Selasa , September 30 2025

Halaqah 10 – Muqaddimah Penulis Kitab Bagian 1

🌐 WAG Dirosah Islamiyah
Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad

▪🗓 JUM’AT
| 20 Jumādā Al-Akhir 1441 H
| 14 Februari 2020 M

🎙 Oleh: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

🔈 Halaqah 10
📖 Muqaddimah Penulis Kitab Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin Bagian 1
🔊 Audio, klik disini
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَمَّا بَعْدُ

Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang masih memberikan kepada kita kenikmatan yang banyak dan tidak terhingga, sehingga pada kesempatan kali ini kita bisa bertemu kembali melanjutkan kajian ini.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan kepada kita semua keikhlasan dan istiqamah di atas agamaNya.

Setelah kita membacakan kemarin komentar dan juga muqaddimah yang ditulis oleh guru dari Syaikh Muhammad bin Shalih yaitu Muqaddimah dari Syaikh bin Baz, Taqdim dari Syaikh bin Baz. Maka pada kesempatan kali ini kita akan langsung pada muqaddimah yang langsung ditulis oleh pengarang sendiri.

Beliau rahimahullah mengatakan,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

Memulai kitabnya dengan basmalah, meniru apa yang dilakukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memulai kitab-Nya dengan basmalah.

Dan juga mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam karena beliau Shallallahu ‘alayhi wa Sallam ketika menulis risalah, menulis surat yang isinya dakwah kepada Islam kepada raja-raja yang ada di sekitar beliau, maka beliau Shallallahu ‘alayhi wa Sallam memulai suratnya tadi dengan basmalah ini.

Dan orang yang memulai menulis kitab dengan membaca basmalah, maka diharapkan:

  1. Dia akan dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menulis kitabnya. Kalau kita renungi

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

Isinya adalah isti’anah, karena (ب) di sini adalah (ب) yang fungsinya untuk meminta pertolongan kepada Allah. Sehingga ketika dia mengucapkan atau menulis

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

Diharapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan dia, artinya menolong dia di dalam menulis kitab.

  1. Bertabarruk, yaitu mencari berkah dengan memulai nama Allah. Karena nama Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensifati nama-Nya dengan keberkahan.

تَبَـٰرَكَ ٱسْمُ رَبِّكَ

“Nama Allah itu adalah nama yang berbarakah.” (Al-Qur’an Surah Ar-Rahman {55} Ayat 78)

Yang memiliki banyak keutamaan, kelebihan, sehingga diharapkan orang yang memulai menulis kitab ini dengan mengucapkan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberkahi apa yang dia lakukan, apa yang dia tulis, sehingga kitab yang ditulis lebih banyak manfaatnya, lebih banyak keberkahannya, lebih banyak kebaikannya, banyak orang yang mendapatkan hidayah, banyak orang yang mendapatkan ilmu dari kitab tersebut.

Makanya tidak heran apabila para ‘ulamaa, yang mereka ketika menulis kitab mendahului atau membuka kitabnya dengan basmalah.

Kemudian setelah itu beliau mengatakan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Setelah mengucapkan basmalah, mengucapkan hamdalah. Karena demikian Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an. Setelah memulai kitabnya dengan basmalah, maka ayat yang selanjutnya adalah:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.”

Isinya adalah pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan makna pujian kepada Allah yaitu memuji Allah, karena dialah yang memiliki nama-nama yang husna, nama-nama yang paling indah, baik lafazhnya maupun maknanya. Dan Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki sifat-sifat yang ‘ula (tinggi).

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ

“Dan bagi Allah nama-nama yang paling indah”. (Al-Qur’an Surah Al-A’raf {7} Ayat 180)

وَلِلَّهِ ٱلْمَثَلُ ٱلْأَعْلَ

“Dan bagi Allah sifat-sifat yang paling tinggi”. (Al-Qur’an Surah An-Nahl {16} Ayat 60)

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala dipuji, karena Dialah yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala dipuji karena Dialah yang memberikan kenikmatan.

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍۢ فَمِنَ ٱللَّه

“Dan apa yang ada pada kalian berupa kenikmatan, maka itu adalah dari Allah”. (Al-Qur’an Surah An-Nahl {16} Ayat 53)

الْحَمْدُ

Yaitu segala puji, karena ( ال ) di sini adalah (lil istighragh) yang fungsinya di dalam bahasa Arab adalah untuk menunjukkan keseluruhan. Jadi segala puji hanya milik Allah رَبِّ الْعَالَمِينَ

Kemudian beliau mengatakan,

وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

Dan akhir dari seluruh perkara adalah untuk orang-orang yang bertaqwa. Maksudnya adalah akhir yang baik. Akhir yang baik adalah bagi orang yang bertaqwa kepada Allah, yang menjalankan perintah, menjauhi larangan, ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam.

Maka inilah orang-orang yang akhirnya akan mendapatkan kebaikan. Akan mendapatkan pertolongan, akan mendapatkan kenikmatan, meskipun di awal mungkin dia mendapatkan ujian, gangguan, tapi akhir dari perkaranya adalah kebaikan.

Ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

فَٱصْبِرْ ۖ إِنَّ ٱلْعَـٰقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ

“Hendaklah engkau bersabar, sesungguhnya akhir yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Qur’an Surah Hud {11} Ayat 49)

Kita harus yakin, bahwasanya akhir yang baik adalah bagi orang yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apabila di dalam kehidupan kita, berusaha untuk hijrah, berusaha untuk istiqamah, di tengah manusia yang mereka tidak berpegang teguh dengan agama. Dan kita mendapatkan ujian.

Maka kita harus ingat bahwasanya akhir dari semua ini adalah kebaikan. Apabila seseorang ingat, meyakini yang demikian, menyadari yang demikian, akan menjadikan dia bersabar.

Adapun seseorang yang tidak memiliki keyakinan yang kuat, hanya memiliki keyakinan yang lemah, maka akan mudah sekali orang yang demikian, goyah di dalam agamanya.

Ini adalah kaidah bahwasanya akhir dari seluruh perkara adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. Kalimat ini menjadi hiburan, menjadi penenang bagi setiap orang yang berusaha untuk berpegang teguh dengan agamanya supaya dia terus bersabar dan istiqamah di dalam mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam.

Demikian,

وَاللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيق وَالْهِدَايَة

In Syaa Allah Berlanjut

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses