๐ WAG Bimbingan Islam
๐ Oleh: Ustadz Muhammad Idris, Lc. ุญูููุธููู ุงูููููู ุชูุนูุงููู
๐ Kitab ‘Asyratu Asbab Linsyirahis Shadr
(Sepuluh Sebab Untuk Mendapatkan Kebahagiaan Dan Lapang Dada)
๐ Halaqah 1 – Pengertian dan Keutamaan Berlapang Dada
๐ Audio, klik disini
โโโโโโโโโโโโโโโโ
ุจูุณูู
ู ุงูููููู ุงูุฑููุญูู
ูฐูู ุงูุฑููุญููู
ู
ุงููุณููููุงู
ู ุนูููููููู
ู ููุฑูุญูู
ูุฉู ุงูููููู ููุจูุฑูููุงุชููู
ุงูููุญูู
ูุฏู ููููููู ุฑูุจูู ุงููุนูุงููู
ูููู ููุงูุตููููุงุฉู ููุงูุณููููุงู
ู ุนูููู ููุจููููููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ููุนูููู ุขูููู ููุตูุญูุจููู ููู
ููู ุชูุจูุนูููู
ู ุจูุฅูุญูุณูุงูู ุฅูููู ููููู
ู ุงูุฏููููููุ ุฃูู
ููุง ุจูุนูุฏู
Para pendengar dimanapun berada yang dimuliakan Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla. Pertama-tama, marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla dan menjalankan semua perintahnya serta meninggalkan semua larangannya.
Tak lupa, puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla yang telah memberikan dan melimpahkan banyak kenikmatan kepada kita semua, baik itu nikmat Iman maupun nikmat Islam maupun nikmat Ihsan.
Dan yang tak kalah penting adalah nikmat sehat, sehingga kita bisa bersama-sama mengikuti dan mempelajari serta mengambil faedah dari salah satu kitab (kitab kecil) yang ditulis oleh salah satu ulama besar saat ini, yang tinggal di Madinah Al-Munawarah yaitu Syaikh Abdurrazaq ibnu Abdil Muhsin Al-Badr ุญูููุธููู ุงูููููู ุชูุนูุงููู, yang mana kitab ringkas ini beliau tulis bersumber dari salah satu Bab penting yang ditulis Imam Ibnul Qayyim di kitabnya Zaadul Ma’aad (ุฒูุงุฏู ุงููู ูุนูุงุฏ) yaitu Sebab-sebab lapangnya hati dan bagaimana memperolehnya secara sempurna.
Dan Syaikh di sini memberikan judul ุนูุดูุฑูุฉู ุฃูุณูุจูุงุจ ููุงููุดูุฑูุงุญู ุงูุตููุฏูุฑ (Sepuluh Sebab Untuk Mendapatkan Kebahagiaan Dan Lapang Dada).
Telah kita ketahui bersama, bahwa ketentraman hati serta lapang dada adalah dambaan setiap orang bahkan orang non muslim atau orang yang tidak beriman kepada Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla pun menginginkannya. Menginginkan rasa lapang, menginginkan rasa nyaman. Dan itu semua adalah fitrah manusia.
Maka bisa kita dapati seseorang ketika dia sedang mencari rumah, maka dia akan mencari lingkungan rumah yang baik. Dan juga ketika kita mencari pekerjaan, kita mencari pekerjaan yang pasti.
Agar apa? Agar hati kita nyaman, agar dada kita lapang tanpa dibebani oleh rasa-rasa yang akan menyakitkan hati atau mengganggu hati kita. Dan lapang dada merupakan suatu tujuan yang sangat mulia serta merupakan pemberian yang sangat besar yang itu hanya bersumber dari Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla.
Lalu harus kita ketahui bersama bahwa rasa lapang dada dan ketentraman hati ini murni datangnya dari Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla. Dan jikalau ada seseorang atau suatu kaum yang Allฤh berikan harta, keturunan, pangkat, atau hal lain yang itu dipandang satu hal yang sangat besar di dunia ini, maka hal-hal tersebut hanyalah salah satu wasilah (perantara) untuk mendatangkan rasa lapang di hati kita.
Dan bisa jadi Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla datangkan semua hal ini kepada seseorang namun itu semua hanyalah Istidraj dari Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla atau Allฤh ingin menguji hamba ini, apakah dia termasuk hamba yang bersyukur atau tidak.
Sedangkan rasa lapang yang didatangkan dari Allฤh yang berupa karunia, yang didatangkan langsung kepada seorang mukmin, maka jika itu sudah Allฤh berikan kepada seorang hamba, baik itu rezeki berupa harta maupun keturunan. InsyaAllฤh seorang hamba akan merasa tenang dan bukan sebagai ujian.
Dan bagaimana kita mengetahui apakah nikmat tersebut sebagai ujian atau karunia Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla? Sehingga kita bisa semakin termotivasi untuk beribadah karena adanya rezeki ini, kita semakin fokus beribadah dan merasa lapang dada dengan rezeki ini, kecuali kalau kita mempelajari hakikat dari rasa lapang dada. Apa hakikat rasa lapang dada itu dan bagaimana cara mendapatkan?.
Dan sudah banyak kisah yang beredar di antara kita dan kita dapati banyak di antara orang-orang kaya yang mereka bunuh diri, mereka sudah mendapatkan banyak harta, bisa mempunyai mobil mewah, rumah yang mewah, namun kita dapati di surat kabar, dia dikabarkan meninggal dunia dengan cara bunuh diri.
Kenapa itu bisa terjadi?
Apa yang Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla berikan kepada orang itu menjadi cobaan, sehingga ketika Allฤh memberikan rezeki yang banyak kepada dirinya, dia malah terbebani dengan adanya rezeki ini. Sehingga membuat dia depresi (stress) dan berbagai petaka lainnya karena merasa tertekan dan terbebani dengan banyaknya harta kekayaan.
In Syaa Allah pada pertemuan kali ini kita akan mengambil sedikit pelajaran dari muqaddimah atau pendahuluan yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazaq Al-Badr di kitab kecilnya ini.
Syaikh menyebutkan di dalam muqaddimahnya yang dimaksud lapang dada adalah rasa puas serta rasa tenang dan hilangnya rasa tidak nyaman serta masalah dari hati kita dan terus menerus merasa bahagia di dalam kehidupan yang mulia dan baik.
Jadi tidak hanya rasa lapang dada ini bersifat sementara, namun terus menerus. Ketika Allฤh datangkan rasa lapang dada ini kepada kita, baik kita dalam keadaan susah, sedih, maupun dalam keadaan kita diberi kenikmatan, dada kita ini terus merasa lapang dada. Kita ini terus merasa puas dan tenang dengan apa yang telah Allฤh berikan. Walaupun yang Allฤh berikan sedikit, walaupun yang Allฤh berikan belum sesuai dengan keinginan kita.
Namun hakikat dari lapang dada yang sebenarnya di sini adalah rasa lapang dada yang benar-benar kita menerima semua takdir yang Allฤh berikan, menerima semua hal yang Allฤh berikan kepada kita, baik itu nikmat yang sedikit, nikmat banyak, atau Allฤh berikan cobaan kepada kita, namun dada kita bisa merasa lapang kalau Allฤh berikan rasa lapang dada ini kepada kita.
Lalu Syaikh melanjutkan penjelasannya, dan jika Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla telah memberikan rasa lapang dada ini kepada seorang hamba maka itu tanda Allฤh telah memudahkan urusannya sehingga terwujudlah pada hamba tersebut maslahat-maslahat baik pada agama dan dunianya.
Sehingga akan mudah baginya untuk melaksanakan ibadah, melaksanakan ketaatan, dimungkinkan baginya untuk selalu konsisten di dalam melakukan maslahat atau di dalam melakukan kebaikan, dan akan terjamin pula keturunannya.
Dari sini bisa kita ketahui bahwa rasa lapang dada yang benar adalah rasa lapang dada yang akan mewujudkan seorang hamba yang dia terus konsisten di dalam beribadah kepada Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla, bukan lapang dada yang menjadikan seorang hamba terkecoh atau lalai di dalam melakukan ibadah.
Karena banyaknya rezeki yang dia dapatkan, bukannya bertambah imannya atau bertambah rajin melakukan shalat, namun dia malah lalai dari melaksanakan shalat lima waktu karena sibuk dengan dunia dan sibuk dengan apa yang dia dapatkan dari rezeki. Sehingga, semua yang dianggap karunia bukanlah hakikat dari rasa lapang dada. Kenapa? Ini sudah menjadikan hatinya lalai dan ini bukan rasa lapang dada yang sebenarnya.
Demikian ini yang bisa kami sampaikan. Wallahu Ta’ala A’lam. Semoga kita diberikan oleh Allah Tabaraka Wa Ta’ala Bimbingan, Taufik, dan Inayah-Nya supaya kita Istiqamah di atas Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
ุณูุจูุญูุงูููู ุงููููููู
ูู ููุจูุญูู
ูุฏููู ุฃูุดูููุฏู ุฃููู ูููุง ุฅููููฐูู ุฅููููุง ุฃูููุชู
ุฃูุณูุชูุบูููุฑููู ููุฃูุชููุจู ุฅูููููููุ ููุจูุงูููููู ุงูุชูููููููู ููุงููููุฏูุงููุฉ
In Syaa Allah Berlanjut
ููุตููููู ุงูููููู ุนูููู ููุจููููููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ููุนูููู ุขูููู ููุตูุญูุจููู ุฃูุฌูู
ูุนููููู
ููุงูุณููููุงู
ู ุนูููููููู
ู ููุฑูุญูู
ูุฉู ุงูููููู ููุจูุฑูููุงุชููู
Halaqah selanjutnya, klik disini