Halaqah 15 – Jenis Najis dan Cara Menyucikannya

Related Articles

Halaqah 48 – Beberapa Kejadian di Padang Mahsyar Bagian Pertama

15 Januari 2025

Halaqah 18 – Mustahabbat (Sunnah-sunnah) Haji Bagian Kelima

14 Januari 2025

🌐 WAG Bimbingan Islam

🎙 Oleh: Ustadz Fauzan Azhiimaa, Lc. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar (الْفِقْهُ الْمُيَسَّرُ)
Panduan Praktis Fikih dan Hukum Islam
📑 Bab Najis-najis dan Bagaimana Cara Menyucikannya

📖 Halaqah 15 – Jenis Najis dan Cara Menyucikannya
🔊 Audio, klik disini
════════════════

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ، وَبَعْدُ
اَللَّهُمَّ انْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَعَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَزِدْنَا عِلْمًا
وَهُدًى وَتُقًى وَصَالِحًا يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Sahabat BiAS yang semoga dijaga oleh Allāh Azza wa Jalla. In Syaa Allah, kita akan kembali membahas tentang kajian Fiqih bersama kami Fauzan Azhiimaa. Kita akan membahas Fiqih Bab Najis-najis juga hal-hal yang berkaitan dengan cara membersihkannya, yang kita ambil dari Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar Fi Dhau i Al-Kitab Wa As-Sunnah (الْفِقْهُ الْمُيَسَّرُ فِي ضَوْءِ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ).

Sahabat BiAS rahimani wa rahimakumullāh. Kita masuk pada:

الباب التاسع: في النجاسات وكيفية تطهيرها وفيه مسائل

Bab Kesembilan: Bab Tentang Najis-najis dan Bagaimana Cara Menyucikannya.

Di sini kita akan masuk pada المسألة الأولى yaitu tentang تعريف النجاسة، ونوعاها :

• Masalah pertama adalah tentang pengertian najis dari dan jenis-jenisnya.

النجاسة: هي كل عين مستقذرة أمر الشارع باجتنابها.

Najis adalah setiap sesuatu yang kotor yang mana syari’at memerintahkan untuk menjauhi sesuatu kotor tersebut. Maka sesuatu itu najis atau tidak standardnya adalah syari’at, ada dalilnya. Baik itu dari Al-Qur’an ataupun As-Sunnah.

Itu adalah najis, pengertian secara syar’iah. Kemudian kita beranjak kepada pembagian najis.

وهي نوعان:

• Najis terbagi menjadi dua:

Yang Pertama: نجاسة عينية أو حقيقية
Yang Kedua: نجاسة حكمية

١. نجاسة عينية أو حقيقية : وهي التي لا تطهر بحال؛ لأن عينها نجسة، كروث الحمار، والدم، والبول.

⑴ Najis عينية atau dzat yang darisananya adalah najis.

Jadi sesuatu ini atau dzat ini adalah najis dari sananya.

وهي التي لا تطهر بحال؛ لأن عينها نجسة

Maka jenis najis seperti ini, dia tidak bisa disucikan karena memang asalnya, dzatnya, dari sananya, dia sudah berupa sesuatu yang najis.

Contohnya seperti apa?

كروث الحمار، والدم، والبول

Seperti; kotoran keledai atau darah atau air seni. Maka ini semua dzatnya adalah najis dan ini semua tidak bisa disucikan.

٢. نجاسة حكمية: وهي أمر اعتباري يقوم بالأعضاء، ويمنع من صحة الصلاة، ويشمل الحدث الأصغر الذي يزول بالوضوء كالغائط، والحدث الأكبر الذي يزول بالغسل كالجنابة

⑵ Najis secara hukum (نجاسة حكمية).

Maksudnya apa?

وهي أمر اعتباري يقوم بالأعضاء

Jadi ini adalah sebuah perkara yang menghukumi sesuatu. Jadi ada sesuatu yang menghukumi kepada badan kita bahwasanya badan kita ini sedang ada najisnya atau mungkin lebih dikenal dengan istilah kita hadats. Jadi kalau orang sedang berhadats artinya dia najis.

Yang mana kalau seandainya dia atau seseorang memiliki najis hukmiyyah (حكمية) ini ويمنع من صحة الصلاة (maka orang tersebut terlarang untuk shalat) dan kalau pun dia shalat maka shalatnya tidak sah.

ويشمل الحدث الأصغر الذي يزول بالوضوء كالغائط

Maka najis حكمية ini seperti hadats kecil yang mana jenis hadats ini bisa dihilangkan dengan wudhu. Seperti orang yang buang air besar, maka kita kategorinya dia sedang terkena najis atau dia sedang berhadats.

Bagaimana agar dia suci? Maka sucinya dengan cara berwudhu.

والحدث الأكبر الذي يزول بالغسل كالجنابة

Begitu juga seperti orang yang hadats akbar, yang mana hadats akbar ini bisa dihilangkan atau bisa disucikan dengan mandi, seperti mandi Junub.

والأصل الذي تزال به النجاسة هو الماء

Asal untuk menyucikan segala sesuatu yang najis adalah air.

فهو الأصل في التطهير

Maka air ini adalah asal untuk membersihkan semua najis-najis.

لقوله تعالى: وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ

“Dan Allāh Azza wa Jalla menurunkan kepada kalian air hujan yang turun dari langit, tujuannya apa? Agar Allāh Azza wa Jalla menjadikan dengan air tersebut kalian bisa bersuci.” (Al-Qur’an Surah Al-Anfāl Ayat 11)

Maka disini syahidnya لِيُطَهِّرَكُمْ menunjukkan bahwasanya air itu adalah asal untuk bersuci walaupun nanti ke depannya akan kita jelaskan bahwasanya untuk menyucikan bisa dengan tanah ataupun bisa dengan sesuatu selain air.

Kemudian kita akan masuk juga kepada pembagian tentang najis menurut kategori berat dan ringannya.

وهي على ثلاثة أقسام:

Dan pembagiannya terbagi menjadi tiga:

نجاسة مغلظة: وهي نجاسة الكلب، وما تولَّد منه.

⑴ Najis Mugholazhoh (yang berat, najis yang parah beratnya).

وهي نجاسة الكلب، وما تولَّد منه

Yaitu najis dari anjing atau sesuatu yang terlahir atau yang dikeluarkan dari anjing. Baik itu air liurnya ataupun kotorannya dan seterusnya.

نجاسة مخففة: وهي نجاسة بول الغلام الذي لم يأكل الطعام.

⑵ Najis Mukhafafah (مخففة), najis yang ringan.

وهي نجاسة بول الغلام الذي لم يأكل الطعام

Maka najis ini hanya satu jenis saja yaitu najis air kencing bayi yang belum makan atau najis dari bayi laki-laki yang belum mpasi, maksudnya bayi 6 bulan ke bawah. Bayi 6 bulan ke bawah, ketika dia kencing maka air kencingnya adalah najis ringan Mukhafafah (مخففة).

نجاسة متوسطة: وهي بقية النجاسات. كالبول، والغائط، والميتة

⑶ Najis Mutawasithoh (متوسطة) yaitu najis yang pertengahan, maka ini selain dari jenis yang kedua tadi, وهي بقية النجاسات yaitu sisa-sisa dari najis yang lainnya. Seperti; air kencing, pup atau bangkai.

Thayyib, itulah sahabat BiAS, yang semoga dijaga oleh Allāh Azza wa Jalla.

Pembahasan yang pertama (المسألة الأولى).

Mudah-mudahan yang telah disampaikan bisa dipahami juga bermanfaat.

Kita cukupkan. Demikian ini yang bisa kami sampaikan. Wallahu Ta’ala A’lam. Semoga kita diberikan oleh Allah Tabaraka Wa Ta’ala Bimbingan, Taufik, dan Inayah-Nya supaya kita Istiqamah di atas Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

In Syaa Allah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini