Selasa , April 22 2025

Halaqah 5 – Cahaya Keimanan Karunia Allah Bagian 2

🌐 WAG Bimbingan Islam

🎙 Oleh: Ustadz Muhammad Idris, Lc. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Kitab ‘Asyratu Asbab Linsyirahis Shadr
(Sepuluh Sebab Untuk Mendapatkan Kebahagiaan Dan Lapang Dada)

📖 Halaqah 5 – Cahaya Keimanan Karunia Allah Bagian 2
🔊 Audio, klik disini
════════════════

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، فَنَسْأَلُ اللَّهَ جَلَّ وَعَلَا أَنْ يُّعَلِّمَنَا بِمَا يَنْفَعُنَا وَأَنْ يَنْفَعَنَا بِمَا عَلَّمَنَا وَأَنْ يَزِيْدَنَا عِلْمًا نَافِعًا وَعَمَلًا صَالِحًا إِنَّهُ وَلِيُّ ذَالِكَ وَالْقَادِرُ عَلَيْهِ، ثُمَّ أَمَّا بَعْدُ

Para pendengar yang dimuliakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Syaikh Abdurrazaq menjelaskan bahwa keutamaan ini didapatkan oleh seorang muslim yang beruntung, di mana Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan cahaya ini untuk orang-orang yang Allāh kehendaki.

Dan yang dimaksud dengan cahaya di ayat ini adalah cahaya Iman, karena dia melapangkan dada dan meluaskan serta membahagiakan hati. Maka jika cahaya ini hilang dari seorang hamba, maka dada kita akan merasa sempit, sesak. Oleh karena itu, kelapangan hati seorang hamba sangat tergantung dari cahaya keimanan ini.

Imam Ibnu Rajab rahimahullāh berkata, “Hati yang dimasuki cahaya Iman akan merasa lapang dan lega. Karena lega dan lapangnya dada, maka ia akan mudah condong kepada kebaikan, sehingga dia akan mudah melakukan kebaikan, tenang dengan kebaikan yang dia lakukan, dan menerima kebaikan tersebut. Kalau dia sudah menerima kebaikan lawannya adalah dia akan lari dari kebathilan dan membenci kebathilan tersebut, membenci keburukan, serta tidak akan menerimanya.”

Dari sini bisa kita ketahui salah satu kelebihan, faedah, dan keutamaan saat Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan kita cahaya Iman; yaitu mudahnya hati untuk condong melakukan kebaikan dan lari dari melakukan kebathilan (kemaksiatan) kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Maka sudah selayaknya bagi seorang hamba untuk berambisi di dalam mendapatkan cahaya ini, berharap kepada Allāh agar menjadikan kita atau termasuk dari orang yang Allāh muliakan dengan cahaya Iman ini. Karena apa? Karena cahaya keimanan ini murni datangnya dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Di mana Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ ۞ فَضۡلٗا مِّنَ ٱللَّهِ وَنِعۡمَةٗۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ

“Tetapi Allāh menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan Iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itu orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allāh. Dan Allāh Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.” (Al-Qur’an Surah Al-Hujurāt Ayat 7-8).

Dari sini bisa kita mengetahui bahwa keimanan dan cahaya Iman ini murni datangnya dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla, yang mana Allāh berikan kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki, maka sudah selayaknya bagi kita untuk terus meminta kepada Allāh agar menjadikan kita salah satu hamba-Nya yang beruntung yang mendapatkan cahaya keimanan ini. Aamiin Yaa Rabbil’ālamīn.

Lalu Syaikh menyebutkan salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Abdullāh ibni Amr ibni Al-Ash, di mana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

إنَّ الإيمانَ ليَخلَقُ في جوفِ أحدِكم كما يَخْلَقُ الثوبُ الخلق فاسأَلوا اللهَ أن يُجدِّدَ الإيمانَ في قلوبِكم

“Bahwasanya keimanan ini benar-benar bisa menjadi usang di dalam tubuh seseorang dari kalian sebagaimana usangnya pakaian. Maka memohonlah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla agar memperbaharui keimanan di hati kalian.” (Hadits riwayat Ath-Thabrani 14/70, Al-Hakim dan Al-Daylami dalam Al-Firdaus 387, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albaniy).

Dari sini bisa kita ketahui bahwa keimanan itu bisa redup atau usang di dalam tubuh kita. Lalu, mohonlah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, agar Allāh selalu mengupgrade, selalu memperbaharui keimanan di dalam hati kita.

Berkata Imam Ahmad ibni Aslam At-Tusi rahimahullāh, “Iman itu bersumber dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mana ia berikan sebagai karunia untuk hamba-Nya yang ia kehendaki. Di mana ketika Allāh meletakkan cahaya keimanan dihatinya, akan terang hati itu, akan lapang dadanya, serta bertambah keimanannya.”

Dan jika Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menerangi hati seorang hamba serta menghiasinya dengan keimanan, maka itu akan membuatnya mencintai hal tersebut dan hatinya akan mengimani keberadaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Mengimani bahwa Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah satu-satunya Dzat yang berhak untuk disembah, mengimani malaikat-malaikat yang ada di Arsy, mengimani kitab-kitab Allāh, mengimani Rasul-rasul Allāh, dan ia akan mengimani Surga dan Neraka seolah-olah ia melihat langsung hal tersebut. Dan itu semua berkat karunia cahaya yang Allāh tanamkan di hatinya.

Jika seseorang tidak Allāh berikan cahaya berupa taufik ini, maka dia tidak akan beriman. Karena keimanan itu murni datangnya dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dan In Syaa Allah, kita termasuk orang-orang yang diberikan Allāh cahaya keimanan.

Syaikh menutup pembahasan ini dengan menyebutkan bahwa, “Apabila hati ini sudah beriman dan lisan sudah memberikan persaksian akan keimanan, maka anggota tubuh insyaAllāh secara otomatis akan bekerja melaksanakan perintah Allāh Subhānahu wa Ta’āla serta menjalankan semua konsekuensi dari keimanan.”. Karena kita ketahui bahwa keimanan itu memiliki konsekuensi, memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang hamba.

Apabila kita sudah beriman dengan lisan dan sudah memberikan kesaksian, maka In Syaa Allah kita akan menjalankan semua kewajiban ini, menjalankan semua konsekuensi keimanan ini, serta melaksanakan semua hak-hak Allāh yang ada pada diri seorang hamba dan menjauhi semua larangan-laranganNya.

Dan melakukan ini semua karena mengimani dan membenarkan apa yang sudah ada di hati ini berupa Iman dan apa yang sudah diucapkan oleh lisan berupa kalimat syahadat. Dan apabila seorang muslim merealisasikan semua ini maka dia dikatakan sebagai orang yang beriman.

Dari sini bisa kita ketahui bahwa keimanan merupakan taufik, merupakan anugerah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla, yang ia berikan hanya kepada hamba-hamba-Nya yang dicintai dan dikehendaki. Sehingga menjadi hal yang diharuskan bagi seorang muslim untuk meminta kepada Allāh, agar Allāh memperbaharui kualitas keimanan kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dan In Syaa Allah dengan kita selalu meminta kepada Allāh, Allāh akan mengabulkan doa-doa kita.

Demikian ini yang bisa kami sampaikan. Wallahu Ta’ala A’lam. Semoga kita diberikan oleh Allah Tabaraka Wa Ta’ala Bimbingan, Taufik, dan Inayah-Nya supaya kita Istiqamah di atas Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

In Syaa Allah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses