🌐 WAG Bimbingan Islam
🎙 Oleh: Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar (الْفِقْهُ الْمُيَسَّرُ)
Panduan Praktis Fikih dan Hukum Islam
📑 Kitab Shalat
📖 Halaqah 1 – Definisi Shalat dan Keutamaannya
🔊 Audio, klik disini
════════════════
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، اَلَّذِى أَنْزَلَ شَرِيعَةَ الْإِسْلَامِ هُدًى لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِمَامُ الْخَاشِعِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن، أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral Ikhwati wa Akhawat, Para sahabat Bimbingan Islam yang semoga dirahmati dan diberkahi Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Pada pertemuan perdana ini kita akan belajar bersama-sama memahami Kitab Shalat yang diambil dari Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar yang ditulis oleh sejumlah ulama di antaranya adalah Prof. Dr. Abdul Aziz Mabruk Al-Ahmadi, Prof. Dr. Abdul Karim Bin Shunaitan Al-Amri, Prof. Dr. Abdullah Bin Fahd Asy-Syarif, Prof. Dr. Faihan Bin Syali Al-Muthairi hafidzahumullāhu ta’āla jami’an.
Akhawati Fīllāh A’ādzaniyallāh wa Iyyakum Jami’an. Pelajaran kita pada pertemuan kali ini yaitu tentang Kitab Shalat (كِتَابُ الصَّلَاة). Adapun pembahasannya yaitu:
⑴ Definisi Shalat (تَعْرِيفُ الصَّلَاة).
⑵ Keutamaan Shalat (فَضْلُ الصَّلَاة).
• Pembahasan Pertama | Definisi Shalat
Shalat secara Bahasa:
الصلاة لغة: الدعاء
Secara bahasa shalat adalah berdo’a.
Shalat secara Istilah:
وشرعا: عبادة ذات أقوال وأفعال مخصوصة مفتتحة بالتكبير مختتمة بالتسليم
Menurut istilah syar’i shalat adalah ibadah yang terdiri dari ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan khusus yang diawali dengan Takbir dan diakhiri dengan Salam.
Adapun Pembahasan shalat secara terperinci akan kita jelaskan pada bab-bab berikutnya, insyaAllāhu ta’āla.
• Pembahasan Kedua | Keutamaan Shalat
Shalat merupakan rukun Islam yang paling ditekankan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla sesudah dua kalimat syahadat, bahkan shalat merupakan tiangnya agama Islam.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mewajibkan kepada Nabi-Nya (Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam) pada malam Mi’raj di atas langit ke tujuh.
Apa itu Mi’raj? Mi’raj adalah perjalanan di malam hari Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dari Masjidil Aqsa menuju Shidratul Muntaha yang ada di atas langit ke tujuh.
Hal ini menunjukkan tentang pentingnya Shalat dalam kehidupan seorang Muslim. Dahulu Nabi kita Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam apabila ditimpa suatu perkara yang sangat berat maka beliau segera melaksanakan Shalat. Adapun tentang keutamaan dan anjuran mendirikan Shalat, maka disana terdapat banyak hadits.
Di antaranya sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Shalat lima waktu, Jum’at hingga Jum’at berikutnya dan bulan Ramadhan hingga bulan Ramadhan berikutnya adalah sebagai pelebur-pelebur dosa di antaranya (di dalamnya) selama dosa-dosa besar dijauhi (ditinggalkan).” (Hadits shahīh riwayat Muslim no. 233).
Para ulama menjelaskan bahwa dosa-dosa yang dihapus oleh Allāh dengan sebab mengerjakan shalat hanyalah dosa-dosa kecil, adapun dosa-dosa besar, maka akan diampuni Allāh dengan mengerjakan satu amalan yaitu taubat Nasuha yaitu taubat yang sempurna (total).
Kemudian hadits kedua yang menunjukkan tentang keutamaan Shalat, yaitu sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَىْءٌ؟ قَالُوا لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالَ فَكَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا
“Bagaimana menurut pendapat kalian seandainya ada sebuah sungai di depan pintu salah seorang dari kalian, lalu dia mandi dari sungai tersebut setiap hari sebanyak lima kali, apakah masih tersisa sedikit dari kotoran yang melekat di tubuhnya?” Mereka para sahabat menjawab, “Tidak tersisa sedikit pun dari kotoran di dalam tubuhnya tersebut”, maka Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Demikianlah perumpamaan shalat lima waktu, Allāh menghapus atau melebur kesalahan-kesalaham hamba dengan shalat.” (Hadits shahih riwayat An-Nasā’i no. 462).
Demikian Wallahu Ta’ala A’lam. Semoga kita diberikan oleh Allah Tabaraka Wa Ta’ala Bimbingan, Taufik, dan Inayah-Nya supaya kita Istiqamah di atas Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة
In Syaa Allah Berlanjut
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini