Selasa , September 30 2025

Halaqah 30 – Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu Bagian 7

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                  Whatsapp             
     Grup Islam Sunnah | GiS
        *☛ Pertemuan ke-230*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com

🗓  JUMAT
        29 Dzulhijjah 1443 H
        29 Juli 2022 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى

📚  Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad  ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-30: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu Bag 07 – Selesai

══════════════════

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin dimanapun berada khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu. Kita akan membahas sebuah kitab yang ditulis oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu Ta’ala dengan judul: Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam).

Kita masih berada di Bab Taubat. Hadits yang nomor 21. Ini hadits yang panjang sekali. Ana akan bacakan Ka’ab menceritakan kisahnya.

Aku berangkat bersama orang-orang menuju ke Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam. (Dia berangkat menuju kepada Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam.)

يَتَلَقَّانِي النَّاسُ فَوْجًا فَوْجًا

Orang-orang datang menyambutku, mengucapkan selamat kepadaku dengan taubat yang telah diterima.

Kemudian orang-orang mengatakan,

لِتَهْنِئْكَ تَوْبَةُ اللَّهِ عَلَيْكَ

“Semoga engkau.. harus senang, bahagia. Selamat atas taubat Allah kepadamu.”

حتَّى دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ

Sampai aku masuk ke masjid,

فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ جَالِسٌ حَوْلَهُ النَّاسُ

Nabi sedang duduk dikelilingi oleh sahabat. Thalhah Habib al-Ubaidillah bangun dan dia menyalamiku dan memberikan ucapan selamat kepadaku.

وَاللَّهِ مَا قَامَ رَجُلٌ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ غَيْرُهُ

Kata Ka’ab bin Abdul Malik, “Tidak ada satu pun dari orang Muhajirin yang berdiri yang mengucapkan salam kepadaku kecuali Thalhah bin Ubaidillah.”

Maka Ka’ab tidak pernah lupa dengan Thalhah bin Ubaidillah, dengan peristiwa itu.

قالَ كَعْبٌ : فَلَمَّا سَلَّمْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ: وَهُوَ يَبْرُقُ وَجْهُهُ مِنَ السُّرُورِ

Ingat hari 50 hari yang lalu, ketika Ka’ab datang mengucapkan salam kepada Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam, Nabi tersenyum. Ka’ab masih ingat, senyuman itu senyuman orang yang marah kepada dia.

Tapi setelah 50 hari Ka’ab mengatakan, “Ketika aku mengucapkan kepada Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam salam, aku lihat wajahnya berseri-seri dari bahagia.” Beliau  bahagia dengan kejujuran Ka’ab bin Malik. Beliau bahagia dengan taubat yang Allah berikan kepada Ka’ab bin Malik.

Lalu Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ أبْشِرْ بِخَيْرِ يَوْمٍ مَرَّ عَلَيْكَ مُذْ وَلَدَتْكَ أُمُّكَ ❳

“Bergembiralah engkau dengan hari terindah buat engkau yang pernah engkau lewati dalam kehidupanmu sejak engkau dilahirkan oleh ibumu.”

Nabi memberi kabar gembira seperti itu. Karena ini benar-benar hari yang paling indah, bagaimana seorang tahu Allah menerima taubat kita.

Maka sebagian sahabat itu mereka mengatakan, “Kalau aku tahu sujudku diterima oleh Allah, aku ingin pada waktu itu mati.” Karena Allah tidak menerima kecuali dari orang-orang yang bertakwa. Kemudian,

فَقُلْتُ : أَمِنْ عِنْدِكَ ، يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَمْ مِنْ عِندِ اللَّهِ؟

Ka’ab bertanya, “Ini datang dari engkau, wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, apa datang dari Allah?” (Maksudnya bahwasanya aku diterima taubatnya.)

قالَ: لَا ؛ ❲ بَلْ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ❳

“Bukan dari aku, tapi dari Allah ‘Azza wa Jalla.”

وَكانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ

Biasanya Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam
kalau sedang gembira, wajahnya bersinar sampai seakan-akan wajah Beliau itu seperti potongan Rembulan. Kemudian,

وَكُنَّا نَعْرِفُ ذَالِكَ مِنْهُ

Kita tahu itu sudah biasa. Itu kita tahu, itu ma’ruf dari Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam. Kemudian,

فَلَمَّاجَلَسْتُ بَيْنَ يَدَيْهِ

Lalu ketika aku sedang duduk di hadapan Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam, maka Ka’ab mengatakan, “Ya Rasulullah! Sesungguhnya bentuk taubatku kepada Allah…” (Ini orang sudah diterima taubatnya, dia masih taubat lagi.) Dan dia mengatakan bahwa, “Salah satu bentuk taubatku, aku akan berlepas diri dari hartaku semuanya”

مَالِي صَدَقَةً إِلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِهِ

“sebagai shadaqah buat Allah dan Rasul-Nya.”

فَقالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : ❲ أمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالِكَ ❳

Ini Ka’ab dari bahagianya, dia ingin menshadaqahkan semua harta buat Allah dan Rasul-Nya.

Ini jamaah, salah satu tanda kita diterima amalannya, kita itu semakin baik, kita jadi semakin dekat sama Allah. Orang pulang haji, pulang semakin kencang ibadahnya, semakin tepat waktu shalatnya, semakin banyak shadaqahnya. In Syaa Allah diterima, karena balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.

Ini Ka’ab bin Malik ketika taubatnya diterima, dia malah ingin mengeluarkan semua hartanya di jalan Allah Jalla Jalaluh. Tapi apa kata Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam?

❲ أمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالِكَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ❳

“Sisakan sebagian buat engkau. Sisakan sebagian buat engkau, itu lebih baik buat engkau.”

فَقُلْتُ : إِنِّي أُمْسِكُ سَهْمِي الَّذِي بِخَيْبَرَ

“Kalau begitu bagianku di Khaibar, itu yang aku pegang, sisanya buat Allah dan Rasul-Nya.”

وَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى إِنَّمَا أنْجَانِي بِالصِّدْقِ 

“Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah menyelamatkan aku karena aku jujur. Dan termasuk taubatku, aku tidak akan berbicara kecuali jujur selama aku hidup.”

فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ أحَدًا مِنَ المُسْلِمِينَ أبْلَاهُ اللَّهُ تَعَالَى- فِي صِدْقِ الْحَدِيثِ – مُنْذُ ذَكَرْتُ ذَلِكَ لِرَسولِ اللَّهِ ﷺ  أَحْسَنَ مِمَّا أَبْلَانِي اللَّهُ تَعَالَى

Sejak kejadian itu, aku tidak pernah melihat bahwasanya sampai/selama aku hidup, aku tidak pernah melihat orang yang diuji seperti ujian yang aku dapatkan karena kejujuranku dalam berbicara.

وَاللَّهِ مَا تَعَمَّدْتُ

Dia bercerita bahwasanya, “Aku tidak pernah berdusta lagi sejak hari itu, sejak aku berbicara kepada Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam sampai hari ini. Dan aku berharap Allah menjagaku selama aku hidup dari dosa itu.”

Allah menurunkan firman Allah di surah At-Taubah ayat 117-119:

{ لَقَدْ تَابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ… }

Sampai firman Allah,

حَتَّى بَلَغَ : {… إِنَّهٗ بِهِمْ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ۙ وَّعَلَى الثَّلٰثَةِ الَّذِيْنَ خُلِّفُوْاۗ حَتّٰٓى إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ…}

Kemudian Allah mengatakan,

حَتَّى بَلَغَ : {… اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ } [ التوبة: ١١٧  – ١١٩]

Ini ayat-ayat yang berkaitan dengan taubatnya Ka’ab bin Malik. Disebutkan bagaimana kejujuran itu menyelamatkan orang. Ka’ab mengatakan,

وَاللَّهِ مَا أنْعَمَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ نِعْمَةٍ قَطُّ

“Tidak ada satu nikmat yang Allah berikan kepadaku -setelah Allah memberikan hidayah kepadaku- (yang) lebih besar dalam diriku dari kejujuranku kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Dan dia begitu bahagia ketika itu dia tidak berdusta. Kalau dia berdusta maka dia akan hancur seperti binasanya orang-orang yang berdusta, yang mana Allah menurunkan firman-Nya kepada para pendusta itu di surah At-Taubah ayat 95-96.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,

{ سَيَحْلِفُوْنَ بِاللَّهِ لَكُمْ… }

Allah mengatakan, “Dia akan bersumpah kepada kalian.”

{ إِذَا انْقَلَبْتُمْ إِلَيْهِمْ لِتُعْرِضُوْا عَنْهُمْ ۗ فَأَعْرِضُوْا عَنْهُمْ ۗ إِنَّهُمْ رِجْسٌ وَّمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ (٩٥) يَحْلِفُوْنَ لَكُمْ لِتَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنْ تَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنَّ اللّٰهَ لَا يَرْضٰى عَنِ الْقَوْمِ الْفٰسِقِيْنَ (٩٦) } [التوبة: ٩٥ – ٩٦]

Mereka bersumpah; ini minta maaf tidak bisa ikut perang karena sakit, karena ada urusan ini itu, macam-macam sehingga kalian jadi ridha dengan mereka. Allah itu tidak ridha dengan kelakuan orang-orang fasik.

Maka jamaah, itulah cerita Ka’ab bin Malik. Di akhir cerita Ka’ab mengatakan,

كُنَّاخُلِّفْنَا – أَيُّهَا الثَّلَاثَةُ! – عَنْ أَمْرِ أُولَئِكَ الَّذِينَ قَبِلَ مِنْهُمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ حِينَ حَلَفُوا لَهُ

Ini ceritanya, bahwasanya Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam kalau melakukan perjalanan, biasanya Beliau itu berangkatnya pada hari Kamis (lebih senang berangkat pada hari Kamis) dan Beliau tidak datang dari perjalanan kecuali biasanya di waktu Dhuha, dan Beliau biasanya memulainya dengan masuk ke masjid.

Barakallahu fiik. Itu kisah Ka’ab bin Malik bersama dua sahabat Nabi yang lainnya, Murarah bin Rabi’ al-Umari dan Hilal bin Umayyah al-Waqifi radhiyallahu Ta’ala anhuma.

Jadi kita perlu belajar dari keduanya tentang kejujuran, tentang kesabaran, tentang taubat, tentang melanjutkan taubatnya dengan amal shalih, melanjutkan taubat yang dengan janji untuk tidak mengulangi.

Ka’ab tidak berdusta. Malah taubatnya dia itu untuk tidak berdusta, untuk terus berkata jujur, radhiyallahu Ta’ala anhu.

Thayyib jama’ah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════ 

📣 Official Account Grup Islam Sunnah

🌏 Website GiS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 Website GBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube:

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses