Senin , April 28 2025

Halaqah 126 – Bab 09 Tafakur ~ Pembahasan Al-Qur’an Surah Ali-‘Imran Ayat 190-191

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                  Whatsapp             
     Grup Islam Sunnah | GiS
       *☛ Pertemuan ke-326*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com

🗓  SENIN
        18 Jumadil Awal 1444 H
        12 Desember 2022 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى

📚  Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽  Audio ke-126: Bab 09 Tafakur ~ Pembahasan Al-Qur’an Surah Ali-‘Imran Ayat 190-191

══════════════════

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin dimanapun berada khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu. Kita akan membahas sebuah kitab yang ditulis oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu Ta’ala dengan judul: Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam).

Dijudulnya ini disebutkan oleh Al-Imam An-Nawawi, ketika beliau mengatakan disini:

“Bertafakur terhadap kebesaran makhluk Allah, kefanaan dunia, berbagai hal yang menakutkan di akhirat, dan semua urusan terkait keduanya; serta pengendalian, pembinaan dan pengarahan diri untuk istiqamah.”

Dengan tafakur itu kita semakin bagus ibadahnya. Orang-orang yang tidak mau tafakur, yang menjadikan ibadah dia hanya rutinitas, shalatnya hanya rutinitas, bahkan kebiasaan, berbeda tentunya dengan orang yang shalat dengan penuh penghambaan kepada Allah tanpa ada pemaksaan. Dia bangkit di malam hari dari tidurnya, menghamparkan sajadahnya, menghadap kepada Allah Jalla Jalaluh. Maka hasil ibadah yang dia lakukan berbeda, karena dia mengandung tafakur di diri dia. Ibadah yang dia lakukan di ciptaan Allah, di keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka Jama’ah, bagi kaum muslimin secara umum, tolonglah, tatkala kita beribadah, kita memulainya dengan meluruskan niat kita lillahi Ta’ala – أَن تَقُومُوا۟ لِلَّهِ – setelah itu ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا۟, kemudian bertafakur. Yang artinya, memikirkan dan merenungkan apa yang telah kita lakukan dan apa yang telah Allah ciptakan. Sehingga rasa malas dalam ibadah itu akan hilang.

Orang yang bertafakur ketika dia shalat malam, kemudian tafakur: Ya Allah, nikmat ternyata shalat malam ini. Ya Allah, makasih ya Allah, Engkau sudah bangunkan hamba ya Allah. Ya Allah. Betapa indahnya ketika kita bisa bermunajat kepada Allah.

{ إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ۞ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ۞ }

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang benar-benar tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah (sambil) berdiri, duduk, dan di atas pembaringan mereka dan mereka memikirkan dalam penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari azab neraka.” (Al-Qur’an Surah Ali-‘Imran Ayat 190-191)

Subhanallah, Jama’ah. Kalau kita lihat disini, ini dua ayat yang biasa dibaca oleh Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam ketika Beliau terjaga di malam hari. Beliau biasa membaca sepuluh ayat terakhir dari surah Ali-‘Imran. Di akhir surah Ali-‘Imran sepuluh ayat terakhir, Beliau kadang kala membaca ini. Beliau menceritakan,

{ إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ }

“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi”

Langit yang tujuh lapis dengan yang ada di atasnya. Ada mentari, ada rembulan, ada bintang-bintang, ada awan, وَٱلْأَرْضِ (dan bumi) yang terhampar, sehingga orang bisa berjalan di atasnya. Dan kalau Allah gerakkan sedikit, terjadi seperti apa yang kita lihat di Donggala, di Palu. Itu penciptaan bumi. Kiranya kita ini, kalau digoyangkan terus bumi ini, bisakah manusia hidup? Kalau Allah gerakkan terus seperti yang bergerak di Palu sana, Allah bikin gerak, manusia enggak akan bisa hidup.

Jadi dalam penciptaan langit dan bumi itu ada ayat-ayat, ada tanda-tanda keesaan Allah Jalla Jalaluh. Jangan sampai mendorong orang untuk berbuat kesyirikan, akhirnya.

{ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ }

“Dan pergantian malam dan siang”

Kadang kala malam yang panjang, kadang kala siangnya yang panjang. Kok bisa itu terjadi, siapa yang bikin itu? Kenapa kok tidak satu saja, matahari terbit atau fajar terbit jam empat, matahari terbenam jam enam. Tapi beda-beda, teruus.. berubah. Kata Allah,

{ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ }

“Ada tanda-tanda kebesaran Allah, keesaan Allah, buat orang yang berakal.”

Syaikh ibn Utsaimin rahimahullah Ta’ala menjelaskan bahwasanya, hati-hati! Ada orang cerdas tapi enggak punya akal. Ada orang berakal, tapi biasa-biasa, enggak cerdas dia. IQ-nya mungkin rendah tapi dia berakal. Dari mana kita tau?

Akal ini bahasa Arabnya _Al-‘Aql_. Akal itu bahasa Arab sebenarnya, yang artinya: yang menghalangi seseorang. Jadi apabila seseorang itu berakal, maka dia akan terjaga dari perbuatan-perbuatan yang memalukan. Dia tidak akan melakukan kesyirikan, dia tidak akan berzina, dia akan meninggalkan kemaksiatan, karena ada akal dia.

Orang cerdas belum tentu berakal. Cerdas terbukti. MasyaaAllah.. dia bisa bikin ini, bikin itu. Tapi enggak punya akal. Maka sebagian, Allah Jalla Jalaluh menyebutkan, ada sebagian manusia itu _Kal An’am_, seperti binatang enggak berakal. Cerdas iya dia, mungkin kalau di test IQ-nya, jangan ditanya, jadi orang tercerdas mungkin di dunia. Tapi enggak punya akal, seperti binatang tingkah lakunya. Berbuat kesyirikan, tidak mentauhidkan Allah, tidak mengesakan Allah.

Maka Allah sebutkan di sini bahwasanya tanda-tanda kebesaran Allah itu buat orang-orang yang berakal. Karena terkadang kita bisa melihat, profesor-profesor, doktor yang memiliki gelar-gelar akademik yang berjejer di depan namanya dan di akhir namanya, tapi _na’udzubillahi min dzalik,_ dia meminta kepada berhala, pada patung yang dia bikin sendiri, yang dia beli, dia taruh di rumahnya. Dia berdoa di sana. Enggak punya akal. Padahal dia melihat banyak (tanda-tanda) kebesaran Allah Jalla Jalaluh.

Ketika Allah menyebut, siapa sih orang-orang yang berakal?

{ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ }

“Orang yang berakal adalah orang yang senantiasa ingat Allah”

Jadi, akalnya itu yang membuat dia ingat Allah. Dia terhindar dari kemaksiatan, terhindar dari korupsi, terhindar dari manipulasi, terhindar dari kesyirikan. Dia mengingat Allah.

{ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ }

“Dalam segala kondisi; ketika dia berdiri, ketika dia duduk, ketika dia rebahan, senantiasa Allah dia ingat”

Itu orang berakal. Yang kedua:

{ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ }

“Dan mereka bertafakur dalam penciptaan langit dan bumi”

Lalu mereka mengatakan,

{ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ }

Muncul dari diri dia setelah dia bertafakur. Dia berdzikir tidak hanya dengan lisannya, tapi hati dia ikut berdzikir, sehingga terjaga dari perbuatan kemaksiatan. Dia bertafakur melihat keajaiban ciptaan Allah, lalu dia mengatakan dengan hati dan lisannya:

{ مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا }

“Enggak mungkin Engkau ciptakan ini sia-sia, Ya Allah..”

Enggak mungkin Engkau ciptakan ini tanpa ada sesuatu yang engkau inginkan. Manusia hidup tanpa diperintah, tanpa dilarang, semau dia suruh hidup, enggak, enggak mungkin!

{ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ }

“Ya Allah, selamatkan kami dari azab neraka.”

Subhanallah, Jama’ah. Ini orang yang berakal. Kalau ada orang enggak takut dengan api neraka, enggak pernah berdo’a minta supaya dijauhkan dari api neraka, (dia) enggak berakal, walaupun cerdas!. Jadi, kalau kita lihat orang-orang cerdas, banyak. Orang-orang cerdas di penjara itu banyak, tapi kebanyakan adalah orang-orang yang cerdas tapi tidak berakal.

Thayyib jama’ah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════ 

📣 Official Account Grup Islam Sunnah

🌏 Website GiS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 Website GBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube:

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses