╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
Whatsapp
Grup Islam Sunnah | GiS
*☛ Pertemuan ke-252*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝
🗓 SELASA
03 Shafar 1444 H
30 Agustus 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
💽 Audio ke-52: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhuma
══════════════════
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin dimanapun berada khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu. Kita akan membahas sebuah kitab yang ditulis oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu Ta’ala dengan judul: Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam).
Kita lanjutkan kajian kita.
وَعَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ❲ مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حَزَنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ ❳ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ ( الْبُخَارِي(٥٦٤٢) وَمُسْلِمٌ (٢٥٧٣))
“Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Beliau bersabda, “Tidaklah seorang muslim tertimpa kelelahan, kesakitan, kegelisahan, kesedihan, gangguan, dan kegundahan hati, bahkan duri yang menusuknya, melainkan dengannya Allah menghapuskan kesalahan-kesalahannya.” (Hadits Riwayat Muttafaqun ‘Alaih)
Subhanallah, Jama’ah. Manusia dalam kehidupan ini, kalau kata istilah orang Indonesia, hidup ini seperti roda yang berputar. Kadang kala kita di atas, kadang kala di samping, kadang kala di bawah. Kadang kala kita senang, bisa tersenyum, bahkan tertawa terbahak-bahak. Tapi di saat yang lainnya kita harus bersedih, menangis, menahan diri. Di suatu saat kita bersuka ria, di suatu saat kita berduka. Kita sakit, kita sehat, kita terkena duri, motor bocor rodanya, mobil distater enggak mau hidup, harus didorong. Berbagai macam musibah menimpa kita dalam kehidupan kita ini.
Ternyata disebutkan di sini, itu adalah penghapus dosa. Rasa lelah kita, safar pun, perjalanan itu jadi penghapus dosa. Kita kadang kala di rumah kepikiran sesuatu, “Kok enggak pulang-pulang, anak.” Jadi bersedih, gundah. Itu dihapuskan dosa-dosa kita.
Maka tugas kita menghadapi kehidupan ini, dengan ilmu tadi. Kalau kita berilmu, kita paham, ini ilmunya udah nih, disampaikan oleh Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al-Qudri dari Nabi Alaihis-shalatu wassalam, “Apa saja yang menimpa seorang mukmin; rasa lelah, rasa gundah, rasa sedih, kesulitan yang menimpa dia, penyakit, atau duri, atau apa saja, itu penghapus dosa.”
Jadi apabila kita mengetahui itu penghapus dosa, hidup kita damai. Damai. Kenapa? Ternyata Allah baik banget sama kita. Sampai sesuatu yang terkadang kita penyebabnya, kita kadang kala jalan enggak pakai sandal terkena beling (pecahan kaca) kaki kita, jadi berdarah, jadi penghapusan dosa. Kadang kala ibu-ibu di dapur masak, tanpa sengaja minyak itu nyiprat terkena dia, kadang kala melepuh, penghapusan dosa.
Maka hendaklah seorang muslim ketika mendapatkan musibah langsung dia ingat, “Ya Allah.. dikurangin dosa hamba, In Syaa Allah.”. Oleh karena itu, do’a ketika kita mengunjungi orang yang sakit, apa yang kita katakan?
[ لَا بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ]
/Laa ba’sa thohuurun In Syaa Allah/
“Enggak apa-apa InsyaaAllah, ini penghapus dosa.” Seperti itu. Maka seorang mukmin, sekali lagi, tidak ada buat dia jalan yang paling indah kecuali menerima kenyataan yang ada. Tidak mencari kambing hitam. Tapi yang jelas, dia berusaha untuk menjadikan musibah yang menimpa dia anak tangga untuk menjadi lebih tinggi derajatnya. Dosanya dihapuskan, dia naik ke derajat yang selanjutnya, naik.. naik.. sampai ke tingkat yang tertinggi, In Syaa Allah.
Thayyib jama’ah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
📣 Official Account Grup Islam Sunnah
🌏 Website GiS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 Website GBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube:
Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini
One comment
Pingback: Halaqah 53 - Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu | AL-HANIFIYYAH