Halaqah 6 – Memiliki Ambisi yang Kuat

Related Articles

Halaqah 48 – Beberapa Kejadian di Padang Mahsyar Bagian Pertama

15 Januari 2025

Halaqah 18 – Mustahabbat (Sunnah-sunnah) Haji Bagian Kelima

14 Januari 2025

🌐 WAG Surabaya Mengaji
Program KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)
≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji

🎙 Oleh: Ustadz Muhammad Yusuf Rustam, Lc., M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Kitab Khulashah Ta’zhimil ‘Ilmi (Ringkasan Memuliakan Ilmu) karya Syaikh Shalih bin Abdillah bin Hamad Al-‘Ushaymi رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى

📖 Halaqah 6 – Memiliki Ambisi yang Kuat

🔊 Audio, klik di sini
══════════════════

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Pertemuan yang keenam dari program KEBUT (Kelas Kitab Tuntas), Kitab Khulashah Ta’zhimi Al-‘Ilmi, simpul ketiga Kitab Khulashah Ta’zhimi Al-‘Ilmi. Berkata Syaikh Shalih Al-‘Ushaymi Hafizhahullahu Ta’ala:

اَلْمَعْقِدُ الثَّالِثُ: جَمْعُ هِمَّةِ النَّفْسِ عَلَيْهِ

Simpul yang ketiga adalah semua ambisi diri ini, semuanya dikumpulkan untuk ilmu syar’i.

تُجْمَعُ الْهِمَّةُ عَلَى الْمَطْلُوبِ يَتَفَقُّدِ ثَلَاثَةِ أُمُورٍ

Jadi, ambisi itu akan terkumpul tatkala ia telah mengumpulkan tiga hal.

أَوَّلُهَا: اَلْحِرْصُ عَلَى مَا يَنْفَعُ فَمَتَى وُفِّقَ الْعَبْدُ إِلَى مَا يَنْفَعُهُ حَرَصَ عَلَيْهِ

Yang pertama: Semangat, ambisi untuk mendapat hal bermanfaat untuk dirinya, maka dia akan mengejarnya. Maka kapan seorang hamba mengetahui itu bermanfaat untuk dirinya pasti dia akan berusaha mengejarnya. Contoh orang mengetahui didepannya ada fulus, di depan dia akan di gaji 100 juta maka dia akan bersemangat mendapatkan 100 juta tersebut.

ثَانِيَهَا: اَلْإِسْتِعَانَةُ بِاللَّهِ عَزَّوَجَلَّ فِي تَحْصِيلِهِ

Untuk bisa mendapatkan yang kita berambisi untuk mendapatkannya, yang kedua adalah meminta tolong kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk bisa mendapatkannya.

ثَالِتُهَا: عَدَمُ الْعَجْزِ عَنْ بُلُوغِ الْبُغْيَةِ مِنْهُ

Yang ketiga: Tidak boleh lemah, untuk bisa sampai kepada yang kita tuju itu.

وَقَدْ جُمِعْتُ هَٰذِهِ الْأُمُورُ الثَّلَاثَةُ فِي الْحَدِيثِ الَّذِي رَوَاهُ مُسْلِمٌ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

Tiga hal tadi sebetulnya sudah terkumpul di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullahu Ta’ala. Dari sahabat yang mulia dari Abu Hurairah radhiyallahu Ta’ala ‘anhu, bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكْ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجِزْ

Usahakan kamu kejar apa yang bermanfaat untuk kamu, berusahalah meminta tolong kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan jangan kamu itu lemah.

قَالَ الْجُنَيْدُ رَحِمَهُ اللَّهُ: مَا طَلَبَ أَحَدٌ شَيْئًا بِجِدٌ وَصِدْقٍ إِلَّا نَالَهُ فَإِنْ لَمْ يَنَلْهُ كُلَّهُ نَالَ بَعْضَهُ

Junaid rahimahullaahu Ta’ala berkata, “Tidaklah seseorang itu berusaha menggapai sesuatu dengan sungguh-sungguh dan serius, kecuali dia akan mendapatkannya. Seandainya tidak mendapat semuanya minimal mendapat sebagian.”

قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ رَحِمَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ الْفَوَائِد: إِذَا طَلَعَ نَجْمُ الْهِمَّةِ فِي ظَلَامِ لَيْلِ الْبَطَالَةِ وَرَدِفَهُ قَمَرُ الْعَزِيمَةِ أَشْرَقَتْ أَرْضُ الْقَلْبِ بِنُورِ رَبِّهَا

Imam Ibnu Qayyim rahimahullahu Ta’ala di dalam kitabnya Al-Fawaaid, beliau berkata, “Jika pancaran cahaya bintang ambisi yang begitu besar itu sudah muncul di tengah kegelapan malam kegabutan atau nganggur, kemudian itu juga ditunggangi oleh bulan ketekad bulatan. Maka waktu itulah hati ini akan muncul dengan cahaya yang menyinari dengan cahaya dari Rabbnya.”

وَإِنَّ مِمَّا يُعْلِي الْهِمَّةَ وَيَسْمُو بِالنَّفْسِ أَعْتِبَارَ حَالِ مَنْ سَبَقَ وَتَعَرُّفَ هِمَمِ الْقَوْمِ الْمَاضِينَ

Dan di antara salah satu cara bagaimana ambisi itu menjadi menggebu-gebu. Coba menelaah, melihat kondisi orang terdahulu. Dan mencoba mengenali bagaimana ambisinya orang-orang terdahulu. Jadi, jika kita memiliki ambisi yang menggelora baiknya kita melihat ambisinya orang terdahulu, maka kita akan ingin seperti itu.

فَأَبُو عَبْدِ اللَّهِ أَحْمَدُ أَبْنِ حَنْبَلٍ كَانَ وَهُوَ فِي الصِّبَا رُبَّمَا أَرَادَ الْخُرُوجَ قَبْلَ الْفَجْرِ إِلَى حِلَقِ الشُّيُوخِ فَتَأْخُذُ أُمُّهُ بِثِيَابِهِ وَتَقُولُ رَحْمَةٌ بِهِ

Contohnya Abu ‘Abdillah Ahmad bin Hambal rahimahullahu Ta’ala, ketika itu beliau masih sangat kecil, dia ingin pergi ke halaqah para masyayikh sebelum shubuh. Maka ibunya menyiapkan, mendandani imam Ahmad bin Hambal. Karena ada rasa sayang kepada anaknya, maka ibunya berkata:

حَتَّى يُؤَذِّنَ النَّاسُ أَوْ يُصْبِحُوا

“Tunggulah sampai adzan terdengar atau paling tidak nunggu shubuh terlebih dahulu.” Ini kita lihat anak kecil hendak punya hikmah untuk datang ke halaqah sebelum shubuh. Baarakallaahu Fiikum.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

InSyaaAllah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik di sini
Halaqah selanjutnya, klik di sini