╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
Whatsapp
Grup Islam Sunnah | GiS
*☛ Pertemuan ke-291*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝
🗓 SENIN
29 Rabi’ul Awwal 1443 H
24 Oktober 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
💽 Audio ke-91: Bab 05 Muraqabah ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu
══════════════════
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin dimanapun berada khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu. Kita akan membahas sebuah kitab yang ditulis oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu Ta’ala dengan judul: Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam).
Hadits yang selanjutnya. Ini hadits yang sangat panjang sekali, berkaitan dengan cerita tiga orang أَبْرَصَ, وَأَقْرَعَ, وَأَعْمَى (abrash, aqra’, wa a’maa). Satu orang yang terkena penyakit kulit, satu orang yang kena sakit kepala sehingga dia botak, satu buta. Ceritanya panjang dan ana rasa kita cukup membaca artinya.
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya dia pernah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil yang bertubuh belang, berkepala botak, dan bermata buta. Allah hendak menguji mereka, lalu dia mengutus satu malaikat kepada mereka. Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang berpenyakit belang kemudian bertanya, “Apa yang paling kamu sukai? Warna yang bagus, kulit yang indah, dan hilangnya apa yang menjadikan orang lain jijik kepadaku ini.” Jawab si belang. Lalu malaikat itu mengusap tubuhnya, sehingga hilang kotoran, penyakit pada dirinya. Dan diberikanlah kepadanya warna yang bagus dan kulit yang indah. Selanjutnya, malaikat itu bertanya, “Harta benda apa yang paling kamu sukai? Dia menjawab: unta, atau dia menjawab sapi.” Perawi ragu tentang hal ini. Lalu diberikanlah unta yang sedang hamil. Malaikat itu pun berkata, “Mudah-mudahan Allah berikan berkah kepadamu, melalui unta ini.” Setelah itu, malaikat tadi mendatangi orang yang botak dan bertanya, “Apa yang paling kamu sukai? rambut yang indah dan dihilangkannya apa yang menjadikan diriku ini dihinakan oleh orang-orang.” Jawab si botak. Malaikat itu pun mengusap kepalanya, sehingga hilanglah apa yang membuat dirinya terhina. Maka diberikanlah rambut yang bagus oleh malaikat itu kepadanya. Selanjutnya malaikat itu bertanya, “Harta benda apa yang paling kamu sukai? dia menjawab, sapi. Maka diberikanlah kepadanya seekor sapi yang sedang hamil.” Lantas malaikat itu berkata, mudah-mudahan Allah memberikan berkah kepadamu melalui sapi ini. Setelah itu malaikat tadi mendatangi orang yang buta lalu bertanya, “Apa yang paling kamu sukai? Aku mengharap Allah mengembalikan penghilatanku, supaya aku dapat melihat orang-orang.” Jawab si buta. Malaikat itu pun mengusap matanya, sehingga Allah mengembalikan penglihatannya. Malaikat itu pun bertanya, “Harta benda apa yang paling kamu sukai? Dia menjawab, kambing. Maka diberikanlah kepadanya seekor kambing yang sedang hamil.” Beberapa waktu kemudian unta, sapi dan kambing tersebut berkembang biak hingga si belang mempunyai satu lembah unta, si botak mempunyai satu lembah satu, dan si buta mempunyai satu lembah kambing. Malaikat Allah ini kemudian mendatangi si belang dengan penampilan seperti dirinya dahulu, yakni ada dalam kondisi seperti yang dialaminya dahulu, sebagai seseorang yang berpenyakit belang. Seraya memohon, “Sesungguhnya aku ini adalah seseorang yang miskin dan aku kehabisan perbekalan di tengah perjalananku, kini tidak ada seorang pun yang bisa mengharapkan memberikan pertolongan kecuali Allah, lalu pertolonganmu. Aku meminta seekor unta kepadamu demi Rabb yang telah memberimu warna yang bagus, kulit yang indah serta harta benda yang melimpah. Sehingga dengannya, yakni hewan tunggangannya yang diminta olehnya aku dapat melanjutkan perjalananku.” Orang yang dahulunya berpenyakit belang itu menanggapi, hak-hak orang yang aku beri sangatlah banyak. Sehingga aku tidak dapat membekalimu apa-apa. Maka malaikat itu bertanya, “Sepertinya aku mengenalmu, bukankah dahulu kamu berpenyakit belang yang dihinakan orang-orang dan juga seorang miskin, sebelum Allah memberimu karunia seperti sekarang.” Tetapi si belang berseru “Sesungguhnya kekayaan ini aku peroleh secara turun temurun dari nenek moyang kami. Malaikat lantas menegaskan, “Jika kamu berbohong, maka mudah-mudahan Allah menjadikan dirimu seperti keadaanmu semula.” Selanjutnya, malaikat mendatangi si botak dalam wujud seperti dirinya dahulu. Lalu malaikat Allah mengatakan kepada orang ini seperti yang dikatakannya kepada si belang. Namun si botak juga menolak untuk memberikan pertolongan seperti halnya si belang. Maka malaikat itu menegaskan kepadanya, “Jika kamu berbohong, mudah-mudahan Allah menjadikan dirimu seperti keadaanmu semula.” Lalu malaikat tadi mendatangi si buta, dengan wujud dan penampilan seperti dirinya dahulu. Malaikat itu mengadu, “Sesungguhnya aku ini seorang miskin, serta aku kehabisan bekal di tengah perjalananku ini. Kini tidak ada seorang pun yang bisa ku harapkan agar dapat memberikan pertolongan kecuali Allah, kemudian pertolongan darimu.” Aku meminta seekor kambing saja kepadamu. Demi Rabb, yang sudah mengembalikan penglihatanmu. Satu tunggangan yang akan dapat mengantarkan diriku sampai perjalananku. Orang itu menjawab, “Dahulu aku juga orang yang buta sepertimu, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka ambilah sebanyak yang kamu suka dan tinggalkanlah sebanyak yang kamu kehendaki. Demi Allah, aku tidak akan membebani dirimu dengan meminta ganti rugi dari sesuatu yang telah kamu ambil karena Allah.” Lalu malaikat itu berkata, “Pegang atau periharalah hartamu. Karena sebenarnya kalian tengah diuji. Dan sesungguhnya Allah telah meridhaimu dan dia murka terhadap kedua sahabatmu. Si belang dan si botak.” (Hadits Riwayat Muttafaqun ‘Alaih)
Subhanallah, Jama’ah. Ini cerita kisah dari Bani Israil. Allah sering kali menceritakan tentang Bani Israil, kisah Nabi Musa ‘Alaihissalam. Setelah Nabi Musa ‘Alaihissalam, bagaimana kondisi Bani Israil. Karena sesungguhnya dalam kisah itu ada pelajaran.
{ …فَٱقْصُصِ ٱلْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ }
“…Ceritakan kepada mereka cerita-cerita tersebut, agar mereka berpikir.” (Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 176)
Ada orang yang kasih nasihat enggak masuk, tapi dikasih cerita bisa menerima. Maka, Allah banyak menceritakan dalam Al-Qur’anul Karim. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menceritakan dalam hadits-hadits yang sahih. Namun, ada cerita-cerita Israiliyah yang dikenal dengan Israiliyat, yang disebutkan oleh ulama-ulama Bani Israil dalam kitab-kitab mereka.
Bagaimana sikap kita menghadapi cerita-cerita Israiliyat? Para ulama menjelaskan, sikap kita menghadapi cerita tersebut. Sebelum kita mengkaji tentang hikmah dari masalah pengawasan Allah dalam tiga orang ini.
1) Yang pertama, kisah yang dibenarkan oleh agama kita. Maka, kita membenarkannya.
2) Yang kedua, kisah yang agama kita memang mendustakan (batil cerita tersebut). Seperti cerita tentang Nabi Dawud ‘Alaihissalam; yang dia ingin dengan istri salah satu panglima perangnya disuruh pergi. Sesuatu yang bertentangan dengan sifat seorang nabi, maka ditolak.
3) Yang ketiga, ada kisah-kisah yang tidak ada penolakan dalam agama kita dan juga tidak ada yang membenarkannya. Maka, kita tawaqquf (diam); kita ceritakan sebagai sebuah cerita yang ada ibrahnya, tapi tanpa mendustakan dan tanpa mempercayainya, sebagai sebuah pelajaran.
Kisah yang baru saja dibaca adalah kisah yang berkaitan dengan tiga manusia, yang satu belang (kulitnya rusak), mungkin sebagian berkata ya ada yang putih, ada yang tetap warna kulit yang biasa, sehingga orang-orang jijik sama dia; yang satu botak (rambutnya yang rusak), kadang kala kita lihat orang, orang ada yang botak tapi indah, tapi ini penyakit; yang ketiga yang buta.
Kemudian, Allah mengirim malaikat untuk memberikan kepada mereka kesembuhan dan rezeki, dikasih sama Allah. Banyak di antara kita yang tatkala diuji dengan kemiskinan dia sukses, tapi diuji dengan kenikmatan, gagal. Ketika susah MasyaaAllah, shalat malam, shalat tahajud, shadaqah, puasa. Tetapi, tatkala Allah berikan kesuksesan, dia berada seperti dua dari kalangan Bani Israil, ini atau satu, seperti yang buta.
• Yang pertama adalah orang yang belang; Allah kasih unta, Allah kasih kesembuhan.
• Yang kedua orang yang botak; Allah kasih kesembuhan, jadi indah rambutnya. Allah kasih rezeki, sapi, unta yang hamil, sapi yang hamil, beranak pinak.
• Yang buta disembuhkan; dikasih seekor kambing.
Di sini, Jama’ah. Ada isyarat penting, bagaimana seseorang yang memelihara seekor kambing itu akan tawadhu, akan lembut hatinya. Berbeda dengan yang memelihara sapi atau yang memelihara unta. Apalagi unta yang tinggi besar, orang gagah berdiri di atasnya yang kadang kala membuat dia menjadi sombong dan meremehkan orang.
Dua orang ini ketika diminta, diminta.. tahu dia dikasih rezeki, dikembalikan kepada dia (kesehatan dia, dijadikan orang kaya), diminta. Enggak banyak yang diminta, apalah dia ibnu Sabil (musafir yang terputus perjalanan), malaikat ini dalam wujud tuh orang mengingatkan dia, dia dulu seperti itu. Tapi lupa, minta hanya seekor kendaraanlah, bisa pulang dia.
الْحُقُوْقُ كَثِيْرًا
Haduh .. banyak hak-hak yang harus dipenuhi. Enggak ada!
Kemudian, dia berdusta lagi. Mengatakan, “Enggak, aku tidak pernah sakit, ini harta adalah warisan dari orang tua.”
Dusta! Enggak hadir pengawasan Allah.
Tapi itulah, Jama’ah, orang kalau sudah lalai; lalai! Seharusnya kita yang pernah miskin, ketika melihat orang miskin tergerak hati kita untuk membantu. Kita diajari di bulan Ramadhan untuk merasakan lapar; lapar! Supaya engkau tahu ada orang-orang yang lapar. Di situ muncul perasaan ingin membantu orang. Tapi, ada yang di bulan Ramadhan juga enggak tergerak hatinya.
Yang buta ingat dengan nikmat Allah, ingat! “Iya, dulu aku buta, dulu aku miskin, Allah jadikan aku seperti ini.” Silakan engkau ambil! Dan kenapa seorang takut ketika berbagi harta?
{ إِن تُقْرِضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَٰعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۚ وَٱللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ }
“Kalau kalian ngutangin Allah (ngutangin Allah arti tatkala kita memberi, kita sejatinya ngutangin Allah), Allah akan lipat gandakan (balasan) buat kalian. Plus diampuni dosa-dosa kalian, dan Allah [شَكُورٌ حَلِيمٌ], Allah tuh Maha Bersyukur.” (Al-Qur’an Surah At-Taghabun Ayat 17)
Engkau kasih satu, Allah balikkan sepuluh, Allah balikkan tujuh ratus kali lipat. Tapi, ketika pengawasan Allah tidak kita hadirkan, kebesaran Allah tidak kita hadirkan, dan biasanya tadi kekayaan ini, Jamaah, terkadang membuat orang melampaui batas. Maka sejatinya, penyakit adalah penyuci dosa yang mengembalikan orang kepada rel yang seharusnya dia lewati.
Thayyib jama’ah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
📣 Official Account Grup Islam Sunnah
🌏 Website GiS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 Website GBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube:
Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me? https://www.binance.com/register?ref=P9L9FQKY