╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
Whatsapp
Grup Islam Sunnah | GiS
*☛ Pertemuan ke-228*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝
🗓 RABU
27 Dzulhijjah 1443 H
27 Juli 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
💽 Audio ke-28: Bab 02 Taubat ~
Pembahasan Hadits dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu Bag 05
══════════════════
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin dimanapun berada khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu. Kita akan membahas sebuah kitab yang ditulis oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu Ta’ala dengan judul: Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam).
Kita masih berada di Bab Taubat. Hadits yang no 21. Ini hadits yang panjang sekali. Ana akan bacakan Ka’ab menceritakan kisahnya.
Orang-orang jadi berubah sikapnya kepada kami yang tiga ini. Mereka seakan-akan nggak kenal sama kami. Dan seakan-akan bumi tempat dia berpijak pun jadi aneh buat Ka’ab bin Malik.
فَمَا هِيَ بِالْأرْضِ الَّتِي أَعْرِفُ
Ini buminya kayaknya berubah. Kenapa? Karena orang-orangnya sikapnya berubah; tidak diajak bergaul, dijauhin, dikucilkan.
فَلَبِثْنَا عَلَى ذَلِكَ خَمْسِينَ لَيْلَةً
Bayangkan jamaah, proses tobatnya ini, hukuman yang dikenakan kepada tiga orang ini, kata Ka’ab bin Malik, 50 hari. Berubah itu orang-orang, mereka jadi tidak menemani kami, tidak bersahabat dengan kami.
فَأَمَّا صَاحِبَايَ فَاسْتَكَانَا، وَقَعَدَا فِي بُيُوتِهِمَا يَبْكِيَانِ
Adapun dua orang temanku itu, Murarah bin Rabi’ dan Hilal bin Umayyah, dua orang ini akhirnya tidak keluar dari rumah. Mereka tinggal di rumahnya, berdiam diri di rumahnya, nangis kerjanya.
Subhanallah jamaah. Mereka 50 hari nangis di rumah, memohon ampun kepada Allah Jalla Jalaluhu, karena nggak punya alasan, kenapa tidak ikut Perang Tabuk itu. Kemudian,
وَأَمَّا أَنَا فَكُنْتُ أَشَبَّ الْقَومِ، وَأَجْلَدَهُمْ
Kalau aku, aku beda sama dua orang itu. Aku yang paling kuat, yang paling tahan banting di antara mereka. Aku keluar rumah, aku shalat bersama orang-orang Islam di masjid, aku jalan ke pasar dan tidak ada seorang pun yang berbicara kepadaku. Ini keputusan dari Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam. Tidak ada satu orang pun yang berbicara kepadaku.
وَآتِي رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، فَأُسَلِّمُ عَلَيْهِ وَهُوَ فِي مَجْلِسِهِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَأَقُولُ فِي نَفسِي: هَلْ حَرَّكَ شَفَتَيْهِ برَدِّ السَّلَامِ أَمْ لَا؟
Aku itu datang shalat berjamaah bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Selesai shalat, aku datang kepada Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam dan aku mengucapkan salam kepada Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam. Beliau di tempat duduknya, tempat shalatnya, dan aku tidak tahu Nabi menjawab salamku apa tidak. Jadi aku lihat apakah Beliau menggerakkan kedua bibirnya untuk menjawab salamku أو لا (atau tidak).
ثُمَّ أُصَلِّي قَرِيبًا مِنْهُ وَأُسَارِقُهُ النَّظَرَ
Dan aku shalat dekat sama Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam, dan aku mencuri-curi pandang kepada Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam.
Jamaah, ini Ka’ab bin Malik tidak pernah absen dalam perang mana pun, kecuali satu peperangan Tabuk ini dan Perang Badar yang tadi disebutkan. Dan dia termasuk sahabat yang awal masuk Islam. Jadi kita tidak boleh meremehkan dosa yang kita lakukan.
Kata Ka’ab, “Aku curi-curi pandang.”
فَإِذَا أَقْبَلْتُ عَلَى صَلَاتِي نَظَرَ إِلَيَّ
Kalau aku sedang shalat sunah, Nabi itu memandang kepadaku. (Jadi Ka’ab tahu. Dia memang sedang curi-curi pandang).
وَإِذَا الْتَفَتُّ نَحْوَهُ ؛أَعْرَضَ عَنِّي
Kalau aku memandang Beliau, Beliau buang wajahnya, Beliau tidak mau memandang kepadaku.
حَتَّى إِذَا طَالَ ذَلِكَ عَلَيَّ مِنْ جَفْوَةِ الْمُسْلِمِينَ
Sampai ketika berlalu cukup panjang, aku dikucilkan, aku tidak disapa oleh orang-orang Islam masa itu.
حَتَّى تَسَوَّرْتُ جِدَارَ حَائِطِ أَبِي قَتَادَةَ
Sampai satu hari, aku akhirnya menaiki tembok pagar rumahnya Abu Qathadah.
(Jadi dia naik ke temboknya, ke pagarnya, nggak lewat pintunya). Abu Qothadah ini sepupunya, anak pamannya Ka’ab bin Malik.
Diceritakan, Abu Qothadah ini adalah
أَحَبُّ النَّاس إِلَيَّ
Dia adalah orang yang paling aku cintai.
فَسَلَّمْتُ عَلَيهِ فَوَاللَّهِ مَا رَدَّ عَلَيَّ السَّلَامَ
Aku ucapkan salam kepada dia, Demi Allah, dia tidak menjawab salamku.
Kita tahu bahwasanya menjawab salam itu wajib. Tapi ada kondisi tertentu, ternyata kita tidak boleh menjawab salam mereka. Ini disebut _hajr_ dalam Islam, orang ini sedang dikucilkan, sedang dihukum.
فَقُلْتُ لَهُ: يَا أَبَا قَتَادَةَ! أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ هَلْ تَعْلَمُنِي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُوْلَهُ؟
Aku bersumpah dengan Nama Allah, apakah engkau tahu kalau aku cinta kepada Allah dan rasul-Nya?
Ini pertanyaan Ka’ab kepada Abu Qothadah.
فَسَكَتَ
Diam dia, ngomong nggak mau, jawab omongan Ka’ab gak mau.
فَعُدْتُ فَنَاشَدْتُهُ، فَسَكَتَ
Aku kembali minta dengan Nama Allah, dia tetap diam. Aku kembali minta kepada dia yang ketiga kali, lalu dia menjawab.
Apa jawabannya?
فَقَالَ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ
“Allah dan rasul-Nya lebih tahu!”
Ketika itu, kata Ka’ab bin Malik,
فَفَاضَتْ عَيْنَايَ
(Nggak tahan Ka’ab bin Malik. Air matanya mengalir.) Lalu aku meninggalkan dia, sampai aku menaiki temboknya lagi.
فَبَيْنَا أَنَا أَمْشِي فِي سُوقِ الْمَدِينَةِ إِذَا نَبَطِيٌّ مِنْ نَبَطِ أهْلِ الشَّامِ
Ketika aku berjalan di pasar Madinah, tahu-tahu ada orang Nabatiyan. (Orang Nabatiyan ini dari Syam. Ada orang Syam, Nabati itu bisa artinya adalah petani, disebut dari negeri Syam). Tahu-tahu ada orang Nabatiyan dari ahli Syam (penduduk Syam, -ed) datang membawa makanan yang dia jual ke Madinah (ia berdagang di Madinah), dia bertanya,
مَنْ يَدُلُّ عَلَى كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ؟
Siapa yang tahu sama Ka’ab bin Malik? Tunjukkan kepadaku, mana Ka’ab bin Malik! Lalu orang-orang menyebutkan, itu Ka’ab. Maka orang Nabatiyan ini datang membawa surat, “Ini ada surat kepadamu dari Raja Ghassan di Syam.”
Ada raja di Syam, dari kerajaan Ghassasinah. Kata Ka’ab, aku bisa baca, aku orangnya sudah bisa menulis. Lalu aku baca.
Tahu apa isi surat yang diberikan kepada Ka’ab bin Malik?
أَمَّا بَعْدُ : فإِنَّهُ قَدْ بَلَغَنَا أَنَّ صَاحِبَكَ قَدْ جَفَاكَ
Telah sampai kepada kami bahwa temanmu telah mengucilkanmu.
وَلَمْ يَجْعَلْكَ اللَّهُ بِدَارِ هَوَانٍ وَلَا مَضْيَعَةٍ
Allah tidak menjadikan engkau di bumi kehinaan yang kemudian engkau disengsarakan di sana.
فَالْحَقْ بنَا نُوَاسِكَ
Silahkan engkau pindah ke tempat kami. Bergabung dengan kami, kami akan senangkan engkau.
فَقُلْتُ حِينَ قَرَأْتُهَا : وَهَذِهِ أَيضًا مِنَ الْبَلَاءِ
Saat dalam kondisi imannya sedang diuji, dapat ujian yang lebih berat lagi. Maka saat mengatakan, “Ini juga termasuk bala’, “kata Ka’ab bin Malik. Akhirnya Ka’ab bin Malik mengatakan, “Aku berangkat, aku cari tungku api di sana, lalu surat itu aku masukkan ke sana, aku bakar.”
Thayyib jama’ah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
📣 Official Account Grup Islam Sunnah
🌏 Website GiS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 Website GBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube:
Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini
One comment
Pingback: Halaqah 29 – Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu Bagian 6 | AL-HANIFIYYAH