Halaqah 9 – Jalan Metode yang Benar

Related Articles

Halaqah 48 – Beberapa Kejadian di Padang Mahsyar Bagian Pertama

15 Januari 2025

Halaqah 18 – Mustahabbat (Sunnah-sunnah) Haji Bagian Kelima

14 Januari 2025

🌐 WAG Surabaya Mengaji
Program KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)
≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji

🎙 Oleh: Ustadz Muhammad Yusuf Rustam, Lc., M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Kitab Khulashah Ta’zhimil ‘Ilmi (Ringkasan Memuliakan Ilmu) karya Syaikh Shalih bin Abdillah bin Hamad Al-‘Ushaymi رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى

📖 Halaqah 9 – Jalan Metode yang Benar

🔊 Audio, klik di sini
══════════════════

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Pertemuan yang kesembilan dari program KEBUT (Kelas Kitab Tuntas) Kitab Khulashah Ta’zhimi Al-‘Ilmi, simpul kelima Kitab Khulashah Ta’zhimi Al-‘Ilmi. Berkata Syaikh Shalih Al-‘Ushaymi Hafizhahullahu Ta’ala:

اَلْمَعْقِدُ الخَامِسُ: سُلُوكُ الْجَادَّةِ الْموصِلَةِ إِلَيْهِ

Menempuh jalannya dengan keras, serius, dan sungguh-sungguh untuk bisa sampai ke tujuan. Kenapa demikian? harus menempuh jalurnya tidak boleh menempuh jalur yang lain.

لِكُلِّ مَطْلُوبٍ طَرِيقٌ يُوصِلُ إِلَيْهِ

Karena setiap hal yang kita tuju pasti ada metode dan jalannya yang mengantarkan kita ke sana.

فَمَنْ سَلَكَ جَادَّةَ مَطْلُوبِهِ أَوْقَفَتْهُ عَلَيْهِ

Sehingga orang itu yang mau menempuh jalurnya yang bisa mengantarkan ke sana pasti dia akan sampai ke tujuannya.

وَمَنْ عَدَلَ عَنْهَا لَمْ يَظْفَرُ بِمَطْلُوبِهِ

Siapa yang tidak menempuh jalurnya ini, tetapi memilih jalan yang lain. Dia tidak akan mendapatkan apa yang diharapkan.

وَإِنَّ لِلْعِلْمِ طَرِيقًا مَنْ أَخْطَأَهَا ضَلَّ وَلَمْ يَنَلِ الْمَقْصُودَ

Begitu juga dengan ilmu yang memiliki jalur untuk mengantarkan orang ke arah sana, kalau orang itu salah menempuh jalurnya dia akan tersesat dan tidak akan meraih apa yang dia tuju.

وَرُبَّمَا أَصَابَ فَائِدَةً قَلِيلَةٌ مَعَ تَعَبٍ كَثِيرٍ

Mungkin dia masih bisa mendapatkan faidah yang sedikit, itu pun dengan capek yang luar biasa, karena jalannya yang salah.

وَقَدْ ذَكَرَ هَٰذَا الطَّرِيقَ بِلَفْظٍ جَامِعٍ مَانِعٍ مُحَمَّدُ مُرْتَضَى بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّبِيدِيُّ صَاحِبُ تَاجِ الْعَرُوسِ فِي مَنْظُومَةٍ لَه تُسَمَّى أَلْفِيَّة السَّنَدِ يَقُولُ فِيهَا

Telah disebutkan cara menempuh ilmu syar’i ini dengan lafazh yang ringkas namun mencakup hal yang begitu banyak. Yang telah disebutkan Muhammad Murtadha bin Muhammad Az-Zabidy rahimahullahu ta’ala, pengarang kitab Taj Al-‘Arus di dalam sebuah manzhumah yang beliau karang beliau namakan Al-Fiyyatus Sanad, beliau berkata:

فَمَا حَوَى الْغَايَةَ فِي أَلْفِ سَنَة

Seseorang tidak akan meraih seluruh ilmu walaupun dengan 1000 tahun lamanya.

شَخْصٌ فَخُذْ مِنْ كُلِّ فَنٍّ أَحْسَنَهُ

Maka ambillah dari setiap bidang ilmu yang terbaiknya.

بِحِفْظِ مَتْنٍ جَامِعٍ لِلرَّاجِحِ

Dengan menghafal matan ringkas, padat yang sudah menjadi pegangan.

تَأْخُذُهُ عَلَى مُفِيدٍ نَاصِحِ

Dia pelajari itu dari guru yang baik dan bisa memberikan pengajaran.

فَطَرِيقُ الْعِلْمِ وَجَادَتُهُ مَبْنِيَّةٌ عَلَى أَمْرَيْنِ

Sehingga dengan demikian kita paham dari syair tersebut bahwasanya ilmu itu kita ambil dengan cara matan kemudian setor kepada syaikh yang mufid dan nashih. Sehingga kita bisa mengetahui ilmu itu jaddahnya (keseriusannya) diambil dengan dua cara.

مَنْ أَخَذَ بِهِمَا كَانَ مُعَظَّمًا لِلْعِلْمِ لِأَنَّهُ يَطْلُبُهُ مِنْ حَيْثُ يُمْكِنُ الْوُصُولُ إِلَيْهِ

Jika dua cara ini ditempuh pasti dia akan menjadi orang yang mengagungkan ilmu syar’i. Sebab ia menempuh jalur yang ia sangat mungkin untuk bisa sampai pada tujuannya. Apa dua hal tersebut?

فَأَمَّا الْأَمْرُ الْأَوَّلُ: فَحِفْظُ مَتْنٍ جَامِعٍ لِلرَّاجِحِ فَلَا بُدَّ مِنْ حِفْظٍ

Perkara pertama: Menghafalkan matan yang padat, ringkas yang sudah jadi pegangan, jadi harus menghafal kalau belajar ilmu syar’i itu.

وَمَنْ ظَنَّ أَنَّهُ يَنَالُ الْعِلْمَ بِلَا حِفْظِ فَإِنَّهُ يَطْلُبُ مُحَالًا

Maka siapa yang mengira kalau ia bisa mendapatkan ilmu syar’i tanpa perlu menghafal, ini sama saja dengan mengambil sesuatu yang mustahil.

وَالْمَحْفُوظُ الْمُعَوَّل عَلَيْهِ هُوَ الْمَتْنُ الْجَامِعُ لِلرَّاجِحِ أَيِ الْمُعْتَمَدُ عِنْدَ أَهْلِ الْفَنِّ

Hafalan yang ingin ia gapai adalah matan yang padat ringkas yang sudah jadi pegangan. Sudah jadi pegangan disepakati oleh ahli dibidangnya tersebut. Baarakallaahu Fiikum.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

InSyaaAllah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik di sini
Halaqah selanjutnya, klik di sini