╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
Whatsapp
Grup Islam Sunnah | GiS
*☛ Pertemuan ke-284*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝
🗓 KAMIS
18 Rabi’ul Awwal 1444 H
13 Oktober 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
💽 Audio ke-84: Bab 05 Muraqabah ~ Pembahasan Hadits Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu Bag 02
══════════════════
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin dimanapun berada khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu. Kita akan membahas sebuah kitab yang ditulis oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu Ta’ala dengan judul: Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam).
Iman … dalamin tuh!. Kata Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam,
❲ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ❳
“Beriman dengan Allah, dengan rasul-Nya, dengan malaikat-malaikat-Nya, dengan kitab-kitab-Nya, dengan utusan-utusan-Nya, dengan hari akhir dan dengan takdir.”
Semua ini membutuhkan ilmu dan perjuangan dari kita untuk mempelajarinya. Jangan pernah bosan ketika membaca kitab tentang rukun iman. Sebagian menyelesaikan rukun iman, Dulu … dulu … Ustadz, ana hafal dengan rukun iman. Ketika ana SD, ana bisa menjawab soal tersebut. Tapi sekarang, apakah engkau masih bisa menjawabnya? Mungkin kau masih bisa menjawabnya, tapi apakah pengetahuanmu tentang Allah bertambah? Pengetahuanmu tentang malaikat-malaikat Allah, yang mana ilmu akan mengantarkan kepada keyakinan yang lebih dalam lagi.
Tahukah engkau, bahwasanya Jibril ‘Alaihissalam, dia malaikat yang membawa wahyu; Mikail yang mengatur urusan kehidupan, hujan; Israfil yang memegang sangkakala; ada Munkar dan Nakir; ada malaikat-malaikat lainnya. Ini semua memerlukan ilmu. Jibril, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memandangnya dalam wujud aslinya. Dia memiliki 600 sayap.
Iman dengan kitab-kitab Allah. Iman dengan utusan-utusan Allah. Baca tuh sejarah para nabi! Manusia suka dengan kisah. Baca sejarah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam. Kalau berbicara ada orang-orang hebat yang semuanya adalah dongeng belaka, tentang film-film yang dimunculkan oleh sebagian produser film. Ketahuilah, bahwa Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, dia tidak terbakar di dalam api karena dijaga oleh Allah Jalla Jalaluh.
Beriman dengan hari akhir, kaji tentang tanda-tanda hari kiamat. Beriman dengan takdir, tidak perlu engkau banyak kali membahas tentang takdir. Tapi berimanlah kalau semua sudah ditakdirkan. Tugasmu beramal, berbuat. Kemudian yang ketiga, tingkatan beragama yang ketiga. Ini yang berkaitan dengan bab kita, dengan بَابُ المُرَاقَبَةِ (Babul Muraqabah), bab menghadirkan pengawasan Allah Jalla Jalaluh.
Jibril bertanya,
❲ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِحْسَانِ؟ ❳
“Beritahukan aku, ajarkan kepada aku tentang ihsan.”
Apa ihsan? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,
❲ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ❳
“Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Tapi kalau engkau tidak bisa sampai tingkatan ini meskipun engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Ihsan adalah artinya kebaikan. Jadi orang agamis yang sudah baik itu yang sudah sampai tingkatan ihsan. Enggak harus seorang ustadz, tidak, sampai tingkatan ihsan. Mungkin kita tahu dengan Uwais Al-Qarni, yang kata Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam,
خَيْرُ التَّابِعِيْنَ أُوَيْسُ الْقَرْنِيِّ
Dia bukan sosok ulama yang banyak memiliki hadits-hadits Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam. Tidak. Tapi dia orang yang berbakti kepada ibunya, yang berusaha beribadah kepada Allah sampai tingkatan ihsan.
Asy-Syaikh bin Utsaimin rahimatullahu ‘alaih beliau mengatakan berkaitan dengan beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, ini adalah tingkatan orang yang mencari.
Seorang hamba tatkala melihat Allah dengan sifat-sifat Allah yang Maha Mulia, dengan nama-nama Allah yang indah, dia akan mencari. Tapi sebagian belum bisa sampai ke tingkat tersebut. Pengetahuan dia tentang Allah sedikit. Dia juga tidak pernah mengenal Allah kecuali hanya namanya. Maka ketahuilah, hendaklah dia sampai ke tingkatan yang di bawahnya, yaitu:
❲ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ❳
“Beribadah dalam kondisi tahu Allah melihatmu.”
Ini adalah derajat orang yang takut. Kalau yang tadi orang yang cinta, ini orang yang takut. Sehingga tatkala dia hendak berbuat sesuatu dalam kondisi tidak ada manusia yang melihat dia, tapi dia hadirkan Allah melihat dia sehingga dia takut.
Kemudian Jibril bertanya tentang kiamat. Tanda-tanda kiamat sudah nampak. Teman-teman yang ada di Oman, yang ada di negeri Arab, melihat sekali apa yang di sabdakan oleh Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam. Ketika Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,
❲مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ❳
“Yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang bertanya”
Lalu Jibril bertanya tentang tanda-tanda kiamat. Disebutkan tentang banyaknya perbudakan; banyaknya budak-budak yang melahirkan majikannya. Dan masa ini sudah berlalu. Islam sudah sampai ke masa yang jaya, sehingga banyak budak-budak pada masa itu. Kemudian,
❲وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ ❳
Nih, “Orang-orang Arab yang tidak punya alas kaki, yang mereka berpakaian tapi hanya secukupnya; orang-orang yang dahulunya adalah miskin; mereka berlomba-lomba.”
Jadi di masa pada abad ke-7 Hijriyah, itu sudah nampak bangunan-bangunan yang tinggi. Yang mereka melihat, Ini tanda-tanda kiamat nih sudah ada nih, mulai ada pada waktu itu. Bagaimana kalau mereka melihat negeri Arab sekarang? Bangunan tertinggi di dunia bahkan adanya di negeri Arab. Mereka berlomba-lomba meninggikan bangunan. Sebagian mati, belum sempat melihat bangunannya. Hanya nafsu dan ambisi yang ada di dirinya.
Jadi hadits ini yang berkaitan dengan Muraqabatullah Tabaraka wa Ta’ala. Jelas disebutkan, bahwasanya seorang hendaklah beribadah kepada Allah seakan-akan Allah melihat dia; dia seakan-akan melihat Allah. Ini yang pertama. Tidak mampu, hendaklah dia merasa senantiasa diawasi oleh Allah Jalla Jalaluh.
Penipuan yang terjadi di pasar-pasar; mengurangi timbangan; kadang kala sebagian meletakkan barang yang jelek di bawah, yang di atas dikasih barang yang bagus; dia berpikir pembeli tidak melihat, tapi Allah melihat. Maka, Jama’ah rahimakumullah. Bab ini adalah bab yang menyempurnakan Bab “Ash-Shidqu”. Orang ini yang bisa jadi jujur dia, enggak dusta.
Thayyib jama’ah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
📣 Official Account Grup Islam Sunnah
🌏 Website GiS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 Website GBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube:
Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini
One comment
Pingback: Halaqah 85 - Bab 05 Muraqabah ~ Pembahasan Hadits Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhuma | AL-HANIFIYYAH