Halaqah 17 – Mustahabbat (Sunnah-sunnah) Haji Bagian Keempat

Related Articles

Halaqah 48 – Beberapa Kejadian di Padang Mahsyar Bagian Pertama

15 Januari 2025

Halaqah 18 – Mustahabbat (Sunnah-sunnah) Haji Bagian Kelima

14 Januari 2025

🌐 HSI Mahazi Abdullah Roy
HSI Mahazi | Madrasah Haji dan Ziarah
•Grup Materi HSI Mahazi
•(Madrasah Haji dan Ziarah)

🎙 Oleh: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Silsilah Manasik Haji

📖 Halaqah 17 – Mustahabbat (Sunnah-sunnah) Haji Bagian Keempat

🔊 Audio, klik di sini
════════════════

Daftar Isi – Silsilah ‘Ilmiyyah Manasik Haji
klik di sini

════════════════

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Saudara sekalian semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan pemahaman kepada kita semua. Halaqah yang ketujuh belas dari Silsilah Manasik Haji adalah tentang “Mustahabbat (Sunnah-sunnah) Haji Bagian 4.”

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Ilmiyyah Manasik Haji adalah tentang mustahabbat atau sunnah-sunnah haji bagian yang keempat. Di antara sunnah-sunnah haji:

10. Mengusap rukun Yamani. Disunnahkan mengusap rukun Yamani dengan tangannya setiap melewatinya apabila dimudahkan, dan tidak disyariatkan mencium rukun Yamani atau mencium tangan setelah mengusap rukun Yamani atau memberikan isyarat. Selain rukun Hajar Aswad dan rukun Yamani tidak disyariatkan untuk diusap. Berkata ‘Abdullah ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:

لَمْ أَرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَلِمُ مِنَ الْبَيْتِ إِلَّا الرُّكْنَيْنِ الْيَمَانِيَيْنِ

“Aku tidak melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap dari rumah Allah kecuali dua rukun Yamani.” (Hadits Riwayat Muttafaqun ‘Alaihi – yakni Al-Bukhari dan Muslim)

Yang dimaksud dengan rukun Yamani adalah rukun Hajar Aswad dan rukun Yamani.

11. Al-Idhthiba’ ( اَلْإِضْطِبَاعُ ). Disunnahkan bagi laki-laki ketika thawaf umrah dan thawaf qudum bagi orang yang haji qiron dan ifrod untuk melakukan idhthiba’ yaitu menjadikan kain atas di bawah ketiak kanan, dan meletakkan ujung kain atas di atas bahu kiri.

Dari ‘Abdullah ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya melakukan umrah dari Ju’ronah, mereka melakukan roml ketika thawaf dan menjadikan pakaian atas mereka di bawah ketiak dan melemparkannya di atas bahu kiri. (Hadits Riwayat Abu Dawud dengan isnad yang shahih)

Selain thawaf umrah dan thawaf qudum bagi orang yang haji qiron dan haji ifrod dan juga keadaan-keadaan yang lain maka tidak disunnahkan idhthiba’.

12. Ar-roml ( اَلرَّمْلُ ). Disunnahkan bagi laki-laki sebagaimana dalam hadits di atas untuk melakukan ar-roml pada tiga putaran thawaf yang pertama. Yang dimaksud dengan ar-roml adalah lari kecil dengan mempercepat jalan dengan memperpendek langkah-langkah kaki.

Dari ‘Abdullah ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika thawaf dalam ibadah haji dan umrah yaitu thawaf yang dilakukan ketika pertama masuk Makkah, maka beliau melakukan roml pada tiga putaran dan berjalan biasa pada empat putaran. (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Dan wanita tidak disunnahkan untuk melakukan roml. Berkata ibnu Mundzir rahimahullah:

وَأَجْمَعُوا أَنْ لَّا رَمَلَ عَلَى النِّسَاءِ حَوْلَ الْبَيْتِ وَلَا فِي السَّعْيِ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ

“Dan mereka bersepakat bahwa wanita tidak melakukan roml ketika thawaf di Baitullah dan ketika sa’i antara Shofa dan Marwah.” (Kitab Al-Ijma’ halaman 61)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Semoga bermanfaat, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

InSyaaAllah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik di sini
Halaqah selanjutnya, klik di sini