🌐 WAG Bimbingan Islam
🎙 Oleh: Ustadz Muhammad Idris, Lc. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Kitab ‘Asyratu Asbab Linsyirahis Shadr
(Sepuluh Sebab Untuk Mendapatkan Kebahagiaan Dan Lapang Dada)
📖 Halaqah 6 – Kembali kepada Allah dan Bertaubat
🔊 Audio, klik disini
════════════════
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، فَنَسْأَلُ اللَّهَ جَلَّ وَعَلَا أَنْ يُّعَلِّمَنَا بِمَا يَنْفَعُنَا وَأَنْ يَنْفَعَنَا بِمَا عَلَّمَنَا وَأَنْ يَزِيْدَنَا عِلْمًا نَافِعًا وَعَمَلًا صَالِحًا إِنَّهُ وَلِيُّ ذَالِكَ وَالْقَادِرُ عَلَيْهِ، ثُمَّ أَمَّا بَعْدُ
Para pendengar yang dimuliakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. In Syaa Allah pada pertemuan kali ini kita akan melanjutkan pembahasan kita mengenai Sepuluh sebab untuk meraih rasa lapang dada yang diambil dari kitab yang berjudul عَشْرَةُ أَسْبَاب لِانْشَرَاحِ الصَّدْر yang mana ditulis oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahumāllāhu Ta’āla.
Pada pembahasan kali ini In Syaa Allah kita akan melanjutkan sebab keempat yaitu:
السبب الرابع: الإنابة إلى الله وحسن الإقبالِ عليه
Kembali kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla yaitu bertaubat kepada-Nya dan menghadap kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan sebaik-baik keadaan.
Kita ketahui bersama bahwa termasuk sebab dari lapang dada adalah kembali kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, menghadap kepadanya dengan sebaik-baik keadaan serta menikmati momentum ibadah kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Yang mana hal ini merupakan salah satu kekhususan umat Islam yaitu bertaubat kepada Allāh, menikmati ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mana ibadah kepada Allāh ini bisa menjadi penyejuk jiwa dan istirahatnya anggota badan kita.
Sejatinya ketaatan dan ibadah bagi seorang muslim adalah pelepas lelah bagi hati dan merupakan istirahat bagi jiwa serta merupakan sesuatu yang enak dipandang oleh mata kita.
Ketika melaksanakan umrah kita akan merasakan kenikmatan, kita akan merasakan euforia, merasakan kebahagiaan dan dada kita akan merasa lapang. Ketika kita khusyuk melaksanakan shalat maka pikiran kita fresh, In Syaa Allah dengan kita rajin melaksanakan shalat, rajin berdo’a, dan rajin bertaubat kepada Allāh, Allāh akan memudahkan semua urusan kita.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullāh berkata, “Kembali kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla serta mencintai dan menghadap kepada-Nya dengan sepenuh hati lalu diikuti dengan menikmati ibadah kepada-Nya maka tidak ada yang lebih melapangkan dada seorang hamba dari hal tersebut.”
Beliau disini memberikan taukid (penekanan) bahwa kembali kepada Allāh serta menghadap kepada-Nya dan menikmati beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah hal yang paling melapangkan dada seorang muslim.
Bahkan terkadang Imam Ibnul Qayyim rahimahullāh berkata, “Jika kehidupanku di Surga seperti keadaan ini, maka aku benar-benar berada di dalam kehidupan yang paling baik.” Yaitu kehidupan ketika menikmati ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, yang mana menikmati ibadah kepada Allāh merupakan salah satu sebab untuk mendapatkan kelapangan dada.
Contoh yang paling mudah yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrazaq di dalam Kitabnya ini adalah melaksanakan Shalat. Betapa banyak di dalamnya yang dapat menyejukkan mata serta mengistirahatkan pikiran dan menenangkan hati seorang mukmin. Bahkan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda kepada sahabat Bilal (muadzin Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam). Hadits dari Abu Dawud dimana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
قُمْ يَا بِلَال فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ
“Berdirilah wahai Bilal dan istirahatkan kami dengan shalat.”
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam memerintahkan Bilal untuk melakukan adzan, yang mana adzan merupakan panggilan untuk melaksanakan shalat. Di sini Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjelaskan bahwa shalat merupakan istirahat bagi seorang mukmin.
Shalat adalah cooldown, shalat adalah aktivitas yang dapat merefresh fikiran kita, aktivitas yang dapat melepaskan semua kepenatan kita, jika kita khusyuk di dalam melaksanakan ibadah ini. Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam An-Nassā’i,
وجُعلتْ قرَّة عيني في الصلاة
“Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menjadikan penyejuk mataku pada shalat.”
Di sini Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjelaskan salah satu keutamaan lain dari melaksanakan shalat yaitu sebagai penyejuk mata.
Syaikh Abdurrazaq hafidzahullāh mengakhiri pembahasan sebab keempat ini dengan menyebutkan perkataan Imam Ibnul Qayyim rahimahullāh yang menjelaskan keseharian ibadah seorang muslim yang bertakwa.
Imam Ibnul Qayyim berkata, “Saat seseorang yang bertakwa terbangun dari tidurnya yang terbesit pertama kali adalah berwudhu dan bergegas melaksanakan shalat sebagaimana yang telah Allāh Subhānahu wa Ta’āla perintahkan. Setelah ia melaksanakan shalat pada waktunya (melaksanakan shalat shubuh pada waktunya) ia menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur’an dan berdzikir, yaitu berdzikir pagi hingga terbit matahari lalu ia melaksanakan shalat dhuha.”
Yang mana keutamaannya kita ketahui jika seorang melaksanakan shalat shubuh lalu mengisi waktu dengan beribadah (dzikir atau membaca Al-Qur’an) hingga terbit matahari lalu melaksanakan shalat dua raka’at maka pahalanya bagaikan umrah.
Kemudian ia pergi untuk mencari rezeki lalu ketika datang shalat Zhuhur ia bersegera bersuci dan mendapatkan shaf pertama di masjid, lalu ia melaksanakan shalat Zhuhur sebagaimana yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla perintahkan dengan menyempurnakan syarat-syaratnya dan menjalankan rukun-rukunnya, juga melaksanakan sunnah shalat dan memenuhi hak-hak bathinnya dari rasa khusyuk serta merasa diawasi.
Jadi syarat agar shalat ini menjadi salah satu qurratu ‘ayun atau penyejuk mata adalah rasa khusyuk serta merasa diawasi oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, serta menghadirkan diri seolah-olah berada di depan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Setelah menyelesaikan shalat, hati dan badan keadaannya terdapat bekas dan pengaruh yang tampak jelas pada lisan serta anggota tubuhnya kalau ia sudah melakukan shalat.
Lalu ia mendapatkan buah dari shalat ini yaitu rasa condong kepada alam akhirat serta mencukupkan diri dari perkara duniawi yang mana perkara duniawi ini menipu. Dan hamba tersebut mengurangi dari terlalu berlebihan di dalam urusan dunia serta mengurangi semangat untuk mendapatkan dunia ini.
Dan shalat seorang mukmin mencegah dari melakukan perbuatan yang tercela dan mungkar yang mana shalat juga membuahkan keinginan atau menumbuhkan rasa keinginan seorang hamba untuk berjumpa dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, seorang hamba akan rindu untuk berjumpa dengan Rabb-Nya. Serta membuat hamba tersebut lari dari semua hal yang dapat memisahkan dirinya dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Disini Imam Ibnul Qayyim menjelaskan beberapa keutamaan dan aktivitas seorang hamba mukmin yang mana ketika dia khusyuk ketika shalat akan menumbuhkan keimanan, menumbuhkan rasa ingin berjumpa dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita salah satu hamba-Nya yang khusyuk di dalam melaksanakan shalat. Sehingga membuat kita semakin rindu berjumpa dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, rindu dengan Surga dan menumbuhkan rasa tenang di dalam jiwa kita dan menumbuhkan lapang dada di dalam dada kita. Aamiin Yā Rabbil’ālamīn.
Demikian ini yang bisa kami sampaikan. Wallahu Ta’ala A’lam. Semoga kita diberikan oleh Allah Tabaraka Wa Ta’ala Bimbingan, Taufik, dan Inayah-Nya supaya kita Istiqamah di atas Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة
In Syaa Allah Berlanjut
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini