๐ WAG Bimbingan Islam
๐ Oleh: Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc. ุญูููุธููู ุงูููููู ุชูุนูุงููู
๐ Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar (ุงูููููููู ุงููู
ูููุณููุฑู)
Panduan Praktis Fikih dan Hukum Islam
๐ Kitab Shalat
๐ Halaqah 17 – Syarat Sah Shalat Bagian Ketiga
๐ Audio, klik disini
โโโโโโโโโโโโโโโโ
ุจูุณูู
ู ุงูููููู ุงูุฑููุญูู
ูฐูู ุงูุฑููุญููู
ู
ุงูููุญูู
ูุฏู ููููููู ุฑูุจูู ุงููุนูุงููู
ููููุ ุงููููุฐูู ุฃูููุฒููู ุดูุฑููุนูุฉู ุงููุฅูุณูููุงู
ู ููุฏูู ูููููููุงุณู ููุฑูุญูู
ูุฉู ูููููุนูุงููู
ูููู ููุฃูุดูููุฏู ุฃููู ูููุง ุฅููููฐูู ุฅููููุง ุงูููููู ููุญูุฏููู ููุง ุดูุฑูููู ูููู ููุฃูุดูููุฏู ุฃูููู ู
ูุญูู
ููุฏูุง ุนูุจูุฏููู ููุฑูุณูููููู ุฅูู
ูุงู
ู ุงููุฎูุงุดูุนูููู ููุนูููู ุขูููู ููุตูุญูุจููู ุงูุทูููููุจูููู ุงูุทููุงููุฑูููู ููู
ููู ุชูุจูุนูููู
ู ุจูุฅูุญูุณูุงูู ุฅูููู ููููู
ู ุงูุฏูููููุ ุฃูู
ููุง ุจูุนูุฏู
Ikhwani wa Akhawati fฤซllฤh, para sahabat Bimbingan Islam (BiAS) yang semoga dirahmati dan diberkahi Allฤh Subhฤnahu wa Ta’ฤla.
โช๏ธ Syarat Sah Shalat Bagian Ketiga
Syarat sahnya shalat yang kelima, adalah:
ุฏุฎูู ุงูููุช ููุตูุงุฉ ุงูู ุคูุชุฉ
โธ Masuk waktu shalat yang telah ditetapkan.
Apa dalilnya? Dalilnya adalah firman Allฤh dalam surah An-Nisaa ayat 103.
ุฅููู ุงูุตููููุงุฉู ููุงููุชู ุนูููู ุงููู ูุคูู ูููููู ููุชูุงุจูุง ู ููููููุชูุง
“Sesungguhnya shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman.”
Dalil yang kedua adalah hadits Jibril ‘alaihissalฤm tatkala mengimami Nabi shallallฤhu ‘alaihi wa sallam shalat lima waktu (Jibril menjadi iman dan Nabi menjadi makmum), kemudian Jibril berkata,
ู ูุง ุจููููู ููุฐููููู ุงูููุชูู ููููุชู
“Waktu yang terletak di antara kedua waktu ini adalah waktu yang diperbolehkan untuk shalat.” (Hadits Riwayat Abu Dawud no. 627)
Jadi misalkan, shalat Zhuhur menuju shalat Ashar, maka antara Zhuhur dan Ashar adalah waktu yang dibolehkan seorang muslim mengerjakan shalat Zhuhur. Sehingga para ulama penulis kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar mengatakan, tidak sah seorang muslim atau muslimah mengerjakan shalat sebelum masuk waktu shalat dan tidak sah juga sesudahnya (waktunya berakhir atau habis) KECUALI karena ada udzur syar’i atau alasan yang dibenarkan menurut syari’at. Maka boleh dan sah mengerjakan shalat yang wajib setelah keluarnya waktu shalat tersebut.
Contohnya apa? Contoh seseorang dibolehkan mengerjakan shalat setelah waktunya keluar atau berakhir dan shalatnya sah karena ada udzur adalah orang yang ketiduran.
Orang tidur malam misalkan, ketika bangun matahari sudah terbit, ketika matahari sudah terbit berarti waktu shalat Shubuh sudah habis. Dia tertidur sangking capek atau lelahnya dia sudah berusaha memasang jam beker yang akan membangunkannya. Namun qadarullฤh ketika jam beker berbunyi dia tidak mendengar karena sangking capeknya. Walaupun waktu Shubuh telah habis namun dia tetap harus melaksanakan shalat Shubuh dan shalat Shubuhnya sah karena ada udzur (ketiduran), atau udzur yang lain adalah ุงููููุณูููุงู (kelupaan), tidak bersengaja untuk melupa. Kalau sengaja namanya pura-pura lupa, tapi ini ุงููููุณูููุงู (betul-betul lupa) dan lupa adalah sifat manusia.
Jangankan kita, Nabi pun pernah mengalami lupa ketika mengimami shalat Zhuhur berjama’ah dengan para sahabat. Kata Nabi,
ุฅููููู ูุง ุฃูููุง ุจูุดูุฑู ู ูุซูููููู ู ุฃูููุณูู ููู ูุง ุชูููุณููููู ููุฅูุฐูุง ููุณููุชู ููุฐููููุฑููููู
“Sesungguhnya aku ini hanyalah manusia biasa sebagaimana kalian, aku bisa mengalami lupa sebagaimana kalian juga lupa. Jika aku lupa tentang suatu perkara maka ingatkanlah aku.” (Hadits shahih riwayat Al-Bukhฤri no. 401 dan Muslim no. 572)
Kelupaan untuk mengerjakan shalat bisa saja terjadi, jika orang itu mengerjakan shalat setelah waktunya habis karena lupa, maka ketika ingat segera dia mengerjakan shalat tersebut.
Ketika dia ingat, mungkin sudah lewat dua waktu shalat, misalkan dia melakukan safar dalam jarak yang sangat jauh, berangkat ba’da Ashar sampai di tempat tujuan waktu Shubuh, ternyata selama perjalanan dia lupa atau ketiduran. Tiba-tiba sampai tempat tujuan dia baru ingat belum mengerjakan shalat Maghrib dan Isya. Maka tatkala dia ingat segera dia mengerjakan shalat Maghrib dan Isya kemudian mengerjakan shalat Shubuh.
Apa dalilnya? Sabda Nabi shallallฤhu ‘alaihi wa sallam,
ู ู ูุงู ุนู ุงูุตูุงุฉ ุฃู ูุณููุง ูููุตููุง ุฅุฐุง ุฐูุฑูุงย ูุง ููุงุฑุฉ ููุง ุฅูุง ุฐุงููย
“Barangsiapa tertidur dari mengerjakan shalat atau lupa mengerjakan shalat, maka hendaknya ia mengerjakan shalat tersebut tatkala dia ingat dan tidak ada kafarat (penebus) atas kesalahan tersebut kecuali dengan cara melakukannya (tatkala dia ingat atau bangun).” (Hadits Riwayat Al-Bukhฤri dan Muslim)
Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini. Wallahu Ta’ala A’lam. Semoga kita diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bimbingan, taufik, dan inayah-Nya supaya kita istiqamah di atas sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
ุณูุจูุญูุงูููู ุงููููููู
ูู ููุจูุญูู
ูุฏููู ุฃูุดูููุฏู ุฃููู ูููุง ุฅููููฐูู ุฅููููุง ุฃูููุชู
ุฃูุณูุชูุบูููุฑููู ููุฃูุชููุจู ุฅูููููููุ ููุจูุงูููููู ุงูุชูููููููู ููุงููููุฏูุงููุฉ
InSyaaAllah Berlanjut
ููุตููููู ุงูููููู ุนูููู ููุจููููููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ููุนูููู ุขูููู ููุตูุญูุจููู ุฃูุฌูู
ูุนููููู
ููุงูุณููููุงู
ู ุนูููููููู
ู ููุฑูุญูู
ูุฉู ุงูููููู ููุจูุฑูููุงุชููู
Halaqah sebelumnya, klik disini
Halaqah selanjutnya, klik disini