Senin , September 22 2025

Halaqah 117 – Bab 07 Yakin dan Tawakal ~ Pembahasan Hadits Jabir Radhiyallahu ‘Anhu

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                  Whatsapp             
     Grup Islam Sunnah | GiS
       *☛ Pertemuan ke-317*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com

🗓  SELASA
      05 Jumadil Awwal 1444 H
      29 November 2022 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى

📚  Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya Orang-orang yang Shalih dari Sabda-sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽  Audio ke-117: Bab 07 Yakin dan Tawakal ~ Pembahasan Hadits Jabir Radhiyallahu ‘Anhu

══════════════════

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin dimanapun berada khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu. Ahibbaty fillah. Kita berjumpa kembali dalam pembahasan kitab Riyadhus Shalihin (Tamannya orang-orang yang baik, orang-orang yang shalih).

Na’am. Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ غَزَا مَعَ النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قِبَلَ نَجْدٍ فَلَمَّا قَفَلَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَفَلَ مَعَهُمْ فَأَدْرَكَتْهُمُ الْقَائِلَةُ فِي وَادٍ كَثِيْرِ الْعِضَاهِ فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَتَفَرَّقَ النَّاسُ يَسْتَظِلُّونَ بِالشَّجَرِ وَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- تَحْتَ سَمُرَةٍ فَعَلَّقَ بِهَا سَيْفَهُ وَنِمْنَا نَوْمَةً فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَدْعُونَا وَإِذَا عِنْدَهُ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ : ❲ إنَّ هَذَا اخْتَرَطَ عَلَيَّ سَيْفِي وَأَنَا نَائِمٌ فَاسْتَيْقَظْتُ وَهُوَ فِي يَدِهِ صَلْتًا قَالَ : مَنْ يَمْنَعُكَ مِنِّيْ؟ قُلْتُ : اللَّهُ – ثَلاَثًا – وَلَمْ يُعَاقِبْهُ وَجَلَسَ ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ [ الْبُخَارِيُّ(٢٩١٠)، وَمُسْلِمٌ (٣٠) ]

وَفِي رِوَايَةٍ : قَالَ جَابِرٌ : كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- بِذَاتِ الرِّقَاعِ فَإذَا أَتَيْنَا عَلَى شَجَرَةٍ ظَلِيْلَةٍ تَرَكْنَاهَا لِرَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ وَسَيْفُ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- مُعَلَّقٌ بِالشَّجَرَةِ فَاخْتَرَطَهُ فَقَالَ : تَخَافُنِي؟ قَالَ : ❲ لَا ❳ قَالَ : فَمَنْ يَمْنَعُكَ مِنِّي؟ قَالَ : ❲ اللَّهُ ❳

وَفِي رِوَايَةٍ أَبِي بَكْرٍ الْإِسْمَاعِيْلِيِّ فِي صَحِيْحِه : قَالَ : مَنْ يَمْنَعُكَ مِنِّي؟ قَالَ : ❲ اللَّهُ ❳ قَالَ : فَسَقَطَ السَّيْفُ مِنْ يَدِهِ فَأَخَذَ رَسَولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- السَّيْفَ فَقَالَ : ❲ مَنْ يَمْنَعُكَ مِنِّي؟ ❳ فَقَالَ : كُنْ خَيْرَ آخِذٍ فَقَالَ : ❲ تَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ؟ ❳ قَالَ : لَا وَلَكِنِّي أُعَاهِدُكَ أَنْ لَا أُقَاتِلَكَ وَلَا أَكُونَ مَعَ قَوْمٍ يُقَاتِلُونَكَ فَخَلَّى سَبِيْلَهُ فَأَتَى أَصْحَابَهُ فَقَالَ : جِئْتُكُمْ مِنْ عِنْدِ خَيْرِ النَّاسِ

“Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya dia ikut berperang bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menuju ke arah Najd (yakni perang Dzatur Riqa’). Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kembali (dari perjalanannya), kami pun ikut kembali. Kemudian ketika orang-orang yang ikut perang bersama Beliau tiba di suatu lembah yang ditumbuhi banyak pohon besar yang berduri, yaitu bertepatan dengan waktu _qaa’ilah_ yakni tidur siang, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam turun dari tunggangan Beliau. Sedangkan para sahabat, mereka berpencar untuk berteduh di bawah pohon. Rasulullah berdiri singgah di bawah pohon samurah, lantas Beliau pun menggantungkan pedangnya pada pohon tersebut. Kemudian kami semua tertidur sejenak.

Tiba-tiba Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wasallam memanggil kami, dan ternyata di sisi Beliau ada seorang Arab Badui. Lalu Beliau bertutur, “Orang ini menghunus pedangku ketika aku sedang tidur. Dan ketika aku bangun, pedang ini sudah berada di tangannya.” Selanjutnya orang Badui itu bertanya, “Siapakah yang akan menolongmu dari seranganku?” Kemudian aku menjawab, “Allah” sebanyak tiga kali. Meskipun demikian, Nabi tidak menghukum orang Badui tersebut. Kemudian Beliau duduk.” (Hadits Riwayat Muttafaqun ‘Alaihi, Al-Bukhari no. 2910 dan Muslim no. 30)

Dalam riwayat lain, dari Jabir ia berkata, “Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di perang Dzatur Riqa’. Ketika kami mendapati pohon yang rindang, kami meninggalkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di sana. Kemudian seseorang dari kaum musyrikin datang menghampiri Beliau, sedangkan pedang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tergantung di pohon tersebut. Lalu orang itu menghunus dan seraya berkata, “Apakah kamu takut kepadaku?” Beliau menjawab, “Tidak”. “Lantas siapa yang akan menghalangi/menyelamatkanmu dari seranganku?” sahutnya lebih lanjut. Maka Beliau menjawab, “Allah.”

Adapun dalam riwayat Abu Bakar Al-Isma’ili di dalam sahihnya, dikisahkan orang itu bertanya, “Siapa yang akan menyelamatkanmu dari seranganku?” Jawaban Beliau, “Allah.” Maka terjatuhlah pedang itu dari tangannya. Kemudian Rasulullah mengambil pedang itu seraya berkata, “Sekarang siapa yang akan menyelamatkanmu dari seranganku?” Orang itu pun meminta, “Jadilah orang yang selalu berperilaku baik.”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apakah kamu bersaksi bahwa tidak ada Illah sesembahan yang hak selain Allah, dan bahwasanya aku adalah utusan Allah?” Orang itu menjawab, “Tidak, tetapi aku berjanji kepada engkau untuk tidak memerangimu dan tidak bergabung dengan orang-orang yang memerangimu.” Rasulullah membiarkan orang Badui itu pergi. Lantas dia mendatangi kaumnya seraya memberitahukan, “Aku mendatangi kalian setelah mendatangi orang yang terbaik.”

Jama’ah. Ini peristiwa yang menunjukkan bagaimana yakinnya Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam. Bagaimana Beliau tidak bersandar kepada para sahabatnya, tidak bertawakal kepada pedang. Ketika Badui itu datang menghunuskan pedang Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam, lalu Badui itu mengatakan,

مَنْ يَمْنَعُكَ مِنِّي يَا مُحَمَّدُ؟

“Siapa yang bisa menyelamatkan engkau dari aku?”

Apa jawab Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam? Allah. Allah, Jamaah. Ini yang harus ada di diri seorang muslim, bahwa yang bisa menyelesaikan masalah kita itu cuma Allah. Yang bisa membuat hidup kita lebih baik itu hanya Allah. Orang mau bertindak apa pun kepada kita, kalau Allah tidak berkehendak, itu enggak mungkin terjadi. Ingat dengan hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, ketika Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ وَاعْلَمْ أنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ ❳

“Ketahuilah, andai kata umat semua berkumpul, bersatu untuk memberikan bahaya kepadamu, mereka enggak akan bisa memberikan bahaya kepadamu, kecuali sesuatu yang sudah Allah tetapkan atas dirimu.”

Dan Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam tidak menghukum itu orang. Ini akhlak lagi, Jamaah. Kita ini kadang-kadang, ada orang punya salah sama kita, menyakiti hati kita, mengganggu kita, lalu kita ingin balas dendam sama orang tersebut. Belajar sama Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam! Berapa banyak orang yang kita sakiti. Apakah tidak pantas kita disakiti oleh orang karena kita telah menyakiti orang? Pantas!

Ini Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam enggak pernah nyakitin orang. Ada orang datang nyakitin Beliau ‘Alaihis-shalatu wassalam, Beliau malah memaafkan mereka. Akhirnya orang ini balik ke kampungnya. Dia sampaikan:

جِئْتُكُمْ مِنْ عِنْدِ خَيْرِ النَّاسِ

“Aku baru saja datang dari orang yang terbaik.” (yaitu Nabi kita ‘Alaihis-shalatu wassalam).

Maka kita perlu menumbuhkan ketawakalan di diri anak-anak kita untuk tidak jadi penakut. Kalau ada sesuatu yang membuat dia khawatir, baca:

{ حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ }

_Hasbunallah wani’mal wakiil_

(Cukup Allah, Dia sebaik-baiknya pelindung.)

Sudahlah, semua kita serahkan sama Allah Jalla Jalaluh!. Thayyib jama’ah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════ 

📣 Official Account Grup Islam Sunnah

🌏 Website GiS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 Website GBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube:

Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini

Bagikan Ke

About admin.alhanifiyyah

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ahlan Wa Sahlan Para Pengunjung Rahimakumullah Semoga Bisa Mendapatkan Faedah Dan Berbuah Menjadi Amal Jariyah. Barakallahu Fikum...

Check Also

Halaqah 15 – Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu

🌐 WAG Surabaya MengajiProgram KEBUT (Kelas Kitab Tuntas)≈Kelas Kitab Tuntas Surabaya Mengaji 🎙 Oleh: Ustadz …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses