hadir

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses