Senin , April 28 2025

Halaqah 44 – Sebab-sebab Sujud Sahwi Bagian Pertama

???? WAG Bimbingan Islam

???? Oleh: Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
???? Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar (الْفِقْهُ الْمُيَسَّرُ)
Panduan Praktis Fikih dan Hukum Islam
???? Kitab Shalat

???? Halaqah 44 – Sebab-sebab Sujud Sahwi Bagian Pertama

???? Audio, klik di sini
════════════════

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، اَلَّذِى أَنْزَلَ شَرِيعَةَ الْإِسْلَامِ هُدًى لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِمَامُ الْخَاشِعِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن، أَمَّا بَعْدُ

Ikhwani wa Akhawati Fīllāh, para sahabat Bimbingan Islam (BiAS) yang semoga dirahmati dan diberkahi Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Adapun pembahasan kita pada pertemuan kali ini, yaitu tentang:

▪︎ Hukum-hukum Seputar Sujud Sahwi (أحكام سجود السهو)

Pelajaran ini akan kita jelaskan dalam beberapa pembahasan.

⑴ Pensyari’atan sujud sahwi dan sebab-sebabnya ( مشروعية سجود السهو وأسبابه)
⑵ Kapan sujud sahwi diwajibkan dan kapan disunnahkan (متى يجب سجود السهو متى يسن)
⑶ Tempat atau letak sujud sahwi dan tata caranya (موضع سجود السهو وصفة)

Inilah pembahasan yang akan kita jelaskan pada pertemuan kali ini. Adapun pembahasan pertama yaitu tentang,

١- مشروعية سجود السهو وأسبابه

Yang dimaksud dengan sujud sahwi

فهو السجود المطلوب في آخر الصلاة جبرا لنقص فيها أوزيادة أو شك.

Yang dimaksud sujud sahwi adalah sujud yang diminta atau yang dituntut untuk dikerjakan di akhir shalat dengan tujuan untuk menutup atau menambal kekurangan yang terjadi di dalam shalat disebabkan adanya kekurangan atau kelebihan atau keragu-raguan.

Adapun dalil yang menunjukkan bahwa sujud sahwi disyari’atkan adalah sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya.

إِذَا نَسِيَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ

“Apabila salah seorang di antara kalian lupa dalam shalatnya, maka hendaknya ia melakukan sujud dua kali.”

Lupa di sini mungkin ada yang terlewat raka’at shalatnya atau ada yang kelebihan atau kekurangan. Semestinya dia duduk tasyahud tetapi dia berdiri ke raka’at berikutnya (ini terjadi karena lupa) maka disyari’atkan untuk melakukan sujud sahwi.

Dalil kedua adalah perbuatan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, karena Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah lupa ketika shalat berjama’ah bersama para sahabat. Kemudian Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengerjakan sujud sahwi.

Dan para ulama Ahlus Sunnah wal Jamā’ah telah bersepakat secara ijma’ (konsensus) bahwasanya sujud sahwi disyari’atkan dalam agama Islam.

Kemudian apa saja hal-hal yang menyebabkan seorang hamba disyari’atkan untuk mengerjakan sujud sahwi. Di sana ada beberapa sebab dikerjakannya sujud sahwi.

⑴ Terjadinya kelebihan di dalam shalat.
⑵ Terjadinya kekurangan di dalam shalat.
⑶ Adanya keragu-raguan di dalam shalat.

Jadi sebab-sebab disyari’atkannya sujud sahwi ada tiga, terjadinya kelebihan, terjadinya kekurangan atau keragu-raguan di dalam shalat.

٢- متى يجب سجود السهو و متى يسن

Kapan sujud sahwi diwajibkan untuk dikerjakan dan kapan disunnahkan?

Dijelaskan oleh para penulis kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar,

يجب سجود السهو لما يأتي

Sujud sahwi wajib dikerjakan oleh seorang hamba karena sebab-sebab berikut ini:

١. إذا زاد فعلا من جنس الصلاة

⑴ Apabila seorang muslim atau muslimah menambah perbuatan dari jenis amalan dalam shalat.

كأن يزيد ركوعاأو سجودا أو قياما أو قعودا ولوقدر جلسة الاستراحة

Seseorang menambah perbuatan dan jenis amal dalam shalat seperti menambah ruku’, sujud, berdiri atau duduk meskipun waktunya cukup singkat seperti seukuran lama seseorang duduk istirahat.

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullāh ibnu Mas’ud radhiyallāhu ta’āla ‘anhu, ia menceritakan,

صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا فَلَمَّا انْفَتَلَ مِنَ الصَّلَاةِ تَوَشْوَشَ الْقَوْمُ بَيْنَهُمْ فَقَالَ مَا شَأْنُكُمْ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ زِيدَ فِي الصَّلَاةِ شَيْء؟ قَالَ: لَا. قَالُوا فَإِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتَ خَمْسًا فَانْفَتَلَ، سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ قَالَ: إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ.‏ فَإِذَا نَسِيَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ

Abdullāh ibnu Mas’ud menceritakan, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah dalam shalat bersama kami lima raka’at. Ketika Beliau telah selesai dari shalat, maka terdengar suara gaduh di antara mereka. Maka Beliau bertanya, ‘Ada apa dengan kalian?’. Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah adakah sesuatu yang ditambahkan dalam shalat?’ (ini semestinya empat raka’at tapi jama’ah mendapati shalatnya Nabi lima raka’at), maka mereka bertanya, “Wahai Rasulullah apakah ada yang ditambahkan di dalam shalat?” Nabi menjawab, ‘Tidak ada’. Maka mereka berkata, ‘Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah telah melakukan shalat lima raka’at.’ Lalu Beliau berbalik kembali menghadap ke kiblat, lalu melakukan sujud dua kali, kemudian salam. (ini sujud dua kali sebelum salam di akhir shalat, kemudian beliau salam). Kemudian Beliau bersabda,

إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ

Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa seperti kalian, aku lupa sebagaimana kalian juga lupa.

فَإِذَا نَسِيَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ

Apabila salah seorang di antara kalian mengalami lupa dalam shalatnya, maka hendaknya dia sujud dua kali.

Keadaan seperti ini menambah perbuatan dari jenis amalan shalat, mewajibkan seorang muslim untuk mengerjakan sujud sahwi.

٢- أو سلم قبل إتمام صلاته

⑵ Sebab atau keadaan di mana seseorang wajib melakukan sujud sahwi yaitu apabila seseorang mengucapkan salam sebelum shalatnya sempurna.

Misalnya: Mestinya empat raka’at, dia baru tiga raka’at (berarti kurang) padahal dia shalat ‘Isyaa atau shalat Ashar atau Zhuhur. Atau misalnya seseorang mengerjakan shalat Maghrib yang semestinya tiga raka’at, tetapi baru dua raka’at kemudian dia salam.

Seseorang mengucapkan salam sebelum shalatnya sempurna, maka dalam hal ini dia wajib mengerjakan sujud sahwi. Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imran bin Husain radhiyallāhu ta’āla ‘anhu, dia berkata,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ثَلَاثِ رَكَعَاتٍ مِنَ الْعَصْرِ ثُمَّ قَامَ فَدَخَلَ الْحُجْرَةَ فَقَامَ رَجُلٌ بَسِيطُ الْيَدَيْنِ فَقَالَ أَقُصِرَتِ الصَّلاَةُ؟ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَخَرَجَ مُغْضَبًا فَصَلَّى الرَّكْعَةَ الَّتِي كَانَ تَرَكَ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَىِ السَّهْوِ ثُمَّ سَلَّمَ

“Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengucapkan salam pada raka’at ketiga dari shalat Ashar, kemudian Beliau bangkit lalu masuk rumah, lalu seorang laki-laki yang kedua tangannya panjang berdiri seraya berkata, ‘Apakah shalat Ashar tadi diqashar wahai Rasulullah?’ Maka Beliau keluar (dalam keadaan dibuat gusar) lalu Beliau shalat satu raka’at yang tertinggal, kemudian mengucapkan salam, kemudian sujud sahwi dua kali, kemudian salam.” (Hadits shahih riwayat Muslim no. 574).

Ini keadaan kedua di antara keadaan-keadaan seseorang wajib untuk mengerjakan sujud sahwi yaitu apabila terjadi kekurangan dalam shalat, yaitu kurang satu raka’at.

Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini. Wallahu Ta’ala A’lam. Semoga kita diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bimbingan, taufik, dan inayah-Nya supaya kita istiqamah di atas sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

InSyaaAllah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik di sini
Halaqah selanjutnya, klik di sini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses