🌐 WAG Bimbingan Islam
🎙 Oleh: Ustadz Muhammad Idris, Lc. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Kitab ‘Asyratu Asbab Linsyirahis Shadr
(Sepuluh Sebab Untuk Mendapatkan Kebahagiaan Dan Lapang Dada)
📖 Halaqah 3 – Menauhidkan Allah dan Ikhlas dalam Beribadah
🔊 Audio, klik disini
════════════════
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، فَنَسْأَلُ اللَّهَ جَلَّ وَعَلَا أَنْ يُّعَلِّمَنَا بِمَا يَنْفَعُنَا وَأَنْ يَنْفَعَنَا بِمَا عَلَّمَنَا وَأَنْ يَزِيْدَنَا عِلْمًا نَافِعًا وَعَمَلًا صَالِحًا إِنَّهُ وَلِيُّ ذَالِكَ وَالْقَادِرُ عَلَيْهِ، ثُمَّ أَمَّا بَعْدُ
Para pendengar yang dimuliakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Alhamdulillāh, kita masih bisa berkumpul untuk melanjutkan pembahasan kita mengenai sepuluh sebab untuk mendapatkan kelapangan dada. Dimana kita bahas dan kita ambil dari Kitab yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al-Badr hafidzahullāhu yaitu عَشْرَةُ أَسْبَاب لِانْشَرَاحِ الصَّدْر yang beliau tulis dengan ringkas sehingga In Syaa Allah bisa kita pahami dengan lebih mudah.
Dan pada pertemuan yang lalu telah kita bahas muqaddimah atau pendahuluan yang beliau tulis. Dan In Syaa Allah pada pertemuan kali ini kita akan membahas sebab pertama untuk mendapatkan kelapangan dada. Yang mana sebab pertama ini adalah:
السبب الأول: توحيد الله وإخلاص الدين له
Menauhidkan (mengesakan) Allāh Subhānahu wa Ta’āla serta mengikhlaskan seluruh amal ibadah (seluruh agama ini) hanya untuk-Nya.
Syaikh Abdurrazaq hafidzahullāhu memulai pembahasan ini dengan menyebutkan tujuan utama diciptakannya manusia di bumi ini adalah untuk mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Di mana beliau menyebutkan salah satu ayat yang ada di surat Adz-Dzariyāt.
Allāh Ta’āla berfirman:
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Al-Qur’an Surah Adz-Dzāriyāt Ayat 56).
Lalu beliau melanjutkan pembahasannya dengan menyebutkan bahwa manusia diciptakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan memiliki rasa tunduk, taat, dan melakukan apa-apa yang diperintahkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dan ini merupakan fitrah manusia. Sehingga ketika Allāh menciptakan manusia di bumi ini, Allāh sudah memberikan fitrah kepada manusia sehingga manusia bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.
Dan mereka sudah diberikan fitrah dan mengetahui bahwa satu-satunya yang berhak disembah di dunia ini, satu-satunya yang berhak di sembah dikehidupan ini, hanyalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman di dalam surat Al-Jin, yang berbunyi:
وَأَنَّ ٱلْمَسَـٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدًا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid Allāh itu hanyalah milik Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan janganlah kalian berdo’a kepada selain Allah atau menyekutukan-Nya di dalamnya.” (Al-Qur’an Surah Al-Jin Ayat 18).
Maksud dari ayat ini yaitu dengan menyerahkan atau berdoa dengan membersamai sekutu-sekutu Allāh Subhānahu wa Ta’āla (berdoa tidak hanya kepada Allāh, namun juga berdoa kepada selain Allāh) ini yang dimaksud dengan menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ
“Dan tidaklah kalian diperintahkan kecuali untuk menyembah Allāh (satu-satunya) dan melakukan hal itu dengan ikhlas dan hati yang lurus (حَنِيْف).” (Al-Qur’an Surah Al-Bayyinah Ayat 5).
Tujuan diciptakan manusia yaitu untuk mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Lalu Syaikh melanjutkan pembahasannya dengan menyebutkan salah satu buah dari Tauhid. Yang mana hal tersebut berkaitan dengan pembahasan tentang lapang dada. Dimana ketika seseorang mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan menyerahkan seluruh ibadah hanya untuk-Nya, tentu ada hal yang dia capai, terutama hasil tersebut akan dia dapatkan dan dia rasakan langsung di dunia ini.
Yaitu apa? Mendapatkan rasa lapang dada. Dan rasa lapang dada ini akan ia peroleh sesuai dengan apa yang ia lakukan dan apa yang ia kerjakan di dunia ini. Dimana saat seseorang mentauhidkan Allāh dengan sebenar-benarnya, maka Allāh akan memberikan rasa lapang dada yang sesuai dengan Tauhidnya, yang sesuai dengan ikhlasnya.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullāh berkata,
فَأَعْظَمُ أَسْبَابِ شَرْحِ الصَّدْرِ: التَّوْحِيدُ، وَعَلَى حَسَبِ كَمَالِهِ وَقُوَّتِهِ وَزِيَادَتِهِ يَكُونُ انْشِرَاحُ صَدْرِ صَاحِبِهِ
“Sebab terbesar untuk mendapatkan kelapangan dada adalah Tauhid. Sebagaimana kesempurnaan serta kekuatan dan besarnya Tauhid seorang hamba, maka seperti itulah kelapangan dada akan diperoleh.”
Imam Ibnul Qayyim di sini menjelaskan bahwa kelapangan dada seseorang berkaitan erat dengan Tauhid. Jadi seberapa besar kita mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka sebesar itu pulalah kelapangan dada yang Allāh berikan kepada kita.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ
“Maka, apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla untuk menerima agama Islam, lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu?)” (Al-Qur’an Surah Az-Zumar Ayat 22).
Dari ayat ini Allāh menjelaskan bahwa salah satu sebab untuk hidayah, yaitu untuk menerima agama Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan kelapangan dada.
Kelapangan dada untuk menerima Islam itu berkaitan erat dengan Tauhid. Berkaitan erat dengan bagaimana kita mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, memasrahkan semua hal kepada-Nya, meyakini bahwa apa-apa yang kita peroleh, apa-apa yang menimpa kita semua itu berasal dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Lalu Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman di dalam Al-Qur’an surah Al-An’ām Ayat 125:
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ
“Barangsiapa yang Allāh kehendaki baginya hidayah maka Allāh akan lapangkan dadanya untuk menerima Islam dan barangsiapa yang Allāh kehendaki kesesatan baginya, Allāh akan jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit.”
Dari sini bisa kita simpulkan bahwa kelapangan dada untuk menerima agama Islam itu merupakan hidayah serta taufik dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mana harus kita usahakan dengan memperbaiki dan memperbagus semua amalan kita, memperbaiki Tauhid kita, bagaimana kita mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan sebenar-benarnya tanpa menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam semua hal.
Lalu di akhir bab Syaikh Abdurrazaq hafizhahullāhu menuliskan kesimpulan yang bisa kita ambil setelah pemaparan ayat-ayat serta hadits-hadits di atas adalah:
“Bahwasanya Tauhid dan Hidayah merupakan sebab terbesar untuk mendapatkan kelapangan dada. Sedangkan kesyirikan dan kesesatan merupakan sebab utama yang bisa menyempitkan dada kita. Dan sesungguhnya hati yang berada di dada manusia ini, Allāh ciptakan hanya untuk mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla jadi ini merupakan fitrah manusia.”
Fitrah manusia yang sesungguhnya adalah mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla sehingga jika hati keluar dari tujuan penciptaannya, jika dada ini keluar dari tujuan penciptaannya yaitu untuk mentauhidkan Allāh dan hati ini keluar dengan mempersekutukan Allāh di dalam beribadah, maka hati ini akan berguncang.
Hati ini akan dirasuki dan dimasuki dengan perasaan sedih, rasa cemas, rasa gundah, dan rasa galau dan hal-hal lain yang dapat mengotorinya serta hal-hal yang dapat merusaknya. Dan itu semua berkaitan dengan jauhnya kita dari Tauhid serta jauhnya kita dari mengikhlaskan agama ini kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Itulah yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazaq hafizhahullāhu di dalam pembahasan sebab pertama untuk mendapatkan kelapangan dada yaitu Mentauhidkan Allāh, Mengesakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, serta mengikhlaskan semua ibadah (semua agama ini) hanya untuk-Nya.
Dan di akhir kata, marilah kita bersama-sama berdoa semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita hamba-Nya yang terus menerus mentauhidkan Allāh, mengesakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, mengikhlaskan diri kita, mengikhlaskan semua amal ibadah kita hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Sehingga dengan ini, dengan apa yang telah kita kerjakan, Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan dada kita lapang dan memudahkan semua urusan kita. Karena hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla sajalah yang dapat memudahkan serta melancarkan semua urusan kita. Aamiin Yā Rabbil’ālamīn.
Demikian ini yang bisa kami sampaikan. Wallahu Ta’ala A’lam. Semoga kita diberikan oleh Allah Tabaraka Wa Ta’ala Bimbingan, Taufik, dan Inayah-Nya supaya kita Istiqamah di atas Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة
In Syaa Allah Berlanjut
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini
One comment
Pingback: Halaqah 4 - Cahaya Keimanan Karunia Allah Bagian 1 | AL-HANIFIYYAH