Selasa , April 22 2025

Halaqah 122 – Bab Istiqamah ~ Pembahasan Al-Qur’an Surah Hud Ayat 112

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                  Whatsapp             
     Grup Islam Sunnah | GiS
       *☛ Pertemuan ke-322*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com

🗓  SELASA
         12 Jumadil Awal 1444 H
         06 Desember 2022 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى

📚  Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽  Audio ke-122: Bab Istiqamah ~ Pembahasan Al-Qur’an Surah Hud Ayat 112

══════════════════

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin dimanapun berada khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu. Kita akan membahas sebuah kitab yang ditulis oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu Ta’ala dengan judul: Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam).

Kita masuk ke بَابُ الْإِسْتِقَامَةِ (Bab Al-Istiqamah). Sering kali kita mendengar ucapan istiqamah. Bahkan banyak orang berdoa atau minta didoakan supaya terus istiqamah, yang artinya berada di jalan yang lurus, melaksanakan perintah Allah, menjaga ketaatan, menjauhi larangan, tidak berlebih-lebihan dalam beragama, tidak belok kanan-kiri, tapi lurus terus.

Disini Al-Imam An-Nawawi menyebutkan beberapa ayat yang berkaitan dengan istiqamah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:

{ فَٱسْتَقِيمُوٓا۟ إِلَيْهِ وَٱسْتَغْفِرُ }

“Kalian beristiqamahlah menuju kepada Allah Jalla Jalaluh, kepada Tuhan yang satu,”

Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:

{ وَٱسْتَغْفِرُ }

“Dan beristighfarlah kalian.” (Al-Qur’an Surah Fushshilat Ayat 6)

Ini sebagai pertanda bahwa seorang yang berusaha untuk istiqamah, dia tidak akan terlepas dari dosa. Ayat ini juga sebagai arahan agar seorang tidak sombong; agar manusia tidak merasa ujub, terheran-heran dengan dirinya yang melaksanakan ketaatan dengan baik, yang senantiasa shalat tepat waktu, yang senantiasa shalat ke masjid, yang telah bisa melaksanakan berpenampilan dengan penampilan yang islami. Maka dia harus tetap ingat, dia harus istighfar { وَٱسْتَغْفِرُ }, karena tetap akan ada kekurangan yang muncul dari diri kita.

Thayyib. Ayat yang pertama adalah yang berada di surah Al-Hud ayat 112.

{ فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ }

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah bertaubat bersamamu. Dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Subhanallah, Jama’ah. Allah Jalla Jalaluh mengatakan:

{ فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ }

“Istiqamahlah engkau sebagaimana diperintahkan kepadamu”

Jadi tatkala bicara istiqamah, itu bukan sesuai keinginan kita. Kita bikin ibadah sendiri, kita bikin aturan sendiri, lalu kita istiqamah di atas jalan yang kita buat, bukan! Tapi Allah perintahkan:

{ فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ }

“Istiqamahlah engkau sesuai dengan yang diperintahkan kepadamu”

Sehingga seorang muslim yang melaksanakan perintah Allah, yang terkadang perintah Allah itu bertentangan dengan tradisi masyarakat, maka dia tetap dikatakan istiqamah, walaupun masyarakat mengatakan dia menyimpang. Orang-orang mengatakan, Oh, ini aliran menyimpang ini. Kenapa? Karena bertentangan dengan yang biasa dilakukan oleh masyarakat.

Tapi sejatinya, orang kalau mau istiqamah adalah sesuai dengan perintah Allah, tidak menambah dan tidak mengurangi.

{ كَمَآ أُمِرۡتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ }

Perintah ini untuk Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam. Bahkan Allah mengatakan:

{ وَلَوْلَآ أَن ثَبَّتْنَـٰكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْـًٔا قَلِيلًا }

“Kalau bukan Kami yang menetapkanmu (meneguhkanmu) di atas jalan itu, hampir saja engkau itu condong kepada orang-orang musyrikin.” (Al-Qur’an Surah Al-Israa Ayat 74)

Jadi kalau bicara istiqamah, kita itu bicara karunia. Artinya, Allah yang memberikan kepada kita istiqamah.

{ وَمَن تَابَ مَعَكَ }

Diperintahkan untuk istiqamah, orang-orang yang taubat bersama Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam.

{ وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ }

Dan jangan berlebih-lebihan, jangan melampaui batas, cukuplah melaksanakan perintah.

Umat Islam ini Jama’ah, kita lihat nih, akan ada banyak acara berkaitan dengan Asy-Syura, dengan 10 Muharram. Orang-orang Syiah akan mengadakan ritual, ritual mengingat kematian Husain, yang jelasnya kita tahu Husain meninggal setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, kira-kira pada tahun 60 Hijriyah.

Kemudian orang membuat ritual ibadah, padahal itu tidak pernah diajarkan oleh Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam. Kita sedih dengan kematian Husain, dengan terbunuhnya Husain. Tapi bukan berarti kita diperbolehkan untuk membuat acara ratapan masal, sambil pukul-pukul, mengeluarkan darah di tubuhnya; bentuk bela sungkawa dengan Husain. Husain enggak butuh dengan itu. Dan syari’at juga tidak mengajarkan.

Jadi hendaklah kita belajar, apa sih yang kita lakukan pada 10 Asy-Syura (10 Muharram)? Yang sunnah, berpuasa. Ada hadits yang diperselisihkan tentang memberikan nafkah yang lebih banyak kepada keluarga, shadaqah, bertaubat. Itu mungkin amalan-amalan yang jumhur ulama dari kalangan mazhab itu memandangnya.

Tapi ada amalan lain, di antaranya bikin acara untuk anak-anak yatim mungkin; mereka mandi pada waktu itu, memotong kukunya; berziarah ke orang-orang, kepada para ulama; ada yang menghidupkan malamnya, ada juga yang membaca { قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ } seribu kali.

Coba dilihat, apakah amalan-amalan tersebut memang benar-benar dianjurkan atau enggak? Kalau enggak, udah, enggak perlu kita melampaui batasan. Yang ada kita amalkan, yang ada kita jaga. Jangan sampai seperti orang yang sepanjang tahun enggak pernah shalat, kemudian di Asy-Syura, dia shalat dengan harapan dapat pahala sepanjang tahun.

Subhanallah.

{ إِنَّهُۥ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ }

“Allah itu Maha Mengetahui, Maha Melihat dengan apa yang kalian kerjakan.”

Jadi ayat ini memerintahkan kepada kita untuk beristiqamah di atas perintah Allah sesuai dengan aturan Allah Jalla Jalaluh, dan supaya kita sadar bahwa kita dalam pengawasan Allah.

Thayyib jama’ah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════ 

📣 Official Account Grup Islam Sunnah

🌏 Website GiS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 Website GBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube:

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses