🌐 Belajar Islam BIS
bis.belajar-islam.net
🎙 Oleh: Ustadz Beni Sarbeni, Lc. M.Pd. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Materi: Kitab Tazkiyatun Nufus
📖 Halaqah 1 – Muqaddimah Kitab Tazkiyatun Nufus
🔊 Audio, klik di sini
════════════════
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
Saudara-saudara di grup WhatsApp belajar islam yang semoga dimuliakan oleh Allah Rabbul ‘Alamin, yang semoga diberkahi oleh Allah Rabbul ‘Alamin, pada kesempatan ini mengawali kajian Kitab Tazkiyatun Nufus atau Tazkiyatun Nafs karya Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin ‘Amir Ar-Ruhaili, salah seorang guru besar aqidah di Universitas Islam Madinah, dan juga pernah menjadi pengajar tetap di Masjid Nabawi (KSA). Beliau pun seorang ulama yang aktif berdakwah, beberapa kali mengunjungi Indonesia bahkan secara rutin mengunjungi Indonesia.
Pada kesempatan ini saya akan membacakan pengantar penerjemah dan muqaddimah penulis demikian pula daftar isi.
Pengantar penerjemah. Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga, para shahabat, dan yang mengikutinya sampai akhir zaman.
Di antara tugas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah membimbing manusia agar mereka selalu mensucikan jiwa mereka, Allah ‘azza wa jalla berfirman dalam surah Ali-‘Imran [3] Ayat 164,
لَقَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Sesungguhnya, sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Al-Qur’an Surah Ali-‘Imran [3] Ayat 164)
Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri. Jadi, Rasul itu adalah karunia Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Apa di antara tugas Rasul?
يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ
Yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah. Kemudian وَيُزَكِّيۡهِمۡ membersihkan jiwa mereka.
Syaikh As-Sa’di rahimahullah, menjelaskan kalimat وَيُزَكِّيۡهِمۡ membersihkan jiwa mereka,
مِنَ الشِّرْكِ وَالْمَعَاصِي وَالرَّذَائِلِ وَسَائِرِ مَسَاوِّئِ الْأَخْلَاقِ
“Yakni menyucikan jiwa mereka dari kesyirikan, dari kemaksiatan, dari kehinaan, dan dari akhlak atau dari seluruh akhlak-akhlak yang buruk.”
Ini di antara tugas Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam وَيُزَكِّيۡهِمۡ menyucikan jiwa mereka.
Kemudian وَيُعَلِّمُهُمُ الۡكِتٰبَ mengajarkan kepada mereka الۡكِتٰبَ وَالۡحِكۡمَةَ Al-Kitab, dan Al-Hikmah yaitu As-Sunnah. وَإِنۡ كَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ لَفِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ ‘Sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi mereka benar benar ada dalam kesesatan yang nyata.’
Nah, yang jadi dalil dari ayat ini adalah kalimat وَيُزَكِّيۡهِمۡ, Rasul itu di antara tugasnya adalah membimbing manusia agar mereka selalu menyucikan jiwa.
Kemudian penerjemah mengatakan, buku kecil ini menjelaskan secara umum tentang makna tazkiyatun nafs (makna penyucian jiwa), tingkatan penyucian jiwa, demikian pula sebab-sebabnya. Walaupun kecil, buku ini sangat penting untuk kita baca yang tentunya disertai dengan penjelasan seorang guru agar bisa lebih dipahami dengan baik.
Jadi, buku kecil ini menjelaskan tentang kerangka sebuah tazkiyatun nafs. Mulai dari maknanya kemudian tingkatannya, sebab-sebabnya dan masa-il masa-il yang ada dalam buku ini.
Kami hadirkan terjemah dari buku kecil buah karya Syaikh Dr. Ibrahim bin ‘Amir Ar-Ruhaili yang berjudul Tazkiyatun Nafs: Mafhuumuhaa wa Maraatibuhaa wa Asbaabuhaa, sebagai sarana pembelajaran program BiS (Belajar Islam), juga menjadi bahan bacaan bagi siapa saja yang ingin mengetahui dasar-dasar dari Tazkiyatun Nafs.
Dan alhamdulillah terjemah buku ini sudah kami serahkan kepada penulis, harapan kami, semoga buku kecil ini bermanfaat bagi kaum Muslimin. Dan hanya kepada Allah-lah kami berharap, semoga kami dan kita semua dilimpahkan keikhlasan dalam setiap amal yang kita lakukan.
Karena sebagaimana dikatakan oleh Muhammad Ibnul Hanafiyah. Bahwa,
كُلُّ مَا لَا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ يَضْمَحِلُّ
“Segala sesuatu yang dilakukan bukan karena Allah, pasti akan hancur.”
Kita belajar harus ikhlas karena Allah, karena ingin mengenal Allah, karena ingin menyucikan jiwa kita, karena ingin dekat dengan Allah, karena ingin masuk surga.
Abu Sumayyah Beni Sarbeni, 10 Dzulqo’dah 1442 H yang bertepatan dengan 2 juli 2020 M. Kemudian selanjutnya saya akan bacakan di sini daftar isi, di halaman 3 daftar isi, mulai dari pengantar penerjemah, daftar isi muqaddimah, definisi tazkiyatun nafs, macam-macam tazkiyatun nafs di dalam syariat dari sisi pujian dan celaan. Jadi, ada tazkiyatun nafs yang terpuji, ada yang tercela.
Kemudian tazkiyah yang tercela, kemudian tazkiyah yang dipuji dan diharapkan, tingkatan tazkiyatun nafs. Tingkatan pertama, penyucian jiwa dengan melaksanakan syari’at. Tingkatan kedua penyucian jiwa, dengan meninggalkan larangan.
Kemudian, ada faidah mana yang lebih bermanfaat melakukan kewajiban ataukah meninggalkan larangan. Kemudian penjelasan bahwa tazkiyatun nafs adalah taufik dari Allah Ta’ala dan peran hamba dalam mewujudkannya.
Selanjutnya bahasan tentang sebab-sebab tazkiyatun nafs, (1) Sebab pertama adalah tawakkal dan berdo’a. (2) Sebab kedua memahami agama. (3) Sebab ketiga mengetahui pengaruh dosa terhadap jiwa.
Kemudian ada faidah tingkatan manusia ketika melakukan dosa, di sini disebutkan ada tingkatan manusia ketika melakukan dosa.
Kemudian (4) Sebab keempat menjaga diri dari dosa-dosa dan maksiat serta mengetahui pelebur-peleburannya. (5) Sebab kelima bersyukur kepada Allah atas taufik-Nya bagi hamba untuk berbagai amal ketaatan. (6) Sebab keenam menyibukkan diri dengan amalan amalan yang paling utama. Kemudian khatimah (penutupan).
Penting membaca daftar isi itu ya, sangat penting sehingga kita mengetahui secara umum apa isi kitab ini.
Selanjutnya saya bacakan muqaddimah penulis:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
Jadi penulis di sini mengawali kitab ini dengan basmalah.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى الْمَبَعَوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
“Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rabb sekalian alam, shalawat serta salam semoga tercurah kepada hamba yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam, yaitu Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarga, dan seluruh Shahabat beliau.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
“Tidaklah kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat, sebagai kasih sayang bagi seluruh alam.” (Al-Qur’an Surah Al-Anbiyaa Ayat 107)
Kemudian penulis berkata, wa ba’du.
Pada asalnya kitab kecil ini adalah ceramah yang pernah saya sampaikan kepada para penuntut ilmu di Al-Jazair melalui telepon, kemudian mereka mentranskripnya atau menyalinnya dan meminta dengan sangat kepada saya agar disebarluaskan. Saya pun menelitinya kembali dan mengeditnya sehingga keluar dalam bentuk seperti ini. Kemudian buku ini saya beri judul:
Tazkiyatun Nafs: Mafhuumuhaa wa Maraatibuhaa wa Asbaabuhaa (Penyucian Jiwa: Makna, Tingkatan, dan Sebab-sebabnya).
Dan menulis kitab itu, keutamaan ini sangat besar. Menulis ilmu sebagaimana dikatakan oleh Al-Hafidz Al-Mundziri dalam kitabnya – At-Targhib wat Tarhib –
قَالَ الْمُنْذِرِي: وَنَاسِخُ الْعِلْمِ النَّافِع: لَهُ أَجْرُهُ وَأَجْرُ مَنْ قَرَأَهُ أَوْ كَتَبَهُ أَوْ عَمِلَ بِهِ مَا بَقِيَ خَطُّه
“Dan menulis ilmu yang bermanfaat bagi yang menulis pahalanya, dan pahala orang yang membacanya, atau menuliskannya kembali atau mengamalkannya, selama tulisannya masih ada, itu terus mengalir.”
Dan ini masuk dalam amal jariyah, amal yang terus mengalir, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Ketika anak adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo’akan untuknya.” (Hadits Riwayat Muslim)
Kemudian penulis berkata, demikianlah dan hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla saya berharap, semoga apa yang saya lakukan ini ikhlas karena-Nya, bermanfaat bagi kaum Muslimin, dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas saudara kita yang telah mentranskripnya/menyalinnya dari kaset dengan sebesar-besar balasan dan pahala.
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada hamba dan Rasul-Nya, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Saudara sekalian yang dimuliakan oleh Allah Rabbul ‘Alamin, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi (orang) yang lain.”
Nah, tulisan ini atau buku ini merupakan bagian dari usaha untuk memberikan manfaat kepada manusia. Oleh karena itu kita pun mesti memiliki semangat bagaimana kita memberikan manfaat, minimal kepada keluarga.
قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.”
Tetapi tidak mungkin kita memberikan manfaat dalam bentuk ilmu, kecuali kita paham akan ilmu.
فَاقِدُ الشَّيْء لَا يُعْطِيْهِ
“Orang yang tidak memiliki sesuatu, tidak mungkin bisa memberi.”
Maka siapapun kita, cobalah menjadi bagian dalam ilmu, minimal sebagai Thalibul ‘Ilmin atau sebagai pelajar, yang besar keinginannya untuk mendapatkan ilmu, dan semangat dalam mencari ilmu.
Saudara sekalian yang dimuliakan Allah Rabbul ‘Alamin. Buku ini ditulis oleh Syaikh Ibrahim Bin ‘Amir Ar-ruhaili pada tanggal 14 shafar tahun 1431 Hijriyah. Demikianlah yang bisa saya sampaikan sebagai muqaddimah kajian kitab tazkiyatun nafs. Semoga bermanfaat.
Akhukum fillah, Beni Sarbeni Abu Sumayyah
Pondok Pesantren Sabilunnajah Bandung. Wallahu Ta’ala A’lam. Semoga kita diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bimbingan, taufik, dan inayah-Nya supaya kita istiqamah di atas sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة
InSyaaAllah Berlanjut
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Halaqah selanjutnya, akan segera hadir