Senin , April 28 2025

Halaqah 3 – Pengertian, Ciri, Keutamaan Haji Mabrur dan Cara Mendapatkannya

🌐 HSI Mahazi Abdullah Roy
HSI Mahazi | Madrasah Haji dan Ziarah
•Grup Materi HSI Mahazi
•(Madrasah Haji dan Ziarah)

🎙 Oleh: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Silsilah Manasik Haji

📖 Halaqah 3 – Pengertian, Ciri, Keutamaan Haji Mabrur dan Cara Mendapatkannya

🔊 Audio, klik di sini
════════════════

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Saudara sekalian, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan pemahaman kepada kita semua. Halaqah yang ketiga dari Silsilah Manasik Haji adalah tentang “Pengertian, Ciri, Keutamaan Haji Mabrur dan Cara Mendapatkannya.”

Tidak semua orang yang melakukan ibadah haji mendapatkan haji yang mabrur. Haji yang mabrur adalah haji yang seseorang mendapatkan pahala yang besar di dalamnya. Dan ciri haji yang mabrur, haji tersebut membawa perubahan pada dirinya kepada yang lebih baik. Di antara keutamaan haji yang mabrur:

1. Balasan surga bagi orang yang mendapatkannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

“Dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

2. Diampuni dosa-dosanya. Di dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

“Barangsiapa yang berhaji karena Allah kemudian dia tidak melakukan rafats dan tidak melakukan kefasikan, maka dia akan kembali seperti ketika dia dilahirkan oleh ibunya.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

3. Haji yang mabrur adalah termasuk amalan yang paling afdhal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan apa yang paling afdhal, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya kemudian apa? Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya kembali, kemudian apa? Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab haji yang mabrur.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Cara untuk mendapatkan haji yang mabrur di antaranya; Yang pertama: Ikhlas, yaitu mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَتِمُّوا۟ ٱلْحَجَّ وَٱلْعُمْرَةَ لِلَّهِ

“Dan hendaklah kalian menyempurnakan haji dan umrah karena Allah.” (Al-Qur’an Surah Al-Baqarah [2] ayat 196).

Dan di dalam hadits qudsi Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:

أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

“Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan sekutu, barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku di dalam amalan tersebut, maka aku tinggalkan dia dan sekutunya.” (Hadits Riwayat Muslim).

Maksud Allah Subhanahu wa Ta’ala meninggalkan dia dan sekutunya adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memberikan pahala kepadanya. Oleh karena itu, seorang calon jama’ah haji hendaknya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala supaya dimudahkan untuk ikhlas di dalam beramal, menjauhi riya` (ingin dipuji), dan sum’ah (ingin didengar), atau ingin lebih dihormati oleh masyarakatnya, atau ingin dipanggil pak Haji dan bu Haji, karena ini semua bisa menjadi sebab ketidakmabruran haji seseorang.

Yang kedua: Mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam ibadah hajinya. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لِتَأْخُذُوا مَنَاسِكَكُمْ فَإِنِّى لَا أَدْرِى لَعَلِّى لَا أَحُجُّ بَعْدَ حَجَّتِى هَذِهِ

“Hendaklah kalian mengambil dariku manasik kalian, karena sesungguhnya aku tidak tahu mungkin aku tidak haji lagi setelah hajiku ini.” (Hadits Riwayat Muslim).

Oleh karena itu, hendaklah seorang calon jama’ah haji bersungguh-sungguh di dalam mempelajari tata cara haji Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berdasarkan dalil yang shahih dan pemahaman yang benar, dan mengamalkannya supaya mendapatkan haji yang mabrur.

Yang ketiga: Tidak Melakukan Kemaksiatan dan Pelanggaran. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

“Barangsiapa yang berhaji karena Allah kemudian dia tidak melakukan rafats, dan tidak melakukan kefasikan, maka dia akan kembali seperti ketika dilahirkan oleh ibunya.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Yang dimaksud dengan rafats di sini adalah Jima’ yaitu mendatangi istri atau pembukaan dari jima’ ketika dalam keadaan ihram. Dan yang dimaksud dengan kefasikan adalah kemaksiatan. Oleh karenanya, seorang jama’ah haji hendaknya menjaga hati, lisan, dan anggota badannya dari perbuatan maksiat, takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di manapun dia berada, dan apabila dia melakukan kemaksiatan, maka hendaknya bersegera bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan taubat yang nashuha dan menjaga larangan-larangan ketika ihram.

Yang keempat: Berakhlak yang baik kepada orang Lain. Di antaranya memberi makan kepada orang lain, menyebarkan salam, memperbaiki tutur katanya, dan lain-lain. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya oleh para sahabat tentang haji yang mabrur.

إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ

“Memberi makan dan menyebarkan salam.” Di dalam riwayat yang lain Beliau Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيْبُ الْكَلَامِ

“Memberi makan dan ucapan yang baik.” (Hadits Riwayat Ahmad di dalam Musnadnya dan Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullahu Ta’ala).

Yang kelima: Menggunakan harta yang halal. Wajib bagi seorang muslim menggunakan harta yang halal supaya hajinya menjadi haji yang mabrur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

“Wahai manusia sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik.” (Hadits Riwayat Muslim).

Yang keenam: Memperbanyak mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rangkaian Ibadah hajinya. Hendaknya seorang jama’ah haji mengisi waktunya dengan memperbanyak dzikrullah, yaitu mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hati dan lisannya, mengingat keagungan-Nya, keesaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan tidak menyia-nyiakan masa ibadah haji yang sebentar ini dengan pekerjaan yang sia-sia dan tidak bermanfaat.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan bapak ibu sekalian untuk mendapatkan haji yang mabrur. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Semoga bermanfaat, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

InSyaaAllah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik di sini
Halaqah selanjutnya, klik di sini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses